12. Red

3.1K 173 8
                                    

ANYA'S POV

Aku tak bisa menahan senyum di wajahku saat ini. Entah perasaan apa ini, setiap saat yang bisa kulakukan hanyalah tersenyum dan merasakan detak jantungku. Tubuhku terasa hangat, aku sangat suka dengan itu.

Menyalakan Iphoneku dan berbaring diatas kasur yang empuk dan nyaman. Senyumku kini semakin lebar ketika melihat sebuah pesan dari Nando.

"Hey:)" begitulah tulisnya. Jantungku berdetak dengan kencang, rasanya sangat hangat dan nyaman.

Besok adalah waktunya. Aku, Nando, Amanda, dan Dion akan pergi bersama sesuai dengan janji kami waktu itu.

Aku membalas pesan Nando, "Besok jam brp?"

Aku berdiri dan menaruh Iphoneku di atas ranjang. Berjalan ke depan lemari, dan membukanya.

Aku mengeluarkan beberapa baju, jeans, dan rok yang menurutku bagus.

"Atau pakai dress ya?" batinku.

Sementara itu, Iphoneku bergetar dan muncul notification pesan Nando. Aku mengambil Iphoneku dan segera membaca pesan dari Nando.

Nando

Nando
Hey:)

Anya
Besok jam brp?

Nando
Jam setengah 11 udh sampe sana
Tp gue yakin lu bakal telat
Lu kn kebo orangnya

Aku tertawa membacanya. "Kayak sendirinya bisa bangun pagi aja," kataku dalam hati.

Tak terima dihina, aku membalas pesannya. "liat aja besok siapa yang bangun duluan," balasku.

Kembali ke kegiatan tadi, aku mulai memasangkan baju yang satu dengan yang lainnya.

Pertama, aku mencoba dress hitam favoritku di depan cermin. "Atau casual aja ya?"

Aku melepas dress tersebut, kemudian memakai tank top hitam serta memakai kemeja kotak-kotak warna biru-putih sebagai cardigan dan celana jeans hitam.

"Kayaknya lebih bagus ini," kataku pada diri sendiri.

Masih dengan baju yang sama, aku mengambil Iphoneku yang tergeletak di atas tempat tidur.

Nando mengirimkan beberapa pesan, dengan cepat aku segera membacanya.

"

Nando
Besok gue jemput ya
Nggak pake komplen

"

Aku langsung terbelalak ketika membacanya. "Oh my God!"

Aku langsung membalas pesan tersebut dengan menolak tawaran Nando.

Beberapa menit kemudian, pesanku belum juga dibalas. Bahkan belum dibaca.

Aku berpikir positif saja, mungkin saja dia lagi sibuk kan?

Sambil menunggu, aku ke ruang tamu dan menonton acara musik kesukaanku.

Aku berjalan ke dapur, mengambil beberapa cemilan dan menuangkan segelas susu.

Duduk di sofa sambil menyantap makanan ringan dan segelas susu, membuatku asyik menonton dan melupakan pesanku tadi.

Di acara musik ini, diputarkan banyak lagu yang sedang buming dan populer. Seperti lagu dari Justin Bieber, One Direction, Taylor Swift, Ariana Grande, dan masih banyak lagi.

Sambil sibuk menghabiskan makananku, aku bernyanyi sesuai dengan lagu yang diputar.

Aku sangat suka bernyanyi, ditambah aku seorang vokalis band sekolah. Oleh karena itu, menyanyi merupakan kegiatan yang biasa aku lakukan dimana pun dan kapan pun aku berada.

Mungkin karena suaraku yang terlalu keras, kakak kandungku keluar dari kamarnya dan berkata, "Suara lu jelek, nggak usah sok-sokan nyanyi."

Aku melirik sinis ke arahnya. "Sirik aja lo," ledekku.

Aldy, begitulah namanya, duduk di sebelahku dan "mencuri" makananku dengan santai.

Aku menengok melihat wajahnya yang buruk rupa dan memukul lengannya.

"Kenapa sih?" kata Aldy dengan nada tinggi sambil mengelus-elus lengannya yang memerah.

"Balikin!"

"Yaudah, nih." Alder menjilat makanan ringan tersebut dan mengarahkannya di depan mulutku.

Aku menjauh dan menutup mulutku. "Ih jorok," teriakku.

"Katanya balikin?"

Huh, pasti dia senang dengan kemenangannya kali ini. "Nggak jadi," kataku sambil membuang muka.

"Yaudah," sahutnya sambil memakan makanan ringan tersebut dengan wajah seperti orang yang sedang meledek.

Ya, dia adalah orang yang paling menjengkelkan sekaligus paling jenaka yang pernah aku kenal.

Meskipun kami sering bertengkar, tapi dia adalah kakak terbaik yang pernah ada. Dia selalu menjagaku dan memberiku nasihat yang membuatku semakin dewasa.

Perbedaan usia kami yaitu satu tahun, jadi Aldy adalah senior di sekolah, yaitu kelas dua belas.

Aldy aktif di kegiatan ekstrakulikuler basket, baru saja turun jabatan. Aku menertawainya dan menjadikan hal tersebut sebagai bahan candaanku padanya.

Ya sebernarnya aku tahu itu merupakan hal yang wajar, karena kelas dua belas fokus dengan persiapan ujian nanti sehingga tidak akan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler lagi. Tapi aku sangat senang ketika membahas hal tersebut di depannya. Bisa dibilang karena dia aku lumayan dikenal oleh teman-teman di sekolah. Ya, Aldy sangat populer dan semua orang di sekolah pasti mengenalnya.

Tak terasa acara tersebut sudah selesai dan aku segera naik ke atas menuju kamar tidurku. Aku menyalakan lampu dan membuka Iphoneku. Ternyata pesanku belum dibaca juga. "Ini sengaja nggak dibaca kali ya?" aku mulai kesal.

Aku mulai mengirimkan beberapa pesan kepada Nando, alias spam. Mungkin ini sedikit mengganggu, tapi aku tak peduli.

Entah antara dia sengaja mengabaikan pesanku atau memang dia sudah tidur, tapi yang jelas, sepertinya Nando tidak akan membaca pesanku.

Aku menyerah dan mengirimkan pesan kepada Amanda tentang rencana besok. Sekedar mengetahui apa yang Amanda persiapkan untuk besok.

Kira-kira sudah hampir jam sepuluh malam, aku segera pergi tidur dan mengakhiri percakapanku dengan Amanda.

Aku tak sabar menunggu hari esok.

*
a/n

Hai guys! Lama ya updatenya? Maaf banget ya, soalnya banyak tugas sama ulangan.

Makasih buat kalian yang udah baca cerita gue sampai part ini, love u.

-10 April 2016

Truth or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang