Part 4

613 80 11
                                    

[Jangan lupa Vote sehabis baca]

------------------------------------------------
Meera's POV

"Meera didi!!"

Wait.. sepertinya aku kenal suara itu. Perlahan aku menoleh ke sumber suara. Dan benar saja..

"Lho, Ishoo?" Gumamku pelan. Dia menghampiriku dengan langkah lebar.

"Didi ini! Tahu berapa lama aku menunggu Didi sampai diusir-usir, hah?" Omelnya. Aku membalasnya sinis.

"Hei, buta? Dekho 16, mobilku mogok! Masih untung aku ada usaha buat ngejemput tanpa harus debat dengan si bos,"

Ishoo menggelengkan kepala dan menunjukkan tatapan prihatin "Makanya Didi, punya mobil itu dirawat yang bener. Kapan mobil jelek ini diservis?" Dia menekankan kata jelek yang langsung mendapat pelototan dariku.

"Kalau kudengar kamu bilang jelek lagi jangan berangkat denganku," ancamku. "Diservis ya? Hm.. sepertinya hampir setengah tahun lalu," aku mengingat-ingat.

"Ya ampun, pantas saja. Mending Didi beli yang baru saja deh kalau begini terus," dia mengacak-acak rambutnya.

"Ishoo?" Panggil Veer. Dia menghampiri kami diikuti Veera dan seorang pria yang..

Hei.. dia yang di butik tadi kan?

"Eh.. Meera didi. Namaste. Aap kaise hai, Didi?" Sapa Veera sambil menangkupkan kedua tangan di depan dada -- salam ala India.

"Main theek hoon 17. Tum kaise ho? 18" jawabku balik menangkupkan tangan.

"Main bhi theek hoon 19, Didi," Veera tersenyum.

"Tu 20?" Tunjukku pada pria di belakang Veera. Veera menoleh lalu kembali tersenyum ke arahku.

"Kyun aap yahan hai 21?" Tanya pria itu. Si kembar menoleh ke arah pria itu dan aku bergantian.

"Bhaiya kenal sama Meera didi?" Tanya Veer yang kontan membuatku melongo.

Raj.. Raj Aryan, Veer aur Veera ka Bhaiya 22?

"Eh.. tadi Bhai bertemu dengannya di butik saat memilih kado," jawabnya ringan. Si kembar dan Ishoo manggut-manggut.

Nah, bagus. Jangan ceritakan soal aku yang terpeleset. Awas saja kau!

"Hm.. sepertinya mobilmu perlu diservis secepatnya. Pulang dengan kami saja. Biar nanti kutelepon pihak mobil derek," ajaknya sok dekat.

"Uh, tidak perlu repot-repot. Biar kami naik taksi saja," tolakku sopan sambil menarik tangan Ishoo.

"Apanya yang merepotkan? Sudah Didi dan Ishoo pulang dengan kami saja," Veera menarik Ishoo masuk ke mobil dan Ishoo tidak menolak sama sekali.

"Benar nih?" Aku masih ragu.

Untitled LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang