3

670 76 2
                                    

"Alien pertama yang datang, dan ia terlihat... Persis seperti diriku."


Kenneth's POV

suara ketukan kemarin selalu saja menjadi misteri bagiku, apakah ada alien yang menemukan keberadaanku selain John? ataukah itu John? tidak, tidak mungkin jika John karna aku tahu ia sedang memberi kejutan-kejutan lain pada kembaran-kembaranku yang lain diluar sana. setidaknya itu yang selalu ia katakan sejak dulu padaku.

aku mulai merapikan tempat tidurku dengan rapih dan menuju meja untuk membuat sarapan pagi. Pagi ini hujan mulai turun, aku melihatnya melalui jendela kotak yang ada diatap, bagaimana bisa air turun secara cuma-cuma? bukankah seharusnya air hanya turun dari kloset, Bathub dan wastafel? mengapa awan bisa mengeluarkan air? selesai memakan panekuk ku, aku mencuci piringku dan melepas seluruh pakaianku dan merendam tubuhku kedalam Bathub. terkadang ini adalah hal kesukaanku, tetapi jika tubuhku sedang luka itu akan terasa sakit jika terkena air.

Aku melakukan hal-hal seperti ini, selalu, setiap hari. dan itu terus-menerus terulang. aku sangat ingin keluar dari pintu besi ini, sangat. entah bagaimana caranya. padahal setiap hari aku selalu berteriak melalui saluran udara untuk meminta pertolongan dari alien lain atau makhluk dari planet lain yang mendengar suaraku. tapi itu tidak berhasil. aku ingin tahu bagaimana keadaan diluar sana, mengapa John mengurungku disini, apa alasanya?

aku yakin, suatu hari aku dapat keluar dari sini, alien pasti akan menemukanku disini dan membebaskanku.

Cameron's POV

"aku akan pergi keluar kota dalam waktu 2 minggu, kau tak apa jika kutinggal?"

Aku tertawa meremehkan "kau tenang saja, aku bukanlah seorang anak kecil lagi."

"kau bisa menjaga perempuan itu kan? ia sangat penting melebihi apapun, kau tahu?" aku mendongakan kepalaku melihat wajahnya yang datar. Seolah ucapan sebelumnya bukan bermaksud ia mengkhawatirkanku, tetapi tentu saja perempuan didalam basement tersebut. Mengapa ia sangat mementingkan perempuan itu ketimbang anaknya sendiri?

"Apa alasanya kau mengurungnya? apa kau tidak takut jika ia mati? ia bisa saja bunuh diri didalam sana."

"ia tidak tahu hal seperti itu, aku tak menaruh benda tajam didalam sana."

"lantas apa niatanmu mengurungnya didalam sana? aku tidak mengerti."

Dad menghela nafas berat dan memandangku, raut rasa bersalah tergambar jelas diwajahnya, ia bukan orang jahat, kan? "ini belum saatnya kau mengetahuinya." ia memberi jeda disana,

"jadi, selama 2 minggu ini jangan lupa kirimkan beberapa makanan untuknya. kau bisa membelinya di supermarket. jika kau tak tahu barang apa saja yang akan kaubeli, kau tanyakan saja dia. kuharap kau bisa menjaganya dengan baik."

setelah itu, dia pergi dari kamarku meninggalkan beribu-ribu pertanyaan. Dad bukanlah orang yang jahat, ia hanya- aku tidak tahu. Perempuan itu setahuku adalah anak dari seorang milliader, tepatnya ayah dari anak itu adalah teman dari Dad, tapi kenapa Dad menculiknya? apa ada rasa kesal padanya? kurang lebih sudah 15 tahun ia hidup didalam sebuah kamar yang hanya sekotak itu, aku tak bisa membayangkanya. terkadang akupun kasihan denganya, namun aku memang tak mau mencampuri urusan Dad.

Malamnya, Dad pergi meninggalkan rumah selama 2 minggu, aku pergi kesupermarket untuk membeli makanan dan keperluan perempuan lainya. jujur ini sangat memalukan, maksudku aku adalah laki-laki dan aku pergi ketempat perempuan untuk membeli macam-macam barang perempuan lainya. ini semua hanya untuknya.

Setelah itu, aku kembali kerumah dan memberi bungkusan ini untuknya. aku menuliskan password untuk membuka pintu besi ini, setelah pintu terbuka aku masuk dan ini kali pertamanya aku baru memasuki kamar ini lagi. Terakhir aku memasuki kamar ini kurasa sekitar berumur 10 tahun. ini sangat sempit, maksudku toilet, dapur, meja makan, tempat tidur, ruang tv bercampur jadi satu tanpa ada batas-batasnya. aku melihat sekeliling ruangan sampai aku melihat seorang perempuan dengan rambut hitam yang panjang sedang tidur diatas tempat tidur dengan tenang. aku menaruh belanjaanya diatas meja dan menghampirinya dengan pelan-pelan.

tebak apa yang pertama kali kurasakan? gadis ini sungguh cantik, ia terlihat damai dalam tidurnya, selama ini aku menyimpan seorang gadis cantik dirumah ini? tiba-tiba saja ia membuka mata secara perlahan dan melihatku, kami sama-sama terkejut, ia menjauhiku dengan terkekut.

"si-siapa kau?" Raut wajahnya yang sangat takut saat melihatku seolah aku akan memangsanya, apa aku terlihat begitu menyeramkan?

"Uh-aku..."

"apa kau alien?"

"Apa? tentu saja bukan. aku Cameron, uh aku membawa sekantung belanjaan untukmu."

"Oh." Gumamnya.

"Siapa namamu?" ia terlihat bingung setelah aku bertanya.

"Namaku?" Ulangnya.

"Ya, namamu."

"Apa itu nama?"

Aku tidak percaya ia tidak mengetahui apa itu nama, astaga apa yang terjadi dengan dirinya? Apa ia mengalami Amnesia? "Nama, seperti panggilan yang sering orang lain panggil ketika melihatmu."

"Doris, John sering memanggilku seperti itu." Aku memgangguk.

"Namamu?" Tanyanya dengan nada pelan.

"Cameron Dallas, panggil saja Cameron, Cam. Apapun yang kau suka."

Ia hanya tersenyum " jadi, Dari mana kau berasal? apa kau berasal dari planet lain?"

Apa yang ia bicarakan? "planet lain? aku-"

"CAMERON!!!"

Aku terkejut setelah mendengar teriakan dari luar, itu seperti Harry. gawat, ia tidak boleh tahu aku ada disini. Lebih baik aku pergi sebelum ia mengetahui semuanya "Aku harus pergi."

"Tunggu! kau harus-" aku tak memperdulikanya dan menutup pintu besi tersebut dengan cepat dan naik untuk bertemu denganya.

Aku melihat wajah Harry yang tampak kesal dari jendela "Dari mana saja kau? aku sudah milyaran kali memanggilmu diluar." omelnya, aku membukakan nya pintu untuknya dan mempersilahkanya masuk.

"Aku- um aku sedang tidur."

"Dan mengenakan sepatu lengkap dengan kaus kaki?" Ucapnya sembari melihat kedua kakiku, aku mengikuti arah pandanganya.

"Um ya, aku sangat lelah hari ini, jadi untuk apa kau kesini?" ia mengabaikanku menuju dapur, aku mengikutinya ia mengambil sekaleng coke dari dalam kulkas lalu meneguknya dengan cepat.

"Aku sedang bertengkar dengan kedua orangtuaku," aku menaikkan satu alisku bingung.

"Lalu?"

"Tidakkah kau mengerti, aku kesini untuk menginap." Ujarnya dengan membuang mukanya. Apa ia sedang berusaha menyembunyikan rona merah dipipinya?

"Oh-baiklah, tapi jika kau menginap disini kau tahu peraturanya bukan?"

"Ya ya tenang saja, aku tahu semua aturanya, sekarang bisakah aku pergi? Aku hanya membutuhkan tidur."

Aku melihatnya dengan pandangan getir, namun ia tak mengubrisnya dengan melangkah pergi dengan kaki dihentakan dengan keras seperti seorang anak kecil yang marah pada ayahnya karna tidak mendapat balon. Sejujurnya ini lucu, maksudku baru pertama kali ini Harry terlihat sangat malu didepanku setelah bertahun-tahun yang lalu. Dasar gengsi.




Aku menuju kamarku dan melepaskan pakaianku, menggantinya dengan baju tidurku. Menyalakan laptop dan bermain game online. sekelebat aku mengingat Doris, gadis itu sangat polos, maksudku ia bahkan menganggapku sebagai Alien, dan menuduhku datang dari planet lain. apa yang ia fikirkan? entah mengapa aku tertarik padanya. Tunggu-apa?

Apapun itu, aku tidak mau mencampuri urusan Dad, Doris adalah sebagian dari rencana payah Dad yang bahkan aku tidak tahu apa kegunaan atau keuntungan dari perempuan itu. Jadi, lupakan saja Cam, jika kau tidak ingin terlibat didalamnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

NEXT?

-Lauren

Kenneth [HS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang