▶Part 8◀

1.4K 110 6
                                    

Happy Reading Everyone~

****

Mila masuk ke mobil dengan cepat, sampai-sampai Rival yang mengetuk pintu mobilnya tak di gubris sama sekali olehnya.

"Mil, mas mohon kamu jangan bertindak gegabah! mas mohon kamu jangan pergi Mil..." Ucap Rival yang terus-menerus menepuk kaca mobil Mila.

Namun Mila malah menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dan ia ingin menuju ke suatu tempat yang membuatnya menyendiri.

"Maafin Mila mas... Mila lagi pingin sendiri... Mila masih gak bisa nerima semuanya" ucap Mila yang penuh dengan tangisnya, ia melampiaskan emosi nya dengan meremas stir mobilnya dan sesekali memukulnya.

45 menit menempuh perjalanan akhirnya Mila sampai di sebuah danau dan ada beberapa pohon berdiri dengan kokohnya disana. Gelap... suasana yang terjadi ditempat itu karena memang sangat minim penerangan hanya ada 1 lampu taman yang ada disana dan penerangan dari lampu mobil Mila.

Mila turun dari mobil nya dan berjalan dengan lesunya menuju ke arah danau. Tempat ini adalah tempat yang Mila singgahi ketika dia sedang dipenuhi masalah, ia akan mencurahkan semuanya disini.

Mila duduk di tepi danau sambil menekuk kakinya. Dan menatap semua pandangan di depannya dengan tatapan kesedihan.

"Kenapa semuanya harus terjadi sama aku Tuhan? seandainya bisa aku putar waktu kembali ke masa kecil ku... aku sangat ingin melakukan itu sekarang! Karena aku sangat merindukan kebersamaan kami saat aku masih kecil dulu..." Mila mengeluarkan isi hatinya sambil terus mengucur kan buliran-buliran airmatanya.

"kenapa mereka harus berpisah? Dan dengan seenaknya mereka menyuruhku memilih salah satu diantara mereka! pilihan yang sangat sulit untuk aku memilihnya. Karena aku sangat menyayangi mereka..."

"I hate my life..." itulah kalimat terakhir yang diucapkan Mila setelah beberapa kali mengungkapkan semua isi hatinya disini.

Entah sudah berapa lama ia duduk disini dengan baju seragam yang belum digantinya tadi. Malam pun sudah semakin larut, Mila melihat jam yang ada dipergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tubuhnya yang sudah mulai kedinginan dan air matanya yang tak mau berenti turun dari kedua mata indahnya.

Tanpa terasa rintik-rintik air hujan telah menetes dari langit yang gelap. Belum cukup deras rintikan hujan itu turun, namun Mila sama sekali tidak mau beranjak dari duduknya. Ia ingin merasakan rintikan air hujan itu menyentuh langsung kulit mulusnya.

Tak terasa waktu telah bergulir cukup lama Dan keadaannya sekarang hujan sudah turun dengan lebatnya. Namun Mila masih belum mau beranjak dari duduknya ia terus memeluk dirinya sendiri sambil mengucurkan airmatanya yang sudah menjadi satu dengan air hujan.

"Biarlah gue mati kedinginan disini, toh gak ada satu pun orang yang bakal peduli lagi sama gue" runtuk Mila dalam hatinya, sesungguhnya ia merasa sangat kedinginan namun, ego dan emosinya sekarang yang tengah menguasai dirinya sehingga ia tidak memperdulikan kondisi tubuhnya.

Mila merasa janggal sekarang, karena tiba-tiba tubuhnya yang sudah basah kuyup tidak terkena derasnya air hujan lagi. Ketika ia mengadah ada sebuah payung berwarna merah darah yang menutupi tubuhnya. Mila heran siapa seseorang yang memayungi dirinya sekarang(?)

"Lu ngapain disini malem-malem, Mil? Hujannya deres banget.... kok lu bukannya masuk ke mobil?" suara seorang laki-laki yang berada dibelakang Mila, Mila tidak bisa mengenali suaranya karena memang suaranya yang menyaru dengan suara derasnya air hujan yang jatuh ke tanah.

Akhirnya Mila menoleh kebelakang karena penasaran dengan seseorang yang berada dibelakangnya sekarang. Ketika sudah menoleh ternyata laki-laki itu adalah.... Kevin!! laki-laki yang sangat dicintainya, dan sangat tidak mungkin jika dia berada disaat-saat seperti ini. Mila menatap Kevin dengan tatapan heran dan terus memikirkan mengapa kevin bisa berada disini(?) Jauh dilubuk hatinya ia sangat senang karena disaat seperti ini laki-laki yang dicintainya berada didekatnya. Biarlah ini mimpi! Pikir Mila ia tak peduli yang terpenting ia bisa menatap pria yang sangat dicintainya secara dekat.

"Heh kenapa lu malah bengong? Ayo cepet ke mobil, ujannya tambah deres" ucapan kevin membuyarkan lamunan indah indah Mila tentang dirinya.

"Kenapa... lu... bisa.... ada... disini...?" Tanya Mila dengan bibir gemetar akibat kedinginan.
"kalo soal itu gak penting, mending sekarang lu ke mobil dulu mil" ucap Kevin yang bajunya juga sudah basah kuyup dan Mila sangat senang mendengar hal itu, karena baru kali ini ia merasakan kevin perhatian kepada dirinya. 'Ahh tapi jangan bahagia dulu siapa tau kevin cuma iba ngeliat keadaan lu Yang kaya gini' hati dan otak Mila tengah berkecamuk.

Namun, ia segera bangkit dengan di bantu oleh kevin yang memayungi Mila menuju mobilnya. setelah membantu Mila duduk dikursi penumpang, dia lekas berlari menuju kursi pengemudi.

Mila terus memeluk dirinya sendiri sambil menggosok lengannya supaya menghadirkan kehangatan meskipun hanya sedikit.

Kevin yang melihat keadaan Mila merasa kasihan, dengan muka cantiknya yang pucat, raut muka yang terlihat sedang ada masalah besar dan matanya yang terlihat sembab, sepertinya dia sudah menangis dalam kurun waktu yang sangat lama.

karena melihat itu, hati kevin tergerak untuk menolongnya. Ia mengusap kedua tangannya lalu kevin meraih kedua tangan Mila dan menggenggamnya.

"fuuhhh.... fuuuhhh..." tak hanya menggenggamnya, kevin terus-menerus meniupi tangan Mila ia berusaha memberi kehangatan pada tubuh Mila.

Mila yang melihat tindakan Kevin yang se-intens ini hanya bisa melongo dan merasakan jantungnya yang berlari-lari dengan cepat di dalam rongga dadanya.

Melihat Kevin seperti ini mengingatkan dia dengan seseorang, apalagi perlakuannya sekarang seperti.... ahhh, iyaa sahabat masa lalunya dulu. "Tapi Kevin gak cuma satu aja, paling karena gue kangen dia jadi keingetan sama dia" gumam Mila dalam hati sambil melihat dan menikmati perlakuan kevin terhadapnya.

"Apa ini cuma mimpi, Tuhan? Seandainya memang ini mimpi aku berharap engkau tidak membangunkanku dari mimpi indah ini" timpalnya lagi dalam hati, kedua matanya terus menatap perlakuan kevin dengan senyuman.

"Makasih Vin..." ucap Mila terlampau lirih, mungkin suaranya tidak terdengar karena menyatu dengan suara hujan yang terdengar dari dalam mobil.

"Gausah bilang makasih, Mil" ternyata kevin masih mendengar ucapan terimakasih dari Mila yang terdengar sangat pelan.

"Gue cuma kasian, ngeliat lu dengan keadaan kaya tadi" ucap kevin yang kembali bersikap seperti biasanya yang ia lakukan sama Mila. Lalu ia melepaskan genggaman tangan Mila yang berada digenggamannnya.

'Bener kan dugaan lu? Lu itu terlalu kepedean, Mil... harusnya lu sadar dari awal kevin bersikap baik sama lu hanya karena kasian. Dan harusnya lu gak usah menganggap lebih' Mila meraung di dalam hatinya, meratapi semua yang ia alami sekarang... kenapa semuanya begitu menyakitkan...?

To Be Continue...























Hayyyy.... sorry baru nongol nih, biasa baru libur dari sekolah jadi baru sempet update lagi ;)

Insyaallah mumpung libur sekolah nanti updatenya diusahain lebih cepet lagi deh,, soalnya dari 3 cerita yang aku buat hampir semuanya yang slow update😂 dan karena libur jadi aku bakalan lebih sering update chapternya *tapi itu juga kalo itu moodnya lagi bagus, kalo enggak harap maklum yaa, wkwk*

Part selanjutnya bakalan aku tampilin kevin's POV dan disitu bakal ketauan kenapa kevin selalu bersikap gak baik terhadap Mila.

Btw minta Vommentnya boleh kali biar tambah cemungut nge-nextnya 😂 karena vomment dari kalian itu sangat berpengaruh sama cerita ini... ;)

Jangan lupa juga yaa baca cerita aku yang satunya lagi, You And Me. Udah aku publish first chapternya lohhh... dan konflik nya juga masih ringan karena masih part awal. Ayo deh dari pada penasaran mending langsung mampir ke cerita yang satunya setelah membaca cerita yang ini oke ;) thx before beauties😍😘

Tanggerang Selatan, 15-05-2016
By.Afifahach

"LOVE in Silence"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang