chapter 3

6 1 0
                                    

Sepulang sekolah elis berlari kecil menuju mobilnya yang berada diparkiran ia hanya ingin cepat pulang dan bertemu bunda . Saat ia hendak membuka pintu mobilnya tiba tiba alarm mobil yang berada disebelahnya berbunyi dengan keras menandakan bahwa ia menyenggol mobil itu dengan pintunya .

" DAMN IT " umpat elis . Ia menutup pintu mobilnya dan mengurungkan niatnya untuk pulang ia harus menyelesaikan masalah ini . Ia menunggu pemilik dari mobil disebelahnya ini namun sampai sekarang tak ada yang datang dan menghampiri mobil ini . Ia melirik arlojinya yang ada dipergelangan tangannya untuk sekian kalinya . Sekolah kini benar benar sepi . Ia tak tahu harus menunggu atau tidak namun firasatnya ia harus menuntaskannya . Karena kata bunda, kita harus bertanggung jawab dengan semua yang kita lakukan maka disinilah elis .

Elis dengan malas ia berjongkok diantara mobilnya dan mobil sialan ini . Sekarang ia benar benar lelah . Pupus sudah harapan pulangnya dan bersantai ria dengan bundanya dirumah .

" kau ! Sedang apa kau disini ?" Tanya seorang pria sontak membuat elis berdiri namun tak lama kemudian ia merasakan nyeri dibagian kakinya . Sepertinya ia terlalu lelah berdiri .
" kau tak apa apakan ?" Tanya pria itu setelah melihat elis memegang pergelangan kakinya .
" iya aku baik baik saja " ucap elis lantang
" baiklah " ucap pria itu lalu hendak masuk kemobil . Sepertinya ia masih belum menyadarinya pikir elisa.
" hmmm... aku menyenggol mobilmu dan membuat goresan panjang dipintu mobilmu " ucap elis ragu . Setelah itu pria itu melirik kebagin pintunya lalu dengan santainya ia membuka pintu mobilnya tapi elis mencegahnya dengan memegang tangannya . Pria itu melihat tangan elis yang bertaut dilengannya lalu menatap elis bingung .
" maaf " ucap elisa sambil menggigit bibir bagian bawahnya
" iya tak masalah " ucapnya sambil tersenyum manis .
" fredrick " ucap pria itu sambil menawarkan tangannya pada elis
" elisa " ucap elis singkat sambil membalas tangan fredrick
" kau bisa memanggilku fred " ucap fredrick singkat lalu masuk kemobilnya .
Elis sangat lega setelah melihat mobil itu berlalu dari perkarangan sekolah

Elis menghembuskan nafas lega saat mobilnya terparkir manis digarasinya lalu berjalan masuk kerumahnya . Ia sangat rindu menghabiskan waktunya bersama bundanya . Tetapi lagi lagi niatan itu pupus karena insiden bodoh itu . Apalagi kalau bukan bodih namanya menyenggol mobil orang bahkan saat mobilnya belum benar benar menyala . Bahkan ia harus menunggu sangat lama padahal orangnya tak mempersalahkan itu .

Elisa membuka pintu rumah lalu mengedarkan pandangannya keseluruh sudut rumah mencari bundanya namun ia tak menemukannya . Setelah meletakkan sepatunya kerak . Ia berjalan menuju ruang tengah lalu merebahkan tubuhnya yang lelah disana
" bunda !" Teriak elisa
" bunda ada didapur sedang membuat cemilan dan teh " ucap bundanya
" baiklah aku akan menunggu bunda disini " ucap elis sebelum akhirnya jatuh kedunia mimpi .

Elis berusaha mengerjapkan matanya sehingga semuanya jelas . Ia sepertinya tertidur di sofa tadi dengan selimut yang sudah pasti dari bunda .
" elis ! " panggil bunda yang berada diruang makan .
" iya bun " jawab elis sambil berjalan menuju kemeja makan dengan memijat pundaknya . Tubuhnya benar benar lelah apalagi bodohnya tertidur di sofa .
" sini !makan malam sudah siap " ucap bunda sambil menata makanan dimeja makan . Setelah elis duduk bundanya menyusul duduk di depan nya
" bunda besok akan bekerja seperti biasa . Mbok mina juga sudah mulai masuk besok " ucap bunda sambil menyedokkan nasi pada piring elisa
" cepat sekali bun " ucap elisa dengan nada kecewa
" elisa ...!" Ucap bunda memperingati
" baiklah " jawab elisa

Setelah acara makan malam elisa memutuskan untuk tidur karena ia benar benar lelah .

--o0o--

Paginya elisa terbangun seperti biasa terlambat . Setelah mandi ia bersisir dan menyambar tasnya lalu berlari kecil menuruni tangga dan mendapati seorang asisten rumah tangga yang tak dikenalnya berada didapur .
" kau siapa ? Dimana mbok mina ?" Tanya elisa sambil mengacungkan sisirnya menunjuk kearah asisten rumah tangga itu sedikit tak sopan .
" maaf " ucap elisa menyadari sikapnya yang tak sopan itu .
" saya belinda pengganti mbok mina . Tadi pagi saya sudah bertemu dengan nyonya . Dan hari ini saya sudah mulai bertugas karena nyonya sudah menjelaskan tugas saya disini ." Jelasnya panjang lebar .
" baiklah " ucap elisa lalu membalikkan badannya menuju kemeja makan . Lalu menengguk susunya lalu kembali berlari kearah belinda . Ia memberikan sisir yang ada ditangannya kepada belinda lalu mengambil kunci mobil yang ada dinakas dan hendak pergi .

" ini untuk apa non ?" Tanya belinda dan menunjukkan sisir yang ada ditangannya
" ah itu kebiasaan yang sepertinya bunda tak menjelaskan hal itu padamu . Letakkan dinakas dekat kasurku ." Ucapnya sambil menepuk jidatnya lalu beranjak pergi .

Hari ini merupakan hari keberuntungannya ia tak datang terlambat untuk pertama kalinya karena perempatan jalan yang biasa tidak lagi macet seperti biasa . Setelah mobilnya menapaki perkarangan sekolah ia mengerinyitkan dahinya setelah mendapati gerbang sekolah tertutup . Dan ia mengumpat setelah ingat bahwa hari ini adalah hari libur .

Elisa berjalan malas kerumah ia yakin hari ini akan membosankan karena mom sedang bekerja sedang ia libur .saat ia membuka pintu tiba tiba senyum terukir dari wajahnya setelah mendapati bundanya dengan wajah cemberut sambil membuka jaketnya .

" bunda !" Pekik elisa setidaknya ia tak akan bosan
" elis ? Kau juga libur ?" Tanya bunda
" hari ini tanggal merah nyonya " potong belinda sontak membuat keduanya menepuk jidatnya merasa bodoh
" kenapa kau tak mengingatkannya ?" Ucap bunda kecewa
" saya pikir non dan nyonya tetap beraktivitas seperti biasa " ucap belinda sambil menaikkan kedua pundaknya sedangkan kedua ibu dan anak tercengang mendengar ucapan belinda

--o0o--
Sore ini elisa dan juga bundanya kelelahan karena melakukan banyak sekali kesibukan yang cukup menyita waktu . Mereka berdua sibuk membuat kue , mengobrol , hingga akhirnya tertidur lelap . Elisa mengerjapkan matanya berkali kali hingga akhirnya terbuka lebar . Ia meregangkan ototnya yang terasa tegang setelah berhari hari akhirnya inilah saat berkualitasnya bersama bundanya . Ia menatap wajah bundanya intens , melihat kerutan tipis yang terlukis diwajahnya , matanya yang berkantung , hidung yang mancung namun berbeda dengan hidungnya . Ia tersenyum tipis melihat pemandangan ini untuk pertama kalinya ia melihat wajah lelah bundanya sedekat ini . Titik demi titik airmata mengalir lembut melewati pipinya menunjukkan bahwa elisa menyesal tak pernah berpikir bundanya sangat lelah mengurusinya .

Ia menaiki tangga dan memasuki kamarnya lalu mengambil selimut yang berada dikasurnya . Ia turun menapaki tangga dan berlari tanpa mengeluarkan suara . Ia menyampirkan selimutnya hingga meutupi tubuh bundanya hingga sebatas dagu lalu beranjak pergi .

Elisa membuka pintu swalayan langganannya lalu memasuki ruangan itu melewati lorong rak yang berisi minuman . Ia berhenti didepan kulkas berisikan minuman segar lalu membuka kulkas itu dan mengambil sebuah botol air mineral . Ia membayar minuman itu lalu meninggalkan swalayan itu . Ia berjalan santai menuju taman yang terletak ditengah kompleksnya itu sambil menengguk air yang ada digenggamannya . Ia lebih memilih duduk dibangku taman dan melihat dedaunan kering berjatuhan dari pohon dan berguguran ketanah . Pemandangan yang tak pernah ia lihat dan tak pernah menjadi perhatiannya . Kenapa ia terlalu bodoh untuk tak melihat apa yang ada disekitarnya untuk melupakan segala masalahnya sejenak dan lebih menikmati hidupnya yang sudah sempurna .

Matanya terpaku pada ayunanyang sedang terombang ambing terkena angin hingga sebuah telapak tangan hangat menguasai pundaknya .
" fred ?" Ucapnya setelah menoleh dan mendapati fred berada di belakangnya .
" hmm kau sedang apa ?" Tanya fred sambil mengambil posisi duduk disamping elisa .
" menghirup udara segar dan berfikir " ucapnya sambil menatap kedepan .
" berfikir ?" Tanya fred bingung
" yah berfikir betapa bodohnya aku tidak menyadari kalau banyak hal indah disekitarku dan lebih terfokus pada masalah yang tak bisa teratasi " ucapnya sambil menaikkan kedua bahunya .

Terdengar kekehan kecil dari fred sontak membuat elis menoleh kearahnya sambil menaikkan alisnya bingung
" yah kau benar , banyak hal yang lebih indah jika kita memperhatikkanya lebih dekat " ucapnya sambil menatap manik mata elisa intens membuat pipi elis memerah .
" kau benar " ucap elis sambil menatap kedepan agar ia semakin tak salah tingkah dengan tatapan fred

Keduanya sibuk dengan pikirannya masing masing . Hening itu yang dapat bisa digambarkan dalam suasana taman sore ini . Matahari mulai tenggelam dan berganti dengan sinar bulan yang membuat malam ini menjadi lebih terang . Semilir angin menyentuh kulit elisa membuatnya bergidik dingin . Elisa beranjak dari kursinya dan menatap fred .

" aku harus pulang malam ini sangat dingin . Kau juga harus pulang hari semakin larut " ucapnya sambil melihat kesekitar .
" baiklah . Apa perlu aku antar " tawar fred dibalas gelengan pelan dari elisa .
" rumahku hanya beberapa blok dari sini " ucapnya sambil berjalan tak ingin membuang waktu .

Fred menatap tubuh ramping elisa menjauh dari pandangannya dan menghilang dibalik tembok yang membatasi blok perumahan . Entah mengapa hatinya merasa berdesir pelan melihat wanita itu pergi . Ia tahu sudah lama ia memperhatikan gadisnya yang satu itu .

Author's
Jangan lupa vote yah ! Sekian terima kasih

The Last DescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang