Sixth : Ada Cinta Diantara Mereka

95 14 1
                                    

Hari terakhir ospekpun tiba sudah. Seluruh mahasiswa dan mahasiswi baru dikumpulkan di dalam sebuah ruangan, dan para senior memandu mereka. Disana seluruh senior meminta maaf jika selama ospek berjalan terjadi ketersinggungan perasaan oleh para junior. Acarapun ditutup dengan bersalam-salaman bersama antara senior dan junior. Bahkan ada diantara para mahasiswa baru yang sempat menitikkan air mata saat acara berjabatan tangan tersebut berlangsung.

Jason mulai menyalami seluruh mahasiswa baru, dan ketika sampai pada Jessica, pemuda itu tersenyum manis. Jessica membalasnya dengan tersenyum pula. Tangan mereka berjabatan, dan bibir mereka sama-sama menyunggingkan senyum. Mata merekapun bertemu cukup lama. Hingga membuat Terry yang berdiri dibelakang Jason menjadi muak, dan segera melepas genggaman tangan keduanya.

"Sudah. Tidak usah lama-lama. Masih banyak yang perlu disalami," tukas gadis jutek itu. Jason geram dan lanjut menyalami mahasiswa yang lain. Kini tibalah giliran Terry yang menyalami Jessica. Gadis itu menyunggingkan senyum sinis, yang sulit diartikan Jessica. Apakah itu senyum persahabatan, atau senyum permusuhan? Tetapi yang jelas, Terry mengulurkan tangannya, dan Jessica menjabatnya. Sejenak kemudian, gadis itu langsung melepas tangannya dan lanjut menyalami yang lain. Dibelakang Terry, Robertpun menyalami Jessica. Ia tersenyum manis pula kepada gadis cantik itu dan menyalaminya.

Setelah acara tersebut, seluruh mahasiswa baru diperbolehkan kembali pulang. Semua bersorak, karena besok mereka tidak perlu berdandan lucu-lucu begitu lagi ke kampus. Mereka bisa merias diri sesuka hati. Bahkan ada diantara beberapa mahasiswa baru yang mulai membuka dandanannya setelah acara selesai. Begitu pula Jessica, sambil melangkah gontai menyusuri koridor bersama dengan para mahasiswa baru, gadis itu mulai membuka ikatan rambut dan riasan wajahnya yang super menor itu.

"Senang ya, akhirnya besok kita sudah mulai kuliah. Tidak perlu berdandan begini lagi," ujar salah seorang mahasiswi baru yang tengah berjalan bersama Jessica.

"Iya," sahut Jessica datar. Tiba-tiba seseorang berseru dari belakang, memanggil nama Jessica. Gadis itu menoleh dan melihat Terry berlari menghampirinya.

"Jes, aku mau bicara," ujar Terry begitu sampai dihadapan Jessica.

"Ada apa Kak?" tanya Jessica.

"Ikut aku sebentar," tukas Terry judes. Ia melangkah menjauhi para mahasiswa lain, dan Jessica terpaksa menurut. Walaupun sesungguhnya Jessica sudah yakin yang akan dibicarakan gadis itu adalah tentang Jason, namun ia mencoba bersikap seolah tidak tahu apa-apa.

"Kau harus tahu, Jason itu milikku. Kau sebagai mahasiswi baru disini seharusnya tidak usah mendekatinya. Masih banyak pemuda lain yang bisa kau dekati, tetapi bukan Jason," ujar Terry sambil membelalakkan matanya. Ia mendelik kepada Jessica. Namun Jessica bukanlah gadis manja dan cengeng yang bisa ditakuti begitu saja. Ia sudah mengetahui semuanya dari Jason, bahwa Terry bukan siapa-siapanya. Dia hanya salah satu orang yang menggilai pemuda itu. Jadi, dia tidak berhak melarang dan mengatur-atur Jessica seperti itu.

"Kenapa kau malah tersenyum?" tanya Terry mengernyitkan dahi ketika melihat Jessica hanya tersenyum-senyum menanggapi ocehannya. "Kau pikir aku bercanda?"

"Setiap orang berhak bergaul dengan siapa saja. Lagi pula, Jason sudah bilang padaku kalau kau bukan siapa-siapanya. Kau hanya salah satu gadis yang menggilainya. Jadi, jangan main gertak begini dong. Kita lihat saja, siapa yang akan mendapatkan cinta Jason," tantang Jessica. Terry ternganga, tangannya mulai gemetar ingin menampar wajah gadis itu.

"Kurang ajar. Kau tidak tahu berbicara dengan siapa? Mahasiswi baru saja sudah belagu,"

"Aku bukan mahasiswi baru lagi. Ospek sudah selesai, jadi tidak ada acara menggertak dan mengancam lagi. Kita disini sama, sama-sama mahasiswi," tukas Jessica dan berlalu meninggalkan Terry yang masih ternganga luar biasa. Ia merasa tertantang sekali dengan omongan Jessica. Sebagai seorang mahasiswi yang lebih dulu menginjakkan kaki di kampus, Terry merasa betul-betul di permalukan. Awas saja kau, bisik hatinya geram.

Jason & JessicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang