chapter 5

5 1 0
                                    

Bunda emily berlari kecil kearah pekarangan rumah sakit dan membuka mobilnya . Dan dengan terburu buru bunda emily melajukan mobilnya ketujuannya . Ia masih terisak mengingat wajah anaknya itu ia sama sekali tak mengira anaknya akan menghadapi ini semua . Ia berusaha keras agar ini tidak akan terjadi namun ia ceroboh dan menyebabkan anaknya menjadi seperti ini .

Mobilnya berhenti disebuah pekarangan rumah yang sangat besar . Pilar pilar kokoh menjadi penyangga bangunan tersebut . Bangunan itu bergaya eropa dengan ukiran ukiran halus menghiasi tembok yang berwarna putih membawa kesan klasik . Bunda emily berjalan masuk sambil menyeka airmatanya . Dengan kasar ia membuka pintu dan membantingnya sehingga semua orang yang berada di ruangan itu menoleh kearah emily .

" mana amber ?" Teriaknya membuat semua orang bergidik ketakutan .
" ada apa sayang ?" Teriak seseorang dari lantai dua dan memunculkan seorang pria gagah dengan berpakaian lengkap dan nyaris sempurna
" aku membutuhkan darah untuk elis " ucap bunda emily tanpa ragu
" whoa ! Hold on baby . Kau perlu bersabar mendapatkan darahnya akan menjadi sulit dan kau harus tahu apa bayarannya " ucap pria itu sambil menuruni tangga secara perlahan sambil tetap terus menatap emily .
" aku tahu . Kau harus melakukannya dengan cepat kalau tidak kau akan tahu akibatnya " ucapemily berusaha menahan emosi
" kau masih tampak cantik sayang " ucap pria itu menghiaraukan ancaman emily
"Amber ! Aku sangat serius dia sekarat !"teriaknya sambil membelalakan matanya . Amber tampak berfikir sebentar memikirkan semua kata kata emily.
" baiklah malam ini aku akan datang kerumah sakit dan membawakanmu darah ." ucap amber lalu berjalan santai keatas

Emily segera pergi setelah ia mendengar kata kata amber . Ia tidak ingin berlama lama disana . Ia bahkan tidak pernah ingin masuk kesana lagi . Namun ia harus melakukan segalanya demi keselamatan anaknya . Mobil bunda emily sudah melaju keluar dari perkarangan rumah mewah itu . Ia ingin dengan cepat bertemu anaknya dan memastikan keadaan anaknya .

                               --o0o--

Joe memandangi wajah elis . Ia tampak sangat cantik walau dengan wajah pucatnya bibirnya maaih menggoda walau tidak semerah waktu ia bertemu . Joe menggenggam tangan elis dan menggosoknya halus . Ia tak mengerti mengapa dadanya berdesir setiap ia memandang elis Namun ada kekhawatiran disana mengetahui elis dalam keadaan seperti ini.

Pintu terbuka dan menunjukan sosok bunda emily dengan wajah kusutnya . Ia memandang joe yang masih memegang tangan elis lalu tersenyum hangat kearah joe . Ia memilih duduk dalam diam dan memikirkan langkah selanjutnya . Sementara joe masih menatap elis dan berharap wanitanya akan bangun dan tertawa riang seperti biasa yang dilakukannya bersama elis .

Sore harinya joe meminta izin pulang ke emily yang masih menunjukkan tampang kusut walaupun sudah bertukar pakaian . Setelah joe menghilang dari balik pintu tiba tiba seseorang membuka pintu lagi . Amber berjalan perlahan kearah emily yang menggengam erat tangan anaknya seakan tak ingin kehilangan .

" kau sudah datang ?" Tanya emily ketus tanpa menatapnya
" iya . Dan membawa apa yang kau minta . " ucapnya sambil menyodorkan tumbler kearah emily . Sedang emily menatap tumbler itu bingung .
" darah penyihir muda yang kudapat dengan susah payah " ucapnya tanpa ragu
" apa ! Kenapa penyihir muda . Seharusnya kau membawa darah dari kelompoknya " teriak emily kesal namun tak digubris oleh amber ia malah mempersiapkan peralatan dan hendak mentransfusikan darah itu ke elisa
" kau tak boleh melakukannya " ucap emily sambil mengenggam tangan amber yang hendak menyuntikan darah ke pergelangan tangan elisa
" apa kau ada pilihan lain ? Apa kau akan membiarkanku mati ditangan para vampire gila itu setelah bersusah payah menyembunyikannya ?" Tanya amber mampu membuat emily bungkam beribu bahasa
" dia akan baik baik saja . Kita hanya perlu menunggu beberapa tahun lagi sampai dia siap untuk membalas segala apa yang mereka lakukan pada kita " ucap amber dan dengan sejurus kemudian jarum itu sudah bersarang dipergelangan tangan elisa .

Dengan perlahan darh itu mengalir dari selang transparan itu hingga akhirnya masuk kepergelangan tangan elisa . Tak lama kemudian mata elisa terbelalak tebuka secara tiba tiba . Emily melihatnya khawatir .
" tenang saja itu hanya reaksi awal " ucap amber menenangkan
Emily perlahan mendekat kearah elisa dan terus menatap mata elisa yang kosong . Mata itu berwarna abu abu yang benar benar kosong tak menunjukan apa apa hanya sebuah ruang kosong yang ada pada dirinya sekarang .

Hingga sampai akhirnya darah yang berada pada tumbler itu habis dan dengan cepat amber menarik jarum yang ada pada pergelangan tangan elisa pelan . Tak lama kemudian mata elisa berubah menjadi ungu tua yang tajam namun tak mengurangi keindahannya .

" ia akan menjadi bagian dari kita sekarang dan tak ada yang akan menghentikan kita " ucap amber penuh dengan dendam dan juga konspirasi didalamnya .
" ia akan menjadi penyihir ?" Tanya emily lirih
" iya dia akan menjadi satu dengan kita " ucap amber yakin dan tak berapa lama kemudian elisa menutup matanya kembali dengan tenang
Emily terduduk lunglai setelah mendengar dan melihat sendiri kekacauan yang ia buat . Sekarang anaknya itu akan bernasib malang dan semua itu terjadi karena dia .

Sejurus kemudian amber menghilang dari hadapannya . Ia menatap elis nanar . Gadisnya harus dalam bahaya diantara perang dingin mereka . Demi dendam para wizard kini elisa harus berurusan dengan banyak kubu yang tidak menginginkannya .

                                --o0o--

Elisa pov

" bunda " panggilku . Aku berusaha untuk membuka mataku seluruh pandanganku buram namun entah kenapa aku tak mampu memejamkan mataku lebih lama . Ini membuat mataku sakit .
" elisa " panggil bunda emily sambil menggosok kedua telapak tanganku hangat
" kepalaku sakit " ucapku sambil meraba kepalaku . Ada perban dipelipisku entah apa yang terjadi tapi ini benar benar aneh aku merasakan sesuatu yang berbeda padaku . Setelah benar benar fokus pada pandanganku aku segera menatap mom . Mom benar benar kusut ranbutnya berantakan . Kantung matanya sangat jelas terlukis dibawah matanya . Bahkan sekarang aku merasa mom menua dalam waktu singkat .

" apa yang terjadi mom ?" Tanyaku .
" elisa ... kau kecelakaan dan kau sudah terbaring disini selama dua hari penuh " ucap mom sambil tersenyum lembut
" dua hari ?" Tanya elisa dengan wajah bingung
" iya . Kau butuh istirahat nak tidurlah sebentar lagi , ibu akan mengurus administrasi sebentar . Dan belinda akan segera sampai ia akan membawakan mu makanan dan setelah itu mandilah bunda akan segera kebali " ucap bunda emily dengan lembut kemudian berlalu dari balik pintu .

Elisa kembali memejamkan matanya sebelum akhirnya ia mendengar pintu ruangannya terbuka dan menunjukkan joe dengan wajah menyesal sambil membawa parsel buah . Ia mendekat kearah elis lalu meletakkan parsel itu dinakas dekat ranjang rawat elisa .

" kau sudah baikan ?" Tanya joe sambil mengambil posisi duduk di samping ranjang elisa
" kau tahu dari mana bahwa aku dirawat ?" Tanya elisa dengan suara lemah
" aku yang menemukanmu dijalan kemarin saat aku pulang . Aku melihat mobilmu secara mengenaskan menabrak pohon besar yang berada dipinggir jalan . Kau banyak kehilangan darah sejak kemarin kau tidak sadarkan diri hingga ibumu menemukan seorang pendonor darah yang dengan sukarela membagi darahnya untukmu " jelas joe panjang lebar . Elisa mengangguk angukan kepalanya tanda mengerti .
" aku membawakanmu buah buahan " ucap joe sambil menunjuk buah buahan yang tersusun rapi lalu menatap elis kembali
" aku hampir saja kehilanganmu jika aku tidak membawamu kesini " ucap joe sendu sambil menunduk sedangkan elis merona akibat mendengar perkataan joe barusan .

" non elis . Ah ada den joe juga , ini bibi membawa makanan yang diperintahkan nyonya emily . Nyonya ada keperluan mendadak non jadi dia tak bisa menemani non disini . Tapi dia akan menjemput kita setelah urusannya selesai " jelas belinda panjang lebar .

Author's
Jangan lupa vote yah

The Last DescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang