16

359 66 4
                                    

~eta terangkanlah~








Kenneth's pov

Aku terkejut bukan main saat tiba tiba suara kencang bagaikan petasan masuk kedalam telingaku, mengganggu tidur nyenyakku.

Hal pertama yang kudapati saat aku membuka kedua mataku adalah sosok tinggi dari kejauhan yang tengah menatapku.

Aku membuka mataku dengan benar, sinar matahari mengganggu penglihatanku, apakah sudah pagi?

Sosok tinggi itu rupanya adalah Harry,

Ia menghampiriku dengan tatapan tajamnya, entahlah kurasa ia sedang marah tanpa alasan yang jelas.

"Jika kau ingin memarahiku tentang sikapku yang selalu telat bangun pagi, lebih baik kau simpan semua itu saat aku sudah benar benar ingin bangun."

Ia Harry, berbeda dengan Justin yang menjadi salah satu hal favoritku jika ia selalu memarahiku tiap pagi akibat kebiasaan burukku.

Aku membalikkan badan ke sisi lain membelakangi Harry, ugh sofa ini sangat nyaman membuatku tak ingin melepaskan tubuhku dari sofa ini.

Kudengar Harry dibelakangku membuang nafas kasar.

"Kau.."

Aku bergumam.

"Kau..." dia mengulangnya.

"Aku Chloe."

"KAU MEMBUAT APARTEMENKU MENJADI KAPAL PECAH!" Aku reflek membuka kedua mataku begitu mendengar suaranya yang meledak tiba tiba.

Aku bisa menebak dada nya naik turun menahan emosi, walau aku tidak melihatnya langsung.

Aku berdecak, membalikkan badanku kesamping menatap nya yang masih berdiri ditepi sofa menatapku dengan api yang berkobar dikedua bola mata nya.

Aku menguap dan merenggangkan tubuhku yang pegal akibat semalaman menonton film.

Akhirnya aku bangun dari tidurku, menggaruk kepalaku sembari melihat kesekeliling.

Benar juga, apa yang telah kuperbuat semalam?

Anehnya, aku tidak ingat.

Kurasa penyebabnya adalah minuman berbau anggur yang semalam kuminum, setelah meminum minuman tersebut aku tak mengingat satu hal pun yang kulakukan semalam sehingga membuat apartemen Harry menjadi semengerikan ini.

"Aku memerlukan alasanmu, mengapa kau menghancurkan apartemenku?"

Ia meninggalkanku, aku mengikuti arah kemana ia pergi menggunakan bola mataku.

Ia menuju dapur dan mulai menggaruk garuk kepalanya frustasi, aku menggugit bibir bawahku.

"Um..., aku tidak ingat apapun."

Ia tertawa.

"Bagaimana bisa kau tidak mengingat apapun? Kecuali jika kau meminum-"

Perkataanya berhenti setelah pandanganya menangkap sebuah botol diatas meja pantry yang isinya kosong.

Ia mengambil botol tersebut dan berjalan dengan perlahan mendekatiku,

"Apa kau yang melakukan ini?"

"Melakukan apa?"

"Kau meminum ini?"

"Entahlah, Ada banyak botol yang kuminum semalam."

"Shit."

Ia mengerang dengan kencang membuatku sedikit terkejut.

"Memangnya kenapa? Itu hanya sebuah minuman."

Kenneth [HS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang