Dimana? (Rein POV)

1K 67 1
                                    

Kotak apa ini.. Ayi?

Perlahan tapi pasti aku mulai membuka kotak itu.

Dan isinya adalah... Gelang?

Tunggu, aku seperti pernah melihat gelang ini? Di mana yaa?

Ah! Ya! Aku ingat, ini adalah gelang yang Ayi pernah berikan padaku lalu aku ehm membuangnya. Huh.. Aku sangat menyesal mengingat saat-saat itu. 

Saat aku mengangkat gelang itu, aku melihat sebuah kertas di bawahnya. Karna aku penasaran, akhirnya aku membuka kertas itu.

Dan itu adalah sebuah... Surat.

Dear Rein.

Haii! Pasti saat lo baca surat ini lo udah bahagia kan? Lo pasti udah bahagia karna gue udah nggak ada lagi di hidup lo. Tanpa lo bilang pun, gue udah tau.

Oh ya, pasti lo bingung kenapa gelang yang waktu itu lo buang bisa ada di situ. Hehehe, waktu itu gue ambil lagi gelangnya pas semua orang udah pulang. Tangan gue bau banget waktu itu karna garuk-garuk sampah depan kelas elo.

Tapi demi dapetin tuh gelang gue tetep aja ngorek tuh sampah sambil ngerapal dalam hati 'kuat Ay, kuat Ay' eh 'Ay' itu Ayi yah, bukan Ayang. Sapa tau lo ke geeran. Atau kayaknya gue yang kegeeran yah lo bakal mikir gitu? Hehehe.

Okeoke. Serius,

Tujuan gue nulis surat ini adalah untuk berterimakasih.

Gue pengen berterimakasih karna lo udah kasih kesempatan ke gue biar bisa ngenal lo lebih jauh selama dua bulan, meskipun akhirnya gue tau bahwa tujuan elo itu cuman buat balas dendam.

Gue sakit hati? Itu pasti. Siapa sih yang nggak sakit hati di gituin sama orang yang di cinta? Udahlah, udah nggak penting juga.

Yang penting itu lo jangan buang lagi tuh gelang yaa! Dan yang penting juga itu, hidup lo bakalan tenang karna gue udah nggak ada lagi di sekitar elo. Yeaayy!

Gue tau lo udah bahagia tanpa gue. Dan semoga elo tetep bahagia sampai kapanpun, karna gue ikut bahagia kalau lo bahagia.

With Love,

HeartBreakGirl.
(AinunKeanaBrave)

Nggak Ayi! Kamu salah! Aku nggak bahagia tanpa kamu! Aku nggak akan pernah bahagia tanpa kamu sayang!

Kamu di mana?

*

Kami—aku dan anak-anak lain—sudah selesai berlibur, dan kami sudah mendaftar di universitas yang sama meskipun beda jurusan.

Hari ini aku free dan hari ini aku memutuskan untuk mencari Ayi, aku akan mencarinya walaupun dia sedang berada di ujung dunia sekalipun. aku nggak bisa hidup tanpa dia. Sumpah, aku nggak bisa.

Pencarian pertama adalah di rumah orang tua Ayi. Aku akan mengorek infomasi dari mereka, siapa tau ada sesuatu yang aku dan para sahabat Ayi—yang juga sahabatku—nggak tahu. Yah.. Semoga saja ada.

Aku mulai mengendarai mobilku ke arah rumah Ayi, dan nggak sampai setengah jam kini aku sudah berada di depan rumah orang tua Ayi.

Aku mengumpulkan keberanianku lalu mulai mengetuk pintu.

Tok..tok..tok..

Ada suara langkah kaki orang berjalan lalu pintu terbuka. Kini di hadapanku sudah berdiri seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik. Dia tersenyum sendu ke arahku yang ku balas dengan senyuman canggung.

"Nak Rein.. Ngapain ke sini? Ayo masuk." Bunda Ayi menyingkir dari depan pintu untuk membiarkanku lewat. Aku mulai mengikuti Bunda Ayi menuju ke ruang tamu.

Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang