Part 8 & 9

2.1K 49 3
                                    

Adakah yang menyukai cerita ini? Gak ada yah... tp tetep lanjut aja deh... hehehe

^My Beautiful Sista Part 8^

Arya dan Reyna berlari memasuki salah satu ruangan di rumah sakit. Reyna merasa matanya memanas. Ia sungguh takut jika terjadi apa-apa pada sang papa. Ia tidak mau terjadi apapun pada beliau.

"Mama, Papa kenapa?" tanyanya langsung pada sang mama yang duduk di depan sebuah ruang rawat. Diana langsung berlari dan memeluk Arya.

"Mama takut Nak, tadi polisi datang ke rumah, mereka bilang papa di rampok."ucap Diana sambil menangis di pelukan Arya. Reyna menatap pintu ruang rawat yang tertutup, dan perlahan ia membukanya. Dan ia tidak bisa menahan tangisnya saat melihat papanya tergolek tak berdaya seperti itu.

"Papa....." bisik Reyna sambil menggenggam tangan papanya lembut.

"Papa kenapa... hiks.... Papa gak papa kan? Papa bangun...." isak Reyna pelan. Arya memegang bahunya lembut.

"Papa udah gak papa, ssst.... Udah jangan nangis." Bisik Arya menenangkan, Reyna hanya diam. Dan saat itu pula, beberapa polisi masuk ke dalam ruang rawat Anton.

"Bagaimana kronologis dan hasil penyidikannya Pak?" tanya Arya sambil emndudukkan sang mama di sof. Polisi itu mengangguk.

"Menurut penyelidikan sementara kami, korban mengalami perampokan. Saksi mata di TKP mengatakan ada empat orang yang menghentikan paksa mobil korban dan merampas kunci mobilnya, namun saat pelaku hendak merampas jam tangannya korban menolak, sehingga pelaku melakukan pemukulan. Dan saat warga mulai datang, pelaku malah menembak korban." Ungkap polisi tersebut.

"Ini jam tangan korban yang terjatuh di TKP." Ucapnya sambil menyerahkan jam tangan itu. Reyna menahan isak tangisnya.

"Itu hadiah dari Reyna. Papa mertahanin jam itu.." bisik Reyna pelan. Arya hanya menatap Reyna lekat.

"Apa pelakunya sudah tertangkap?" tanya Diana pelan, polisi menatap Diana penuh maaf.

"Kami akan berusaha menangkap mereka." Ucapnya. Ereka lalu pamit undur diri.

Reyna menatap sang papa yang terpejam. Ia merasa darahnya berhenti mengalir saat Arya mengatakan bahwa papa mereka dirampok dan ada di rumah sakit. Ia tidak bisa membayangkan, ia tidak mau membayang jika terjadi apa-apa pada papanya. Beliau adalah malaikatnya, papanya adalah pelindungnya. Ia tidak mampu, ia tidak mampu jika harus kehilangan sosok papa dalam hidupnya.

Arya menatap Reyna dang sang papa bergtian. Ia tersenyum, ia tau bahwa papanya tidak apa-apa, dan ia tersentuh. Jika ada yang bilang hubungan darah yang paling penting, amun disini ia melihat. Bagaimana papanya sangat menyayangi Reyna. Dan bagaimana Reyna selalu melakukan yang terbaik, untung sang papa. Untuk sosok laki-laki yang mengasuhnya, untuk sosok laki-laki yang merawatnya, untuk seorang laki-laki yang dengan sabar menggantikan popok untuknya. Hanya untuk beliau. Untuk sang Papa. Arya menoleh dan menemukan mamanya tengah terlelap, ia lalu menghampiri Reyna dan memeluknya.

"Ssst... udah...." bisik Arya, Reya terisak pelan.

"Reyna gak mau kehilangan papa..." dan Arya semakin memeluknya erat.

"Papa segalanya buat Reyna Kak... hiks.... Papa yang ngajarin Reyna makan, Papa yang ganti'in popok Reyna, Papa yang gendong Reyna ... Reyna takut Kak.. hiks... Reyna takut..." Arya hanya merasa matanya memanas.

"Rey..."

"Papa segalanya untuk Reyna... Kalian berdua segalanya...." bisik Reyna lirih. Arya lalu melepaskan pelukannya dan menghapus air mata di pipi gadis ini.

My Beautiful SistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang