Twelfth : Maafkan Aku, Kekasih

102 14 0
                                    

Jessica terus menangis tersedu-sedu disudut dinding gadung fakultas. Ia menyesali perbuatannya yang gampang sekali percaya kepada perkataan orang. Ia merasa malu dihadapan Jason, karena bagaimanapun ia sudah berkata kasar kepada pemuda itu. Sementara itu, Jason masih terus menyusul kekasihnya itu. Akhirnya, ia melihat Jessica berdiri disudut dinding sambil sesegukan. Perlahan, Jason menghampiri dan mengusap pundak gadis itu. Jessica agak terjingkat dan memalingkan kepala cepat. Ia menatap Jason dengan pandangan penyesalan.

"Maafkan aku Jason," bisiknya lirih. Jason tersenyum simpatik dan mengusap air mata kekasihnya dengan begitu lembut.

"Aku juga minta maaf. Gampang sekali rasanya aku dijebak oleh kedua orang itu,"

"Ya. Apakah kau mau memaafkanku?"

"Tentu Jes. Asalkan kau juga mau memaafkanku," bisik Jason pula.

"Ya," jawab Jessica dan memeluk pemuda itu. Jasonpun membalas pelukan tersebut dengan mendekap tubuh Jessica penuh rasa sayang.

"Ini ujian untuk cinta kita. Dan kita sudah membuktikan kalau cinta kita kuat dan pantang tergoyahkan," komentar Jason. Jessica hanya mengangguk membenarkan. "Sudahlah, hapuslah air matamu. Kau jelek sekali kalau menangis,"

"Kau ini," tukas Jessica gemas. Ia langsung mengusap air matanya.

"Kalau tersenyum kau pasti akan cantik sekali,"

Jessicapun tersenyum menanggapi omongan kekasihnya itu.

"Nah, kalau begitu, kau kelihatan cantik sekali," komentar Jason lagi.

"Kau bisa saja," ungkap Jessica tersipu malu.

"Nanti sore pulang denganku ya,"

"Tentu saja. Tunggu aku. Tapi jangan sampai sepeda motormu kempes lagi,"

"Ya. Mereka tidak akan bisa menjebak kita lagi. Aku berjanji," ungkap Jason yakin. Jessica tersenyum senang dan bergegas menyusuri koridor sambil berjalan berpegangan tangan. Mereka bahkan berani memperlihatkan kemesraan mereka dihadapan mahasiswa yang lain. Hingga beberapa mata mahasiswi yang menggilai Jason memandang iri pada mereka. Secara tidak langsung, Jason mengumumkan kalau Jessica adalah gadis yang ia pilih untuk mendampinginya.

* * *

Desas-desus Jason yang berpacaran dengan Jessica, kini sudah menyebar di kampus. Seisi kampus kini bahkan sudah mengetahui kalau kedua sejoli itu berpacaran. Bukan hanya mahasiswa, tapi juga para dosen. Hal itu, tentu saja membuat Terry dan Robert bertambah geram. Apalagi mendengar selentingan bahwa Terry dikalahkan oleh junior dalam merebut hati Jason. Itu benar-benar membuat Terry geram dan kesal. Tapi apalah daya, siasatnya untuk memisahkan Jason dan Jessica sudah gagal. Kini, ia hanya bisa pasrah. Kalau memang Jason adalah jodohnya, apapun caranya, pemuda itu akan bersatu jua dengannya nanti.

Sementara sore ini, setelah perkuliahan selesai, Jason dan Jessica melangkah menuju pelataran parkir sambil bergandengan tangan. Setelah sampai, Jason menaiki sepeda motornya bersama Jessica. Tak berapa lama kemudian, sepeda motorpun berlalu meninggalkan pelataran parkir. Ketika melewati Robert dan Terry, dengan sengaja Jessica dan Jason memamerkan kemesraan mereka. Hingga membuat kedua muda-mudi itu geram sendiri.

"Kau lihat tampang mereka tadi? Lucu sekali," komentar Jason di perjalanan, diikuti gelak tawanya. Jessicapun ikut terkekeh.

"Iya. Kalau wajah Terry seperti ini," kata gadis itu dan mencoba memperagakan bentuk wajah Terry yang dilihatnya tadi. Begitu kusut, hingga membuat Jason terpingkal-pingkal saat melihatnya.

"Iya, benar. Kalau Robert begini," balas Jason pula. Iapun mencoba memperagakan bentuk wajah Robert yang dilihatnya tadi. Jessica yang melihatnya juga terpingkal-pingkal.

Jason & JessicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang