▶Part 13◀

2.1K 109 6
                                    

Typo Everywhere

Happy Reading Everyone ;)

⬇⬇⬇

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore namun, keempat sahabat Mila belum mau pulang dari rumahnya karena mereka perlu waktu yang lebih lama lagi untuk melepas rindunya dengan Mila. Keempatnya juga sudah berpencar tempat duduk, Amel yang duduk disofa sambil menonton TV, Sheila yang tengkurap di bawah karpet sembari membaca komik yang ia bawa. Reina yang tengah asik nyemil di samping sheila. Sedangkan Kayla yang duduk di kasur disamping Mila sambil mengajaknya mengobrol. Kebiasaan mereka jika sudah bertandang ke rumah Mila, sudah seperti rumah sendiri bagi mereka.

"Mil, gue minjem novel lu yang baru donk pengen baca nih" ucap Kayla.

"ambil di laci nakas Kay, seinget gue terakhir gue taro situ kalo gak ada cari di laci lain yaa. Gue pengen ke toilet dulu" ucap Mila.

"Ehmm iyaa-iyaa entar gue cari, btw, mau gue anterin gak?"

"Gausah Kay, gue cuma demam kok jadi masih bisa kalo jalan sendiri mah" ucap Mila lalu beranjak dari kasur dan berjalan menuju toilet yang ada di dalam kamarnya.

Seperginya Mila, Kayla langsung berkutat untuk mencari novel di laci nakas. Ketika membuka laci pertama banyak sekali tumpukan buku lalu ia mengeluarkan semua buku yang ada didalamnya lalu mencari novel itu, Dan ketemu! Namun, buku lainnya yang ia temukan juga menarik perhatiannya dan ada sebuah label disana bertuliskan
"All about you Kev..." sudah pasti ini buku dairy Mila, dari judulnya saja sudah membuat Kayla penasaran, 'Kev? Kevin? Kevin siapa? kevin yang sama kah? Atau mungkin yang lain?' perasaan tanya menyeruak dihatinya. Tapi jika dia membukanya berarti dia sudah lancang karena memasuki kawasan yang sangat pribadi untuk Mila, tapi jika tidak rasa penasaran itu terus muncul. Karena ia ingin tahu kisah cinta Mila itu seperti apa? Selama ini, selama 2 tahun ia dekat dengan Mila belum pernah sama sekali Mila menceritakan bahwa ia menaruh hati kepada laki-laki. Masa sih selama 2 tahun sekolah dia sama sekali tidak menaruh hatinya sama siapa-siapa? Dan rasa penasaran itu akan terjawab jika kayla membaca dairy Mila. Tapi ia yakin Mila akan sangat marah jika ia membaca buku dairynya tanpa izin. Tapi mau bagaimana lagi rasa penasaran itu terus menyeruak di hati kayla, sebelum mengambil dairy itu Kayla melirik toilet dan belum ada tanda-tanda Mila akan keluar. dan teman-temannya yang lain pun hanya terfokus sama apa yang mereka lakukan. Akhirnya Kayla membuka dairy itu dan membaca rentetan kalimat yang tertulis rapih dibuku itu. "Bersamamu..." namun baru ingin membaca kalimat selanjutnya, Kayla yang melihat pintu toilet terbuka langsung terkejut dan menutup bukunya, lalu ia masukan kedalam tas sekolahnya.

"Maafin gue Mil..." lirih Kayla yang melihat Mila menghampirnya

"Ada gak kay bukunya?" Tanya Mila.

"Ada mil, gue pinjem yaa besok gue balikin kok" ucap Kayla sambil tersenyum kikuk.

"Mau lu balikinnya lama juga gakpapa kay, bawa aja soalnya gue udah beberapa kali tamatin tuh novel jadi males baca lagi" ucap Mila, dan Kayla tidak menanggapi ucapan Mila, ia hanya menunjukkan ekspresi yang sulit diartikan.

"Lu kenapa Kay?" Tanya Mila yang peka terhadap perubahan sikap Kayla.

"Enggak... gakpapa" jawabnya cepat dan mencoba bersikap seperti biasa.


****

Langit sudah mulai menghitam dan sedari tadi sahabat-sahabat Mila sudah pulang dari rumahnya, dan tinggalah sekarang Mila seorang diri. Kesepian itu melanda dirinya, dia butuh seseorang! Seseorang yang selalu menemaninya, mendengarkan keluh kesahnya, membuatnya tersenyum bahkan sampai tertawa, menjadi senderan untuk dirinya dikala ia merasakan lara dihatinya. Kenapa semua kenyataan hidup yang pahit ini harus menimpa tubuh mungilnya(?) Mila ingin bahkan sangat ingin waktu kembali berputar ke masa lalu, masa dimana ia mempunyai seseorang Seperti yang ia butuhkan sekarang. Namun seseorang itu sudah tidak ada, yaaa... dia adalah sahabat yang paling Mila sayangi, namun karena sikapnya sendirilah yang membuat orang itu menjauh dari kehidupannya ya, memang Mila lah yang memutuskan hubungan persahabatan diantara mereka dan tidak mau berurusan dengan dia karena kekasihnya yang menyuruhnya melakukan itu semua. Mila lebih memilih cinta seorang pacar yang baru beberapa hari bersamanya ketimbang sahabat yang benar-benar tulus sayang kepadanya yang sudah bersamanya sejak lama, Mila sangat menyesal jika mengingat itu semua. Kenapa ia harus meninggalkan lelaki yang selalu mengganti tangisnya dengan tawa demi bersama lelaki yang pada akhirnya hanya meninggalkan luka dihatinya? Seandainya dulu Mila lebih memilih sahabatnya, sudah pasti hidupnya sekarang tidak terlalu miris seperti ini. Tetapi sekarang tidak ada gunanya jika ia hanya menyesali semuanya, toh laki-laki itu juga sudah menghilang dari hidupnya dan kalaupun tuhan menakdirkan ia bertemu dengan lelaki itu sudah pasti Mila menjadi perempuan yang paling bahagia.

"LOVE in Silence"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang