1

1.5K 93 1
                                    

" ia hanya seorang anak perempuan, yang tumbuh dengan cantik dan memiliki masa depan yang cerah."

Author's pov

   Balutan dress merah menjuntai kebawah dengan indah, dengan rambut hitam yang terkuncir rapih anak itu berlari dengan gembira menuju ibunya dan menggenggam tangan milik ibunya. Perayaan hari ulang tahunya yang ketiga itu sungguh ramai, banyak keluarga dari orangtuanya datang kesana untuk merayakan ulang tahun putri mereka satu-satunya. Pesta dirayakan dengan meriah untuk putri semata wayangnya yang baru menginjak 3 tahun.dan bukan sembarang orang yang datang menghadiri acara ini.

    "Ucapkan terimakasih pada Ms.clarice, Kenneth."

  "Te-terimakasih."  Jawab anak gadis itu dengan malu sambil menerima bungkusan kado dari perempuan tersebut lalu menaruhnya ditumpukan kado yang sekarang sudah seperti gunung yang siap meletus.

  Merasa bosan dengan teman-teman ibunya, Kenneth memutuskan untuk membaur bersama teman-teman lainya, ia cukup ceria dan bersemangat oleh karna itu ia cepat membaur pada sesama. Kenneth tumbuh dikalangan keluarga yang kaya raya, orangtuanya miliader. Tumbuh di Inggris sebagai pemegang perusahaan terbesar pertama dinegaranya.

   "Hei, bagaimana jika kita bermain dihalaman belakang?" Usul salah satu anak lelaki diantaranya.

  Semua setuju, mereka semua berhamburan menuju halaman belakang yang sangat luas dengan hamparan rumput hijau disana, dekorasi ulang tahun ditata rapih sedemikian rupa disana menambah suasana semakin indah. Semua asyik bermain, sampai Kenneth melihat disudut taman ada seorang lelaki yang duduk diayunan hanya diam melihat teman-temanya asyik bermain. Merasa kasihan, gadis itupun menghampirinya.

   "Siapa namamu?"

Anak lelaki itu mendongak melihat wajah gadis tersebut "Cameron, dan kau?"

  "Kenneth."

Anak lelaki itu seperti lebih tua daripada Kenneth karna tubuhnya yang cukup tinggi untuk ukuran anak-anak disekitar sini.

Anak lelaki itu memperhatikan wajah gadis tersebut dengan seksama, Kenneth mengambil posisi disebelah Cameron dan bergabung duduk bersamanya, sesekali mengayunkan ayunanya dengan pelan "Jadi, mengapa kau tidak bermain bersama?"

"Aku-aku tidak suka keramaian."

"Lalu, kenapa kau disini?"

Anak lelaki itu menoleh tajam kearah Kenneth "Entah, um-aku harus pergi."

  Dengan itu, anak lelaki itu berdiri dan berlari menuju gerbang belakang rumahnya "Hei, tunggu!" Kenneth berlari mengejarnya, sampai didepan gerbang ia tak tahu kemana arah yang harus ia lalui untuk menemukan Cameron karna tiba-tiba saja lelali itu menghilang tanpa jejak.

  "Hai, anak manis." Seorang lelaki tinggi secara tiba-tiba berdiri dihadapanya dengan senyuman licik.

   "Apakah kau mau permen?" Lelaki tersebut memberinya permen, gadis itu ragu akan menerimanya. Ia mundur selangkah demi selangkah namun lelaki itu maju selangkah demi selangkah.

  "Tenang saja gadis kecil, aku tak akan menyakitimu." Ujarnya dengan suara yang menyeramkan, dengan sigap ia meraih bahu Kenneth dan membopongnya serta menutup mulutnya dengan kain berisi obat pingsan, dalam beberapa detik kemudian Kenneth mulai menutup matanya.

   "Kau akan aman, Kenneth."

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

So ya! Wdyt about this story?

Next, Yay or Nay?

*keep vomment guys, so i can make faster for Chapt2 ;)

-Lauren















   

Kenneth [HS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang