▶Typo Everywhere
▶Happy Reading Everyone ;)
⬇⬇⬇
Author's POV
Pagi hari nya Mila terbangun dari tidurnya dan merasakan kepalanya yang terasa sangat sakit. Dia melihat sekeliling, suasana kamarnya yang terlihat sederhana namun elegan ini sangat terasa asing menurutnya. 'kamar siapa ini?' Batin nya bertanya-tanya. namun pikirannya mengingatkan Mila pada kejadian tadi malam. Dia di tolong Kevin lalu setelah itu dia tertidur dan sudah tidak tahu apa-apa lagi. Tiba-tiba hawa dingin menyergap tubuh mungilnya padahal ia memakai selimut yang cukup tebal ditambah pusing dikepalanya yang tak mau hilang, tubuhnya pun menggigil dan bibir mungilnya gemeteran.
Sampai akhirnya pintu pun terbuka dan sosok wanita paruh baya yang berumur sekitar 50 tahun-an, wanita tua itu pun langsung menghampiri Mila.
"Non udah bangun toh? Kata den Kevin kalo non udah bangun disuruh ke meja makan buat sarapan" ucap wanita tua itu yang tak lain adalah bi Ita, pembantu di apartement Kevin.
Namun Mila sama sekali tak memberi jawaban apapun, ia hanya bisa menggigil dan mengigau.
"Esshhh dingin... bi.... dingin... banget..." gumam Mila dengan bibir nya yang terus bergetar.
"Astaga, Non kenapa? Non sakit?" ucap bi Ita dengan logat jawanya kemudian dia menyentuh kening Mila.
"yaAllah panas banget non badannya, aduh pie iki toh? Den kevin... den..." teriak bi Ita panik
"Den Kevin... Den..." teriak bi Ita lagi, sampai akhirnya kevin datang dengan tergesah-gesah."Ada apa sih bi? Kok pake teriak-teriak segala" tanya Kevin dengan ekspresi khawatirnya takut terjadi sesuatu.
"Maap den... ini loh si Non badannya panas banget tapi dia bilang kedinginan kayanya Non Mila demam tinggi Den makanya bibi panik" jelas bi Ita dan langsung membuat Kevin terkejut lalu ia menghampiri Mila.
"essshhh dingin... banget... dingin.... Vin..." racau Mila terlampau lirih dengan mukanya yang sudah sangat pucat.
"iyaa Mil... iyaa... kenapa badan kamu bisa panas banget kaya gini sih...? Bi tolong ambilin selimut lagi yaa" ucap Kevin yang juga panik sekaligus khawatir dan bibi langsung melaksanakan tugas dari majikannya.
Sembari menunggu Bibi Kevin bingung harus berbuat apa, melihat keadaan Mila yang seperti ini membuat hatinya teriris.
Akhirnya dia pun merengkuh Mila kedalam dekapannya berusaha menghangatkan tubuh Mila. Kevin terus mengelus rambut Mila. Biarlah urusan yang lain ia pikirin nanti yang terpenting sekarang ia harus memberi kehangatan untuk Mila.
"Tunggu ya Mil... abis ini kita ke rumah sakit gua gak tega ngeliat keadaan lu kaya gini" ucap Kevin yang masih diselimuti kekhawatiran dan terus mengeratkan rengkuhannya.
"Bi... cepet donk!!" Teriak Kevin, akhirnya bibi pun datang dengan membawa beberapa selimut dan ia terlihat kesusahan ketika membawanya.
"Iyo den iyoo... maap yo tadi bibi ngambil banyak jadinya susah" ucap Bi Ita menaruh selimutnya dikasur, dengan terpaksa Kevin melepaskan pelukannya dan mengambil selimutnya lalu dipakaikannya ke tubuh Mila."Den mending bawa Non Mila ke rumah sakit dari pada nanti malah terjadi sesuatu toh" ucap Bi ita dan Kevin langsung meyetujuinya.
Kevin langsung mengangkat tubuh Mila yang masih memakai piyama yang sudah digantikan oleh bi Ita tadi malam. Kevin pun langsung bergegas menuju parkiran mobilnya, sepanjang perjalanan menuju mobil Mila terus-terusan mengeluhkan kedinginan padahal suhu tubuhnya yang panas tinggi.
****
Sesampainya di rumah sakit Mila langsung di periksa oleh dokter diruang periksa, sedangkan Kevin menunggu di luar dengan perasaan yang sangat khawatir terhadap Mila.
"Kenapa Mila bisa sampe kaya gini sih?" Gerutu Kevin dalam benaknya.
"Astaga! Iya gue baru inget, dulu Mila kalau keujanan pasti gak lama setelahnya langsung demam tinggi, kenapa gue bisa lupa sih?! Arrrrggghhhh.... kalo sampe terjadi sesuatu sama Mila gue gak bakal maafin diri gue sendiri" gumam Kevin dalam hati yang terus-terusan menyalahkan dirinya. Kekhawatiran terus menyelimuti dirinya tentang kondisi Mila sekarang.
seorang wanita paruh baya yang berumur sekitar 40-an keluar dari ruangan yang memeriksa Mila tadi. Kevin yang melihatnya langsung beranjak dari duduknya dan menatap dokter itu dengan penuh kecemasan.
"Gimana keadaan temen saya, dok? Dia baik-baik aja kan? Dia gak kenapa-kenapa kan dok? gak terlalu parah kan dok demamnya?" Kevin menyerbu dokter itu dengan beberapa pertanyaan yang membuat dokter itu malah tersenyum melihat tingkah Kevin yang paniknya berlebihan.
"Sabar mas nanya nya satu-satu, teman anda baik-baik saja memang dia mengalami demam yang sangat tinggi tapi tadi kami sudah menanganinya hingga demam nya mulai turun dan kondisinya pun juga tidak terlalu parah untung mas cepat bawa dia kesini" jelas dokter yang membuat kevin menghela nafas dengan leganya.
"Apa saya boleh melihatnya, dok?"
"Silahkan, sebentar lagi dia juga sadar setelah tadi habis kami kasih obat tidur untuk mengistirahatkannya sejenak"
"Terimakasih dok" ucap Kevin dengan senyum yang sudah mulai muncul dari wajahnya setelah tadi hanya ekspresi khawatir yang melekat di wajah tampanya.
"Sama-sama mas, kalo gitu saya permisi dulu..." ucap Dokter itu kemudian berlalu pergi dari hadapan Kevin, Kevin pun langsung masuk ke dalam ruangan itu dan ia melihat Mila yang tengah berbaring lemas dengan selang infus yang menancap di punggung tangan kirinya.
Kevin langsung mendudukan tubuhnya di kursi di samping ranjang tempat Mila berbaring, kemudian ia meraih tangan Mila ya terkena infus dan menggenggamnya lalu meletakannya disebelah pipi kanannya."Lu harus sembuh Mil... lu harus bangun... gua gak mau sampe lu kenapa-kenapa" ucap Kevin lirih sambil sesekali menciumi punggung tangan Mila yang halus.
Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dan sosok perempuan paruh baya menghampiri Kevin, siapa lagi kalau bukan bi Ita.
"Den, ini hp nya non Mila. Tadi den suruh bibi anterin kesini kan?" Ucap Bi Ita sambil memberikan iphone Mila ke Kevin, setelah tadi dia di telfon Kevin untuk mengantarkan hp Mila ke rumah sakit.
"makasih ya bi.."
"Sama-sama den, oh iya keadaan nya non Mila gimana toh? Masih panas kaya tadi ndak?" ucap bi Ita yang menatap Mila dengan khawatir.
"Puji tuhan dia udah baikan bi, tadi udah dikasih sama dokter obat penurun demamnya. Tinggal nunggu Milanya sadar aja" ucap Kevin yang tak melepaskan genggaman tangannya sama Mila.
"Alhamdulilah kalo kaya gitu den, yaudah bibi pamit dulu ya den mau nerusin beres-beres lagi"
"Iya bi, hati-hati ya" ucap Kevin, kemudian bi Ita keluar dari ruangan itu. Seperginya bi Ita Kevin pun langsung mengabari keluarga Mila.
To Be Continue...
Please, Don't forget for vomment guys!!!
❌Don't be a Siders!❌
Tanggerang Selatan, 29-05-2016
By.Afifahach
KAMU SEDANG MEMBACA
"LOVE in Silence"
RandomAku terlalu MENCINTAINYA!! Namun, aku hanya bisa menyembunyikan semuanya dalam diam. Aku terlalu takut untuk mengungkapkan semua apa yang ku rasa terhadapnya... - Carmila Alguera Sejujurnya jauh dilubuk hatiku aku masih menyimpan perasaan itu kepada...