"Eh, kalian tau nggak? katanya hari ini ada murid baru." ujar Ara. aku mengangkat kepalaku yang sedari tadi melihat Hp.
Murid baru hm?
"Nggak tau tuh, emang kelas berapa? Cowok apa cewek?" tanyaku kepada Ara.
"Kok elo nggak tau sih? kan katanya dia sekelas sama elo?"
Aku mengernyit bingung mendengar pertanyaan Nana. Murid baru? Di kelasku? Kok aku nggak liat sih?
"Gue nggak tau tuh, kebetulan tadi gue telat 15 menit masuk ke kelas, dan kalian tau kan gue nggak deket sama teman kelas gue, jadi yaa.. Gitu deh." ujarku sambil mengangkat bahu acuh tak acuh sama anak baru itu.
Ohh yaa, saat ini kami sedang berada di kantin. Dan Rein kembali duduk bersama kami. Aneh sekali anak ini, akhir-akhir ini tiap jam istirahat dia selalu aja bergabung di meja kami.
Bukannya aku nggak suka dengan keberadaannya, justru aku sangat suka. Hanya aja pasti selalu ada hal yang Rein lakukan untuk Rara.
Aku jadi takut kalau Rein menyukai Rara, dan yang paling ku takutkan adalah jika Rara juga menyukai Rein.
Huh, membayangkannya aja udah buat hatiku seperti di tusuk ribuan jarum. Nyeri euy.
Kareelll!!
Ya tuhann!! Ganteng banget sih?!
Jadi pacar gue dongg!
Suasana kantin yang tadinya tenang mendadak menjadi rusuh.
Para perempuan alay yang berada di kantin pada berteriak nggak jelas dan kantin yang tadinya lenggang sekarang menjadi padat.
Aku dan para sahabatku memperhatikan pintu masuk kantin. Di sanalah sumber kerumunan para manusia alay. Tiba-tiba dari kerumunan alay itu keluar satu cowok yang mukanya bak dewa yunani.
Ganteng njir!
Cowok itu berjalan kearah ku.
Tunggu.
Bukan ke arahku.
Tapi ke.. Rara?
Ku lihat muka Rara memucat, aku memandang bingung ke arahnya. Bukan hanya aku, tapi juga para sahabatku dan tentunya semua orang yang berada di kantin.
"Haii Ra! Dari tadi aku nyari kamu tau nggak?" ujar cowok itu. Rara diam nggak berkutik dan mukanya semakin memucat.
Aku semakin bingung.
Anak ini mengenal Rara?
Setauku Rara termasuk orang yang susah bergaul, apalagi sama cowok.
"Lo.. Kenal sama Rara?"
Tanyaku kepada cowok itu. Dia tersenyum ke arahku.Anjir, senyumnya manis banget, meleleh nih meleleh!
"Iya, gue kenal sama Rara. Rara kan-"
"Temen gue! Dia teman gue!" potong Rara cepat.
Aku dan sahabatku yang lain hanya mangut-mangut saja. Sebenarnya aku kurang percaya dengan ucapan Rara. Hey, aku nggak sebodoh itu. Aku cukup peka untuk melihat binaran berbeda di mata cowok itu untuk Rara.
"Ohh gitu, ngomong-ngomong, nama lo siapa?" tanya Nana. Iya ya, dari tadi kami belum tau nama cowok ini.
Cowok yang-belum-di-tau-namanya itu mengambil kursi lalu menarohnya di samping Rara dan duduk manis di sana. Kebetulan Rara memang duduk di ujung.
"Nama gue Karel. Karel Devian Vinston." ujarnya.
Hm, Karel ya? Nama yang bagus.
"Gue Erzan, ini Amy pacar gue." ucap Erzan memperkenalkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan
Non-Fiction(Done editing at 21 Juni 2017) Ini cerita tentang Ainun Keana Brave. Si gadis polos dengan segala kecerobohannya. Ini juga cerita tentang Rein Adelson Parker. Si Mr. Es batu dengan muka datar kayak papan triplek. Penasaran dengan mereka berdua? Chek...