5

588 64 1
                                    

Harry's pov

Cameron memasuki ruang makan dengan piyama payahnya, ia berjalan dengan malas sambil mengusap matanya yang kelihatanya baru saja bangun dari tidur nyenyaknya. Aku bahkan tak dapat tidur nyenyak semalam, semua masalah didalam hidupku begitu rumit, sehingga begitu sulit untuk meluruskanya seperti sedia kala.

"Harry, apa yang kau lakukan?" Aku mendongakan kepalaku menatapnya tajam.

"Menurutmu aku sedang apa?"

"Memakan serealku."

Ia menatapku seolah-olah tak percaya aku sedang memakan serealnya yang kemarin baru saja aku berkata bahwa makanan ini tak layak. Tapi aku tak perduli, pagi ini aku sungguh lapar dan hanya makanan payah ini yang kutemukan dirumah ini. Cameron tidak pernah berubah, sifatnya yang kekanakan masih melekat didalam dirinya. Umurnya bahkan sudah 20 tahun dan ia masih melakukan hal kekanakan lainya seperti menonton cartoon bodoh dan mengoleksi makanan anak-anak.

"Ya, aku memakan serealmu."

Ia mengerjapkan matanya, berbalik mengambil mangkuk dan bergabung bersamaku "itu bagus." Ujarnya tanpa menatapku.

"Aku memakanya karna terpaksa." Aku meminum susu Vanilla hangat buatanku sendiri.

Ia melihatku dengan seksama, oh ayolah ada apa denganya?

"Berhenti menatapku seperti itu."

"Seperti apa?"

Aku menggeram, mengapa ia sangat menjengkelkan? Merasa kesal aku memutuskan mengangkat bokongku sebelum pertengkaran hebat terjadi diantara kami.

°°°°

"Styles!" Aku memejamkan mataku ketika mendengar namaku dikumandangkan dengan keras. Membuka mataku, aku melihat Mr.willson memandangku tajam seolah aku adalah musuh terbesarnya. Kenyataanya memang begitu.

"Apa ada alasan lagi yang ingin kau buat sekarang? Mengapa kau tidak masuk kelasku kemarin? Dan dimana tugasmu sekarang?" Dengan kacamata yang bertengger dihidung panjangnya serta tanganya yang ia lipat didepan dada membuatku sangat muak, Ia mungkin sudah sangat muak dengan sikapku sekarang, aku tak perduli lagipula aku memang tak pernah masuk kuliah jika hanya ada tugas yang sangat teramat penting bagiku, selebihnya untuk apa masuk?

Aku menyambar tas ranselku dan berjalan malas kedepan kelas menghampirinya, sesampainya dihadapanya aku menatapnya sengit. Menaruh tugas sialan diatas mejanya dan kembali menatapnya "sudah kukerjakan. terserah padamu jika tidak ingin memberi nilai, aku tak membutuhkanya." Dengan itu aku berbalik pergi meninggalkan kelas.

Aku melangkahkan kakiku menuju Basement dan tak sengajak bertemu dengan perempuan berambut coklat Brunette. Cassie, ia adalah kekasihku-oh bukan, aku tak pernah menganggpnya kekasihku ia hanyalah pelarianku dari semua masalahku. Ia adalah wanita pengiburku lebih tepatnya. Aku menghembuskan nafas malas ketika ia menangkap mataku tengah menatapnya dan ia memberikan senyum terbaiknya.

Ia berlari kecil menghampiriku, aku menatapnya malas "mengapa kau ada disini? Bukankah kau seharusnya memasuki kelas Mr.willson?" Aku mengabaikanya.

"Harry, apa yang terjadi?" Ia menyamakan langkahku dengan mata yang masih menatapku dengan intens.

"Harry, kau mau kemana? Bolehkah-"

"Bisakah kau tidak menggangguku untuk kali ini?" Aku berhenti dan menatapnya sengit dan kembali melangkah.

"Harry tunggu, kau mau kemana?"

"Bukan urusanmu." Kemudian kudengar langkah kakinya terhenti.

Kenneth [HS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang