1

24 1 0
                                    

( 4 bulan kemudian )

"Chouuuu! Chou Kristine! Hei! Jangan bengong!", teriak Azura sambil melambaikan tangan di depan wajahku.

"Huh? Iya? Tadi kau bilang apa?" kataku sambil menunjukkan wajah kosongku.

"Huh dasar! Mulai lagi deh si Chou, bengong terus.. Mikirin apa sih? Kayaknya penting amat buat dipikirin?" tanya Azura sambil mendengus.

"Ya biasa lah, pasti mikirin itu" kata Vena, sambil memakan bekal yang ia bawa dari rumah.

Ya, benar apa yang dikatakan Vena. Aku memikirkan itu.
Hal yang membuatku terpuruk dan galau selama 4 bulan ini.
Hal yang membuatku menyerah dalam bernyanyi.
Hal yang membuatku takut untuk mengeluarkan suaraku seperti dulu lagi.
Hal yang membuatku tidak lagi percaya bahwa cinta itu ada.

"Astaga Chou, sudah 4 bulan loh dan kau masi memikirkannya? Ckck, sudahlah! Lupakan saja senior hati es itu! Lihat, si brengsek itu saja sudah dekat sama si Claudia, teman seangkatannya!" kata Azura sambil menunjuk ke arah kantin.

Aku melihat ke arah yang ditunjuk Azur dan terlihatlah, 2 orang yang sekarang ini sedang di gosipkan dekat dan sebentar lagi akan pacaran. Stuart dan Claudia.
Aku ingat sekali waktu itu, saat Stuart sedang duduk berdua dengan Claudia, dan ia bilang mereka hanya teman.
Cih, 'teman'.

"Iya Chou, lupakanlah si hati es itu.. Sampai se parah itu kah sampai kau menyerah dalam bernyanyi?" tanya Vena dengan tatapan serius

"Ia bilang.. suaraku tidak bagus, aku tidak-"

"EISH! Kau ini ya! Suara mu itu bagus! Pelatih kita saja sampai memuji mu loh! Masa dengan omongan satu orang kau jadi seperti ini sih" kata Azura yang gemas padaku sambil berpura pura mau memukulku.

"Iya, jangan biarkan ia menjadi batu sandungan dalam hal yang sangat kau sukai.. kau suka bernyanyi kan?" tanya Vena

Bernyanyi?
Dulu aku sangat menyukai nya. Aku, Azura dan Vena selalu bernyanyi bersama dan masuk ke dalam choir sekolah. Aku juga sangat giat melatih suaraku.
Namun, sekarang...
Apakah aku masih suka bernyanyi?

"Aku.. aku memang suka bernyanyi dulu, tapi-"

"YOSH! Sudah diputuskan! Kau, Chou Kristine, akan ikut bergabung kembali dalam choir sekolah kita dan akan ikut dalam lomba choir mendatang" kata Azura bersemangat

" Hah? Eh? Tunggu aku-"

"Ide bagus! Ide bagus! Kita bertiga akan mengikuti lomba seperti dulu lagi, aku sangat senang!" kata Vena memotong ucapanku, sambil bertepuk tangan, sangking bahagianya.
Mereka berdua memang suka memotong kalimatku.

"Tapi suaraku, suaraku jelek... aku takut menghancurkan choir ini.." kataku panik

"Heish.. percayalah pada kami, suaramu bagus Chou, dan kita berdua bisa mengatakan ini karena kami berdua yang menemanimu bernyanyi selama ini" kata Azura menenangkanku

Aku pun berpikir sejenak.
Apakah ini keputusan yang baik? Untuk bernyanyi kembali?

'Kemampan bernyanyimu tidak sebagus yang kau kira!'
'Jangan bermuluk muluk'
'Semua itu bohong, chou'

Kalimatnya selalu terngiang di kepalaku. Bagaikan mantra sihir yang tidak bisa lepas dari ingatanku.
Tidak.
Aku harus melawan ini.
Aku harus mencoba kembali.
Aku tidak boleh begini terus, aku harus melupakannya.
Mencoba kembali tentu tidak menyakitkan, kan?

"Baiklah, aku akan mencoba kembali.. kalau suaraku memang seburuk itu, aku akan keluar." kataku sambil menghela nafas.

"YEAAAY"
teriak Azura dan Vena sambil memelukku.

"Ugh, guys.. Kalian berat.. jangan memelukku seperti ini!" kataku sambil mencoba melepaskan diri dari pelukan mereka.
Mereka pun melepaskan pelukan mereka dan tertawa kecil.

"Habis kami terlalu senang! Oh ya, kalian sudah tau belum? Kalau akan ada coach choir baru" kata Azura memulai gerak gerik nya bila ingin bergosip.

"Hah? Coach baru? Bukankah kita sudah punya coach? Ko Ando?" kata Vena shock.

"Iya, aku dengar-dengar sih pembimbing kita memanggil coach baru buat membantu kita persiapan lomba dan katanya sih coach baru itu masih agak muda dan ia berencana akan mengetes ulang kita semua" kata Azura

Mengetes ulang?
"Tunggu? Tes ulang? Jadi kita harus bernyanyi satu satu? Seperti tes suara?"

"Sepertinya sih begitu tapi entahlah" kata Azura lagi

"Oh, sepertinya aku tau siapa... dia yang kemarin datang menemui bu Velma bukan?" kata Vena sambil mengingat ingat.

"Iya! Yang itu!" kata Azura
"Hmmm, well, lumayan sih, not bad lah" kata Vena sambil sedikit tersenyum.

Aku tidak terlalu peduli atau gugul dengan bagaimana dengan wajah atau penampilan coach baru itu. Aku lebih gugup dan takut pada tes yang akan dilakukan nanti.
Bagaimana jika suaraku tidak keluar?
Bagaimana jika memang suaraku seburuk yang dikatakan Stuart?
Tuhan, bantu aku...

-tbc in part2-

AU NOTE :

Hello readers😃
Ini adalah part pertama story "Sing For You" *tepuk tangan*
Maaf ya kalau menurut readers agak boring 😅
Tolong nantikan lanjutannya yaa😉
Please comment on my story😊
Thank you and laff 💕💕
-minionsopran

Sing For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang