TRING ... TRING ...
Jam weker yang berada di nakas berbunyi dengan antusias membangunkan siapa saja yang berada diruangan ini .
Elisa meringkuk didalam selimut tebal mulai terusik dengan dentingan nyaring dari jam weker sialan itu . Ia menyibakkan selimutnya kasar lalu beranjak dari kasur queen sizenya yang benar benar empuk itu . Dia meraih jam weker yang berada dinakas lalu menghentikan dentingan nyaring dari jam itu dengan sekali sentuhan . Ia berjalan menuju kamar mandi yang terletak tak jauh dari kasurnya . Ia bergegas mandi dan mempersiapkan dirinya untuk hari pertama sekolahnya yang memasuki bangku SMA .
" elisa ! Kau sudah bangunkan nak ?" Tanya bunda elisa yang berteriak dari balik pintu kamarnya .
" iya bunda , aku segera turun " teriak elisa sambil menyisir rambutnya dengan sisir yang berada dinakasnya lalu meraih tasnya yang berada dikasurnya . Dengan sedikit tergesa gesa elisapun menuruni tangga dengan berlari kecil dengan sisir masih berada ditangannya." elisa ! Jangan menyisir sambil berjalan !" Ucap bunda memperingati .
" baiklah bunda , hanya hari ini saja " ucap elisa sambil menyeringai lalu mengembalikan sisir yang dipegangnya ketangan mom yang hanya menggeleng melihat tingkah anaknya itu ." kau tidak sarapan ?" Tanya mom setelah melihat anaknya menyambar kunci mobil yang berada dimeja makan .
" aku minum susu saja yah bun " jawab elisa setelah melihat makanan yang berada di meja makan yang tidak menggunggah seleranya . Bunda elisa hanya bisa mengangguk lemah lalu berlalu untuk meletakkan sisir yang tadi diberikan elisa kembali kekamarnya .Elisa berjalan kepintu utama dengan sedikit berlari namun ia menghentikan langkahnya dan kembali ke meja makan seperti melupakan sesuatu .
" bun elis berangkat yah bun ." Ucap elisa sambil mencium hangat kening bundanya lalu kembali berlari kecil kearah pintu .
--o0o--
Suasana jalanan ibukota terlihat ramai dengan hiruk pikuk kendaraan roda dua maupun roda empat memadati perempatan jalan . Elisa tak henti hentinya melihat jam tangan yang berada dipergelangan tangan kirinya . Elisa selalu mengumpat ketika ia melewati perempatan jalan yang selalu membuatnya menjadi tontonan teman temannya saat ia mendapat hukuman dari pak kepala sekolahnya yang galak itu .
Setelah kira kira setengah jam menunggu diperempatan jalan , akhirnya ia berhasil melewati perempatan itu dan tancap gas kesekolahnya .
Dan disinilah elisa berdiri didepan pak kepala sekolah yang menatapnya tajam . Ia bahkan takut untuk melihat matanya jadi ia memutuskan untuk menunduk dan menunggu keputusan dari pak kepala sekolah . Terdengar desahan panjang yang berat khas pak kepsek . Ia tahu ini akan berakhir menyedihkan dihari pertama sekolahnya di bangku SMA .
" elis , kau sudah dewasa ! Kau sudah cukup paham dan cukup mengingat peraturan sekolah ini . Selama tiga tahun penuh kau bersekolah disini dan selama tiga tahun itupun kau belum bisa menghilangkan kebiasaan terlambatmu " jelas pak kepsek panjang lebar dan terdengar seperti mengulur ngulur waktu karena perbincangan ini terkesan basa basi mengenal pak kepsek selalu membentaknya . Dan hari ini terkesan seperti menegurnya seperti tak pernah terjadi apapun atau mungkin pak kepsek sudah jenuh dengan tingkahnya ini .
" baiklah . Kita akan menunggu " ucap pak kepsek menggantung . Menunggu ? Menunggu siapa ? Batin elisa . Pak kepsek seperti mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru sekolah sampai akhirnya pak kepesek berhenti dan memfokuskan pandanganya pada sosok itu yang membuat pak kepsek berkacak pinggang .
" kalian bersihkan lapangan sekarang !" Teriak pak kepsek setelah seseorang menghampiri elisa dan berdiri disampingnya . Namun elisa tak menganggapnya karena ia fokus pada ubin yang ada dibawahnya yang tampak lebih menarik daripada sosok yang ada di sampingnya . Dengan langkah seribu ia berlari kearah lapangan dan mendaratkan bokongnya pada kursi yang berada di samping lapangan yang biasa digunakkan untuk penonton .
Elisa menghembuskan nafas panjang , ia sama sekali tak punya ide untuk membersihkan lapangan ini .
" kau tak membersihkannya ?" Tanya seseorang yang berdiri tepat disampingnya .
" aku tak punya ide untuk membersihkannya , apalagi sekarang kita berdua " ucap elisa tanpa menatap sosok yang diajak bicara .
" maksudmu , bukannya seharusnya lebih baik berdua karena lebih cepat membersihkannya ?" Ucapnya sontak membuat elisa menatapnya .
" kau siswa baru ?" Tanya elisa
" yah , begitulah " ucapnya enteng sambil mengangkat bahunya .
" pantas kau tak tahu " ucapnya yang hampir berbisik
" maksudmu ? " tanyanya semakin tak mengertiNamun elisa terlalu malas menceritakkanya karena ia pasti tak akan mengerti . Ia hanya mengangkat bahunya dan kembali menatap kosong kelapangan .
Terdengar helaan nafas panjang dari seberang ia tahu bahwa laki laki itu pasti sudah malas menanyakan apapun . Laki laki itu mengambil posisi duduk tepat disebelah elisa dan cenderung sangat dekat karena elisa dengan reflex melonjak kaget dan melotot kearah pria itu . Namun laki laki itu sama sekali tak menanggapinya ia malahan asik menatap lapangan yang besar dan juga kotor dengan dedaunan kering .
" kita harus mulai darimana ?" Tanya pria itu namun tak menoleh kearah elisa .
" mungkin berkenalan " ucapnya lalu menawarkan tangan kanannya kedepan wajah elisa yang menatap lapangan lalu menoleh kearah pria itu . Elisa dengan sungkan membalas tangannya ." elisa jusuf " ucapku
" jonathan kau bisa memanggilku joe " lanjutnya
" baiklah "
" jusuf ? Nama belakangmu aneh " ucapnya sambil mengangkat kedua bahunya .
" itu nama mendiang ayahku " ucapku tanpa menatapnya . Keheningan menderu mereka . Mereka sama sama tidak berani memulai pembicaraan ." maaf " ucapnya memecah keheningan .
" tak masalah " ucapku enteng
" baiklah , kita harus membersihkan ini . Kalau kau tak mau melihat pak kepsek marah marah " ucapnya sambil beranjak dari kursi .
" kau ... mau kemana ?" Tanya elisa sambil menatapnya .
" mengambil peralatan piket di gudang " ucapnya disambut anggukan kecil elisa namun tak lama kemudian ia berbalik dan menatap elisa aneh .
" kau tahu gudang dimana ?" Ucapnya ragu langsung disambut kekehan dari elisa . Setelah tahu dimana letak gudang joe langsung berlari dan menghilang dari balik tembok . Sementara elisa hanya duduk menenangkan dirinya sambil menutup matanya .Terdengar derap langkah kaki yang berlari kecil menghampirinya . Ia tahu bahwa joe datang dan membawa perlatan piket .
" apa ! Kau sudah membersihkannya ? " tanya joe mengganggu ketenangan elisa . Ia mengangguk pelan tanpa membuka matanya .
" dengan apa ?" Tanya joe membuat elisa mendelik kesal .
" kau tak akan mengerti . Sudahlah duduk dan tutup matamu " ucap elisa sambil menutup matanya melanjutkan .
Joe yang melihatnya hanya menggeleng pelan lalu mengikutinya menutup mata . Joe marasa sangat tenang dan juga tanpa sadar ia menyunggingkan senyum manisnya .
" kau tersenyum ?" Tanya elisa tiba riba membuat joe membuka matanya dan terlonjak kaget saat melihat elisa memperhatikannya dengan sangat dekat membuat joe salah tingkah .
"Kau ... kau sedang apa ?" Ucap joe ragu
" sedang memperhatikanmu " ucapnya enteng tanpa bergeming . Elisa terkekeh pelan saat melihat joe yang salah tingkah ." ayo . Kita harus masuk kekelas " ucap elisa sambil menepuk pundak joe pelan lalu beranjak pergi .
Joe sampai saat ini masih dikoridor panjang yang benar benar tiada akhir . Sampai sekarang dia berputar putar tanpa tahu tujuannya . Tiba tiba saja ia tersandung sebuah kaki yang melintang dikoridor . Setelah mendapat keseimbangannya kembali iapun berjalan mendekat menghampiri sepasang kaki yang melintang tak berdaya . Ia perlahan medekat sampai ia melihat seorang pria terbaring membelankangi tembok dengan meutupi wajahnya dengan jaket .
" hey ! Kau !" Teriaknya sedikit ragu
" hey ! Kau sedang tertidur bukan ?" Ucapnya yang sekarang sudah menggoyang goyangkan pundak pria itu . Tiba tiba tubuh itu meneggang dan terbangun sambil berteriak membuat joe terjungkal kebelakang sekaligus mengelus dadanya . Setidaknya pria itu masih hidup ." kau ! Sedang apa kau disini ?" Tanya pria itu bingung.
" seharusnya aku bertanya itu padamu " ucapnya tegas .
" bolos " ucapnya sambil menutup wajahnya lagi dengan jaket melanjutkan tidurnya . Joe hanya bisa menggeleng pelan benar benar tak menyangka harinya benar benar aneh mulai dari pertemuannya dengan elisa . Bahkan wanita itu tak tampak setelah berlari kecil dari lapangan .Disinilah joe berada dikelas yang benar benar ramai dan rusuh . Dipenuhi para siswa siswi iseng yang tak henti hentinya membuat keributan . Sebenarnya ia tak kecewa hanya saja ia terlalu malas untuk membuat onar disekolah barunya jika tidak akan berakhir seperti mantan sekolahnya .
Author 's
Jangan lupa vote yah ! Sekian
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Descent
UpířiThe end of the world Benar atau salah adalah hal yang fleksibel . Kenapa ? Karena pada dasarnya benar atau salah itu hanya terlihat benar atau akan terlihat salah darimana kau melihatnya .. " elisa kau bukanlah anakku , kau adalah monster namun ter...