chapter 7

5 1 0
                                    

Netral

" elisa ! Elisa !" Panggil emily khawatir . Tak lama kemudian elisa mengerjapkan matanya hingga membuka matanya denfan baik dan emily yang melihatnya menghembuskan nafas lega melihat putrinya membuka matanya . Mungkin elisa  terlalu lelah menunggunya sehingga ia memutuskan untuk berbaring sebentar hingga akhirnya terlelap pikir emily .
" elisa , kau sudah boleh pulang dan ini ada beberapa resep obat yang harus ditebus beserta keterangan dokter. Dan pastikan kau beristarahat untuk sementara waktu " ucap perawat sebelum ia menghilang dibalik pintu .

" bun , dimana fred ?" Tanya elisa yang tampak masih bingung
" fred? Siapa fred? Bunda tidak lihat siapapun didalam saat datang kesini " ucap bunda emily
" tadi ada fredrick temannya elisa , pasti dia masih disekitar sini ." Ucap elisa sambil mencari cari keberadaan fred namun hasilnya nihil
" tidak ada siapapun disini " ucap bunda emily meyakinkan
" baiklah " ucap elisa lesu
" ayo , kita harus menebus obat " ucap bunda emily sambil menuntun elisa

Setelah keluar dari ruang rawat inap , bunda emily pergi mengurus resep obat untuk elisa sementara elis duduk manis diruang tunggu . Tak butuh waktu cukup lama emily telah membawa sekantong resep dokter yang ia dapat dari apoteker ditumah sakit tersebut . Emily melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang melewati perkarangan rumah sakit .

                               --o0o--
Sesampainya dirumah elisa segera disambut oleh belinda . Entah kenapa elisa lebih memilih diam dan mengurung diri didalam kamarnya elisa merasa kosong pada dirinya setelah pulang dari rumah sakit . Ia merasa bahwa sesuatu telah membuatnya berubah menjadi sosok lain dan ia tak tahu bahwa itu akan membawa bencana atau tidak .

Elisa menghempaskan tubuhnya kekasur queen sizenya yang empuk ia merenggangkan tubuhnya , selama beberapa hari ia tak menikmati tidur yang berkualitas diatas kasurnya yang sangat empuk ini . Ia menatap kelangit langit kamarnya menerawang beberapa kejadian aneh dan juga perubahan dirinya . Elisa masih tak bergeming dari posisinya masih memikirkan kenapa hidupnya tak pernah merasakan sesuatu yang membuatnya semangat menjalani hidupnya seakan ia tidak ditakdirkan hidup dengan sisi seperti ini . Tak ada warna dihidupnya hanya ada abu abu kabut yang menutupi jalannya menuju tujuan hidupnya semua masih tampak tabuh dan sangat rumit untuk dimengerti .

Elisa mengangkat tangannya hingga tangannya berada diudara seakan dapat meraih langit langit kamar dengan posisisnya yang sangat tak mungkin namun matanya mengatakan bahwa kini tangannya meraih langit langit namun tangannya tak merasakan apapun sama seperti hatinya saat ini yang merasakan bahwa dia hidup ditubuh orang lain dan dibawah nasib bayang bayang orang lain .

Tak beberapa lama kemudian ia terlelap dengan posisinya seperti itu . Sedangkan bunda emily dan belinda masih sibuk didapur mempersiapkan makan malam yang spesial demi menyambut elisa kerumah setelah melawan maut dirumah sakit . Emily tersenyum puas setelah melihat makanan yang tertata rapi diatas meja . Emily beranjak dari ruang makan menuju kekamarnya sendiri ia harus mandi sambil menunggu elisa bangun dari tidurnya . Awalnya emily merasa aneh melihat tingkah anaknya yang kelihatan lebih murung berbeda dengan elisa yang dulu dan selalu ternyum ramah atau sekedar membuat keributan yang membuat rumah mereka menjadi lebih berwarna .

" belinda tolong periksa persiapan kita apa ada yang kurang sementara aku akan mandi dan membangunkan elis " ucap emily
" baiklah nyonya " ucap belinda sambil merapikan beberapa perlatan makan dan mengelapnya .

Emily menaiki tangga lalu berlalu kekamarnya bergegas mandi dan hendak membangunkan elisa . Dia sangat percaya bahwa semuanya akan berjalan lancar . Makan malam ini akan sangat berkesan dan sangat tak terlupakan .

Emily mematut dirinya dicermin . Ia memakai baju yang tak terlalu resmi tetapi juga tak terlalu santai . Ia memakai sebuah dress yang berlengan pendek berenda berwarna putih . Emily tersenyum puas dan membayangkan anaknya akan bertanya tanya mengapa bundanya tampil cantik malam ini . Sebuah bunyi bel membuyarkan lamunannya , emily berjalan menuruni tangga lalu membukakan pintu utama . Ia sangat amat terkejut melihat amber berdiri dengan gagah didepan pintu ia mengenakan pakaian yang agak formal namun sama sekali tak menghilangkan gaya flamboyannya .

" hai ! Kau sangat cantik emily . Oh dan kau tahu bahwa aku akan mengajakmu makan malam ?" Tanya amber seperti menggoda .
Emily tampak sangat terkejut dan tak menyangka bahwa penyihir gila ini masih saja mengganggunya . Ia memutar bola mata jengah
" aku tak tahu kau akan datang . Laipula semua ini bukan untuk kau , aku akan makan malam dengan anakku untuk menyambut kepulangannya . Jadi kau bisa pulang sekarang !" Usir emily dingin dan hendak menutup pintu namun tindakannya itu terhenti karena amber menahan pintu itu
" kalau begitu biarkan aku ikut dalam makan malam " ucap amber dan setelah itu ia membuka pintu itu lebar dan masuk tanpa menunggu persetujuan emily

Emily sangat kesal dan jengkel . Pria itu bisa merusak segalanya . Dan pastinya makan malam akan berlangsung sangat canggung karena kehadiran orang asing ditengah makan malam keluarga ini .

Amber sudah berada diruang makan dan duduk manis menunggu pujaan hatinya beserta anak yang manis itu . Tak lama kemudian emily datang beserta dengan anaknya dia berjalan perlahan sambil menuntun anaknya yang masih terlihat pucat .

" bun aku tak apa apa . Kau tak perlu mununtuku . Aku terlihat lebih tua darimu sekarang !" Oceh elisa sambil menunjukan wajah kesalnya karena bundanya tak menghiraukan kata katanya lalu kekehan amber membuat elisa menoleh kearahnya dan betapa terkejutnya elisa mendapati seorang pria asing sedang duduk manis dimeja makan yang biasa terisi olehnya dan bundanya .

" ka-kau siapa ?" Tanya elisa kaget
" aku amber teman baik ibumu , tadi aku datang berkunjung kesini karena mendengarmu telah pulang dari rumah sakit . Waktu kau tak sadarkan diri ibumu sangat khawatir jadi aku sempat menemaninya dan mengetahui sedikit tentangmu " ucap amber akrab dan tak lupa dengan senyuman ramahnya
" baiklah elisa kau duduk disini biar aku yang duduk disitu " potong emily seakan tak menhiraukan keberadaan amber dan itu membuat elisa sedikit bingung dengan situasi yang diciptakan oleh bundanya itu . Kenapa bunda tampak kesal ia menyadarinya sejak tadi saat ia dituntun oleh bundanya . Bundanya tak mengiraukannya sama sekali seakan bundanya sedang marah akan sesuatu

" bunda apa kau marah padaku ?" Tanya elisa lesu sambil menundukkan kepalanya emily tersentak sekaligus terenyuk mendengar perkataan dari putrinya kenapa ia terlau bodoh menciptakan keadaan seakan akan ia sedang marah pada putrinya padahal ia tidak marah padanya justru ia sedang marah pada pria yang ada disapingnya ini yang makan dengan tenang seakan tak terjadi apapun . Emily mendelik kearah amber namun amber tak mempedulikannya bahkan ia seakan tak melihatnya .

" maafkan bunda , bunda tak bermaksud begitu . Mungkin bunda hanya dalam keadaan moody jadi kau tak perlu merasa seperti itu " ucap emily sambil mengelus tangan elisa perlahan .
" apa bunda lelah menjaga elisa ?" Tanya elisa sambil memainkan ujung bajunya dengan posisi sama yaitu menunduk
" no . Elisa this is not you're fault . Justru bunda merasa amat senang sekalis antusias mempersiapkan segalanya ." " oh elisa please jangan dipikirkan sekarang . Kau harus makan lalu minum obatmu bunda akan marah jika kau tak mencoba masakan bunda " rajuk emily berusaha untuk membuat elisa yakin bahwa keadaannya tak sepeti yang ia bayangkan .

Author' s
Jangan lupa votenya yah ! Updatannya cukup lama ? Sorry yah ini karena authornya masih cari ide ide dan semoga chapt yang kali ini bagus yah 😉

The Last DescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang