13

349 65 1
                                    

"Bagiku ia adalah gadis yang periang, namun siapa yang tahu bahwa didalamnya ia begitu rapuh dan sendirian, tersesat dan tak ingat jalan kembali pulang." -H


kenneth's POV

"Bangunlah, pemalas."

kata pertama yang kudengar ketika membuka kedua mataku, setelah berhasil membuka kelopak mataku dengan benar aku mendongak melihat wajah seseorang yang kukenal.

ketika aku menggerakkan sisi tubuh kananku, aku merasakan sakit yang luar biasa bukan hanya badan sebelah kananku melainkan sekujur tubuhku sangat sakit.

ah aku lupa, akibat kejadian semalam yang begitu emosional, aku memutuskan untuk tidur disini. aku begitu kacau untuk kembali ke apartemen Justin.

aku meringis setelah berhasil duduk, Harry tengah berdiri tepat dihadapanku dengan tangan yang terkepal.

aku mendongak menatapnya,

"Apa yang kau lakukan?"

ia hanya menatapku dengan wajah yang sulit untuk kutebak.

"Bagaimana kau bisa ada disini?"

ia masih menatapku dengan tatapan yang sama.

mengapa ia melihatku seperti itu? apa aku terlihat sangat buruk sekarang? sudah kuduga. mataku pasti membengkak akibat menangis semalaman,

Justin pernah berkata, menangis terlalu lama tidak baik untukmu kau hanya membuang buang tenaga dan hanya membuat wajahmu terlihat jelek.

Well, dia ada benarnya.

Ah, lelaki itu. apa yang sedang ia lakukan sekarang bersama Cassie? ah! untuk apa juga aku harus memikirkan mereka berdua, hanya akan membuatku menangis lebih banyak lagi.

"Hei, bodoh. sudah puas melamun nya?"

aku kembali mendongak, memandangnya yang sangat tinggi membuat kepalaku tambah sakit jadi kuputuskan untuk berdiri.

Walupun aku berdiri, sama saja aku tetap mendongakkan kepalaku karna tubuhnya terlalu tinggi dari ukuran tubuhku.

aku ingin berkomentar, namun ia sudah lebih dulu mengeluarkan suara lagi,

"Pakai ini, udara disini sangat dingin dan kau bodoh dengan hanya memakai kaus setipis itu, apa kau mau mati kedinginan?"

Harry memberiku jaket denim miliknya, udara disini memang sangat dingin terlebih semalam, yah aku dapat menahanya karna aku perempuan kuat, bukan? dan kurasa ini masih terlalu pagi untuk membangunkan orang yang sedang tidur.

Aku mengambilnya dan memakainya dengan asal,

"Apa kau tidak dapat memakai jaket dengan benar? bodoh." komentarnya.

tanganya terulur membenarkan jaket yang kukenakan asal di tubuhku.

setelah beres, ia memandangku dengan tajam kemudian menghela nafas.

"Lain kali, jika kau ingin bunuh diri jangan seperti ini caranya. kau dapat memintaku untuk membunuhmu dengan sangat cepat, sehingga kau tidak harus merasakan sakitnya."

Aku menautkan kedua alisku, aku benar benar tidak mengerti perkataanya. Terkadang Harry memang manusia yang sulit untuk dimengerti.

"Apa-"

"Ikut aku sebelum aku mendapat beberapa cacian dari majikanmu."
























Harry mengantarkanku kedepan pintu apartemen milik Justin, aku meremas ujung jaket denim milik Harry yang kebesaran ini dengan kuat.

Aku masih tidak ingin melihat wajahnya, memori semalam ketika aku melihatnya dengan Cassie masih terputar jelas bagaikan kaset favoritku.

Kenneth [HS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang