Happy Reading Everyone~
****
Mila dan Rival tengah berada di perjalanan, keduanya pun bertukar cerita tentang masa kecil mereka yang mungkin sangat menyenangkan. ketika tengah asik mengobrol tiba-tiba ada yang menghentikan aktivitas mereka, ialah dering telepon Rival yang berbunyi dari saku celananya. Rival mengambil headset lalu memasangnya dan menjawab telponnya.
"Siapa?"
"Mamah" ucap Rival dengan gerakan mulut tanpa suara, Mila yang mengetahui mamahnya yang menelpon langsung menunjukkan muka badmood nya.
"Hallo mah, ada apa ya mah?" Rival membuka percakapan.
"Hallo sayang,,, mamah cuma mau tanya sama kamu, apa kamu tau Mila ada dimana? Mamah khawatir Val, dia belum pulang padahal udah jam segini. Mamah udah coba telpon dia dari tadi tapi hpnya gak aktif" ucap Lena (mamah Mila), memang terdengar nada khawatir dari ucapannya.
"Mamah tenang aja, Mila lagi sama aku sekarang katanya dia mau nginep dirumah aku mah" Rival mencoba menjelaskan agar mamahnya tidak khawatir.
"Syukurlah, tapi mamah minta tolong ya val... anterin Mila ke rumah mamah aja jangan ke rumah kamu"
"Emang kenapa mah?"
"Nanti aja pas kamu udah sampe, mamah dan papah udah buat sebuah keputusan Val" ucap Lena, sambil menghela nafas beberapa kali.
"Keputusan apa mah? Jangan bilang kalo..." rasa penasaran Rival timbul, ia sangat takut kedua orangtuanya mengambil keputusan yang tidak diinginkan. Mila yang mendengar ucapan nya pun menoleh kearahnya dengan ekspresi yang penuh dengan tanda tanya.
"Udah nanti aja sayang, kalian hati-hati dijalan ya"
Rival langsung menutup telponnya dan beralih menoleh ke arah Mila.
"Mamah ngomong apa, mas?"
"Mamah bilang, kamu suruh pulang ke rumah dulu de"
"Mau ngapain mas? Aku lagi males pulang ke rumah, bukan nya mereka juga udah gak peduli lagi sama aku" Mila bersuara sambil menunjukkan ekspresi datarnya.
"Kamu gak boleh ngomong gitu de, bagaimana pun sikap mereka pasti mereka sangat menyayangi dan peduli sama kamu... lebih baik kamu pulang dulu de, tadi mamah bilang soalnya mau ngomongin hal penting...." Rival berusaha memberi pengertian agar Mila tidak salah paham atas sikap kedua orangtuanya. Dan Mila hanya bisa menurut ucapan kakaknya.
•••••
Setelah menempuh perjalanan akhirnya keduanya pun sampai dirumah orangtua mereka. setelah turun dari mobil, Rival menggandeng Mila untuk masuk ke dalam Rumah dan disana sudah ada kedua orang tua mereka yang sama-sama menunjukkan ekspresi tegangnya.
"Malem pah, mah" Rival yang mengeluarkan suara. ia mengajak Mila untuk duduk di sofa.
"Akhirnya kalian sampe juga sayang..." ucap Lena mencoba tersenyum, meskipun sangat terlihat kedua matanya yang sembab.
"Kamu apa kabar, Val?" Ucap Ramon(papah Mila).
"Puji tuhan, baik Pah" ucap Rival.
"papah sama mamah gausah basa basi lagi, Mila udah cape! Mending langsung to the point aja. Tadi kata mas Rival mamah mau ngomong sesuatu" akhirnya Mila mengeluarkan suaranya setelah tadi hanya berdiam diri. sebenernya Mila tidak mau bersikap ketus kepada orangtuanya, tapi rasa kecewanya lah yang membuat Mila bersikap seperti ini.
kedua orangtuanya saling menatap, mereka bingung harus memulai ucapannya dari mana.
"Jadi gini..." Ramon memulai suaranya. "kita sudah mengambil keputusan yang menurut kita memang sudah jalannya" Ramon menghela nafas sangat susah untuk meneruskannya.
"Keputusan apa pah?" Mila sangat khawatir, karena firasat nya mengatakan kalo orangtuanya akan mengambil 'jalan itu' sejujurnya ia belum siap kalo misalkan apa yang ada dipikirannya sampai terjadi. Karena Mila sangat ingin orangtuanya ini bisa berubah seperti dulu lagi.
"Kami... akan ber...cerai Mil..." ucap Lena melanjutkan ucapan suaminya.
'DEG'
Benar apa yang ada dipikiran Mila semuanya itu bakal terjadi, Gak akan ada lagi keluarga yang harmonis seperti dulu....
Gak akan ada lagi keluarga yang bahagia seperti dulu....
Gak akan ada lagi kasih sayang yang ia dapat secara utuh seperti dulu lagi...Mila mengutuk kejadian hari ini! Mila sangat benci dengan hari ini! Kenapa ini semua harus terjadi?! Mila belum siap dengan semuanya. Air itu pun menetes dari kedua pelupuk mata indahnya, namun ia berusaha untuk menghapusnya meskipun volume air matanya semakin banyak.
"Apa gak ada cara lain pah, mah selain cerai?" Rival juga merasakan apa yang dirasakan Mila, namun ia masih bisa lebih kuat dari Mila. Akhirnya Rival merangkul adeknya itu untuk menenangkannya.
"Menurut kami ini udah keputusan akhir val, prinsip mamah sama papah udah berbeda dan kita udah gak bisa kaya dulu lagi" ucap Ramon.
"Kita gak mau nyiksa pikiran Mila lagi, Val! Karena dia selalu melihat mamah dan papah berantem" ucap Lena, dia pun juga meneteskan air matanya.
"Tapi dengan kalian berpisah kaya gini malah ngebuat Mila lebih tersiksa mah, pah... emang bener dari awal kalian tuh gak pernah sayang dan peduli lagi sama Mila!" teriak Mila frustasi.
"Sabar Mil, sabar... kamu harus tenang" ucap Rival yang merengkuh Mila kedalam dekapannya.
"sayang, mamah sama papah sangat menyayangi kalian... tapi kalo untuk terus bersama kami gak bisa nak... bukan cuma kamu yang cape... mamah juga sangat lelah kalo harus berantem sama papah kamu terus" ucap Lena sambil berusaha menggapai anaknya, namun Mila malah menepis tangan mamahnya yang mau memegang lengannya.
"Sayang, sekarang kamu harus memilih mau ikut tinggal sama papah atau sama mamah nak?" Tanya Ramon.
"Dengan entengnya papah suruh Mila memilih diantara kalian?! Mila gak bisa pah... kalian sama² berharga untuk Mila... Mila gak bisa kalo harus berpihak salah satu diantara kalian..." ucap Mila, airmatanya pun semakin rusuh untuk terus keluar.
"Mila harus tinggal sama aku sebagai mamahnya mas, aku sangat berhak untuk hak asuhnya" ucap Lena.
Mila yang sudah kacau, ia memutuskan untuk beranjak meninggalkan orangtua dan kakaknya tapi sebelum pergi, ia mengucapkan sesuatu.
"Kalo itu keputusan kalian, Mila terima! Terimakasih mah,pah karena pernah membuat Mila bahagia karena kasih sayang kalian berdua yang utuh, tapi mungkin itu semua gak bakal Mila dapetin sekarang..." Ucap Mila lirih dalam tangisnya dan menatap kedua orangtuanya.
"Kamu mau kemana de?"
"Mila pingin sendiri dulu mas..." ucap Mila berlalu pergi meninggalkan mereka semua...
To Be Continue...
jangan lupa juga yaa buat vommentnya setelah baca! Karena 1 vote dari kalian sangat berharga buat author untuk melanjutkan ceritanya... terima kasih juga untuk semua yang selalu vote cerita ini :) thanks, karena kalian sudah menghargai tulisan ku yang gak seberapa ini... I love you my Readers... ;)
Tangerang Selatan,
12-April-2016
KAMU SEDANG MEMBACA
"LOVE in Silence"
RandomAku terlalu MENCINTAINYA!! Namun, aku hanya bisa menyembunyikan semuanya dalam diam. Aku terlalu takut untuk mengungkapkan semua apa yang ku rasa terhadapnya... - Carmila Alguera Sejujurnya jauh dilubuk hatiku aku masih menyimpan perasaan itu kepada...