Tanpamu.

1K 62 5
                                    

Amy POV

Sudah sebulan Ayi pergi dari kehidupan kami. Seperti perkataannya, dia benar-benar menghilang dari hidup kami. Semua sosmednya nggak ada yang aktif, bahkan nomor handponenya pun begitu.

Kami benar-benar kehilangan sosok ceria Ayi. Bahkan kami nggak tau dia sedang berada di belahan dunia mana sekarang. Aku sangat-sangat-sangat merindukan si ceroboh itu.

"Kok ngelamun?" suara Erzan membuatku tersentak kaget. Aku memasang tampang bodoh, dan mereka semua memasang tampang bingung.

"Lagi kangen Ayi." ujarku sambil tersenyum kecut. Wajah mereka semua berubah menjadi sendu. Selalu seperti ini jika salah satu di antara kami mulai menyinggung Ayi.

"Udah kak, kalian semua harus ikhlasin kak Ayi dan berdoa supaya dia bisa sukses dan cepat pulang. Meskipun aku belum pernah ketemu sama kak Ayi, aku yakin dia pasti anak yang baik. Buktinya kalian sampe segininya." ujar Rika panjang Lebar. Aku hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.

Rika adalah pacar Randi. Dia adalah adik kelas kami. Pertemuan Rika dan Randi bisa di bilang cukup aneh.

Saat itu kami semua sedang makan di kantin. Randi berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah ibu kantin untuk memesan minuman lagi. Saat sedang berjalan, tiba-tiba ada seorang cewek yang memeluk Randi dari belakang. Kami semua yang melihat adegan itu menyerngit bingung, pasalnya Randi belum pernah dekat dengan perempuan.

"Kak Rio, aku kangen." ujar cewek itu. Randi memutar badannya menghadap cewek itu, seketika wajah cewek itu memerah. Mungkin dia malu.

"Ehh.. Sorry Kak, aku kira tadi kakak itu kakak sepupu aku. Sorry sekali lagi kak." ujar cewek itu terbata-bata. Sedangkan Randi hanya memandang dingin ke arahnya, dia memang seperti itu kepada perempuan.

"Nama aku Rika, nama kakak?" ujar cewek itu yang bernama Rika. Randi bahkan belum berbicara sama sekali.

"Randi." Randi berucap datar lalu melenggang pergi melanjutkan tujuan utamanya tadi.

Dapat ku dengar Rika yang berdecak kagum lalu beranjak dari tempatnya, mungkin dia kagum dengan sifat dingin Randi.

Setelah insiden kecil itu Randi dan Rika sering bertemu secara tidak sengaja. Dan siapa sangka mereka kini sudah menjalin sebuah hubungan?

"Ehh.. Lo pada tau nggak sih kalau akhir-akhir ini Rein kelihatan kalut banget." Randi berujar dengan tampang serius. Kami semua menggelengkan kepala. Toh hanya Randi yang sekelas dengan Rein. Jadi kami nggak tau sama sekali tentang Rein. Rein bahkan nggak pernah terlihat lagi di kantin saat istirahat seperti ini.

"Dia kelihatan nggak terurus banget tau nggak? Ini terjadi semenjak 1 minggu kepergian Ayi." Randi mulai menjelaskan lagi.

"Udahlah, nggak usah bahas dia." ujar Nana malas. Dia memang terlihat kesal dengan Rein.

Kami mulai bercerita apa saja sambil menunggu bel masuk berbunyi. Saat Winiy tengah heboh-hebohnya bercerita tentang kucing tetangganya yang sangat nakal, ada seseorang yang memotong ucapannya.

"Boleh gabung nggal?" ujar orang itu yang ternyata adalah Rein. Aku memperhatikannya, benar kata Randi. Dia terlihat kalut dan sangat nggak terurus, dan mungkin sedikit lebih kurus.

"Gabung aja." ujar Mika, karna sedari tadi belum ada yang bersuara. Mungkin mereka masih terpaku melihat penampilan Rein yang sangat semrawut.

Rein tersenyum lalu mengambil tempat di samping Randi.

"Lama banget ya, gue nggak kumpul lagi sama kalian." ujar Rein dengan sebuah senyum tulus di bibirnya. Kami semua memandang bingung ke arahnya.

"Gue pengen minta maaf soal Ayi, gue tau gue bodoh karna mempermainkan perasaan tulusnya. Gue menyesal, sangat menyesal. Gue harap gue bisa jadi teman dekat kalian lagi, seperti dulu." ujar Rein sambil menundukkan kepalanya. Kami semua saling bertatap-tatappan. Kalau aku sih sudah memaafkan Rein. Dan juga aku melihat dengan jelas adanya rasa menyesal di dalam mata Rein.

Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang