Second : Cinta Mulai Menyapa

190 18 0
                                    

Dengan begitu terburu-buru Jessica menuruni tangga kampus. Ia baru saja keluar ruangan kelas, tadinya, setelah masa perkenalan selesai, Terry menyuruh semua mahasiswa dan mahasiswi baru untuk dapat berkumpul dalam satu kelas. Dimana ia akan menjelaskan tentang peraturan kampus yang wajib dipatuhi seluruh mahasiswa baru. Setelah pertemuan itu selesai, Jessica meninggalkan ruangan kelas dan menuruni tangga menuju lantai satu. Tanpa sengaja ia bertabrakan bahu dengan Jason yang hendak naik ke lantai dua. Hingga membuat buku-buku yang tengah dipegang pemuda itu jatuh berserakan di lantai.

"Aduh, maaf Kak," sesal Jessica dan mulai memunguti buku-buku tersebut dan memberikannya kepada Jason. Jason menerimanya dan tersenyum sedikit.

"Tidak apa. Lain kali, hati-hati," jawab Jason.

"Ohya, maafkan sikap saya tadi pagi Kak. Tidak seharusnya saya bersikap begitu. Saya tidak tahu kalau Kakak adalah senior saya," ungkap Jessica penuh penyesalan. Matanya menyorotkan rasa sesal dan segan yang teramat dalam. Jason menyunggingkan senyum geli.

"Kamu itu lucu ya. Sudahlah, tidak perlu meminta maaf segala. Saya bahkan salut dengan perjuangan kamu agar tidak terlambat sampai di kampus. Contoh teladan bagi yang lain," jawab Jason tersenyum geli dan geleng-geleng kepala.

"Tapi Kakak juga sudah menyelamatkan saya di depan Kak Terry tadi. Kalau tidak ada Kakak, mungkin saya sudah mendapat hukuman,"

"Berbohong demi kebaikan tidak ada salahnya bukan?"

"Ya. Itu benar. Terima kasih Kak. Ohya, sekali lagi minta maaf karena sudah menjatuhkan buku-buku Kakak barusan," ujar Jessica lagi. Jason terkekeh.

"Iya, iya. Sudah dimaafkan," jawab Jason.

"Kalau begitu saya duluan Kak," tukas Jessica.

"Iya," sahut Jason mengangguk. Jessica segera bergegas meninggalkan pemuda itu, namun sejenak kemudian, Jason memanggilnya kembali. Hingga membuat Jessica berpaling dan menoleh kepada Jason kembali.

"Jessica, mau kemana?" tanya Jason.

"Kantin. Mau makan siang Kak,"

"Kebetulan sekali, saya juga mau makan siang. Barengan?"

Jessica agak terdiam dan tersipu malu. "Boleh," sahutnya kemudian. Maka, Jason melangkah mendekati Jessica dan sejenak kemudian kedua muda-mudi tersebut melangkah menyusuri koridor. Tanpa sengaja Terry yang baru keluar kelas melihat mereka. Mulai ada rasa tidak suka dihati gadis itu ketika melihat Jason melangkah berbarengan dengan mahasiswi baru itu. Bagaimanapun, ia sudah lama menaruh hati kepada Jason. Walaupun sampai sekarang Jason masih belum mau membuka hati untuknya, namun Terry tetap merasa tidak senang jika melihat pemuda itu berjalan dengan gadis lain. Apalagi kalau gadis itu hanyalah seorang mahasiswi baru seperti Jessica. Oh, betapa sakitnya hati Terry melihatnya.

Sementara itu, sesampai di kantin, Jason dan Jessica melangkah masuk dan duduk disalah satu kursi yang masih kosong. Ada beberapa mahasiswa yang mengisi kampus itu, dan diantara mereka juga ada yang merupakan mahasiswa baru. Robert, yang duduk dengan para mahasiswa lain, sempat melihat kedua muda-mudi itu melangkah memasuki kantin. Mulai muncul pula rasa tidak senang dihati pemuda itu, karena selama ini ia dan Jason seolah bersaing dalam merebut hati beberapa gadis. Dan selama ini selalu Jason yang menang. Jason memang menjadi pemuda idola di kampus itu. Dan kali ini, mahasiswi baru yang menjadi incaran Robert tenyata juga sudah digandeng Jason. Damn, bisik hati pemuda itu geram.

"Buk, burjo satu ya," seru Jason kepada penjaga kantin.

"Burjo?" tanya Jessica yang duduk disampingnya.

"Iya," jawab Jason menoleh. "Bubur kacang ijo,"

"Seperti di Jogja saja. Aku pesan nasi goreng saja," tukas Jessica pula.

Jason & JessicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang