Hay... hay... Do you miss me? Or miss my story? Hehehe... Hay semua.... kangen bangeeet... #ciumatuatu :D
And please, DON'T BE SILENT READERS....
Flashback.....
Anton membelai kepala putrinya yang tertutup dengan perban tebal. Ada luka memar dan luka gores di pipinya. Dan luka memar itu seakan mengoyak hatinya. Ia memandang sang putra yang juga hanya menggenggam tangan Reyna lembut.
"Hay baby... apa operasi itu menyakitkan sampai kau terus tertidur?" bisik Anton lirih. Ia melepas kacamatanya dan menghapus air mata yang mengalir disana.
"Sudah dua hari kau tertidur Nak, apa kau tidak lelah?" bisik Anton lagi, namun tidak ada jawaban, hanya terdengar bip rendah yang memonitori kerja jantung Reyna. anton mengecup jemari putrinya lembut.
"Dengan tangan ini, kau selalu mencubit papapu Nak, tidakkah kau merasakan tangan Papa?" bisik Anton dengan suara bergetar. Kenapa se sulit ini. Kenapa malaikat kecilnya belum juga mau membuka kedua matanya?!
"Dengan tangan ini Papa menimangmu, dengan tangan ini Papa membelaimu, dengan tangan ini, Papa menyuapimu Nak. Tidakkah kau ingin membuat tangan ini kembali membelaimu? Kembali menyuapimu?" tanya Anton dengan suara bergetar.
"Arya tunggu di depan." Ucap Arya cepat, sudah. Ia sudah tidak tahan menyaksikan semua ini. Semua terlalu menyesakkan untuknya. Anton menatap putranya yang keluar dari kamar rawat Reyna. ia lalu kembali memfokuskan perhatiannya pada gadis kecilnya.
"Tidakkah kau lihat itu Rey? Kakakmu benar-benar merindukanmu. Merindukan mulut cerdasmu kembali mengoceh." Ucap Anton sambil tersenyum. Ia menggemgam tangan putrinya erat.
"Papa membesarkanmu dengan segenap jiwa dan raga Papa, Papa melindungimu dari segala bahaya, karena kau adalah harta Papa, Nak. Dan pernahkah Papa memohon padamu? Bisakah Papa memohon padamu?" bisik Anton dengan air mata yang telah jatuh dari matanya.
"Papa membesarkanmu tanpa pamrih, tapi Papa mohon, Nak. Sekali ini saja. Papa yakin kau mendengar Papa, Papa yakin, dimanapun kau berada, kau bisa mendengar Papa." Anton menghapus air mata yang menggenangi kelopak matanya.
"Papa mohon, dengan segenap jiwa Papa. Buka matamu, bangunlah." Pinta Anton emmohon dengan tangisnya yang akhirnya pecah. Tangis permohonan seorang ayah, yang tidak mau kehilangan putrinya!
"Papa tidak pernah meminta apapun dari Nak, hanya ini saja. Bangunlah, demi Papa, demi Mamamu, demi Kak Arya. tidakkah kau lihat bagaimana dia tersiksa?" isak Anton pelan. kata-kata dr. Grace kembali terngiang di kepalanya.
Saya mohon maaf Pak, tapi Bapak sekeluarga harus bersiap dengan kemungkinan terburuk. Semua organ vital Reyna mengalami penurunan fungsi.
"Papa percaya kau kuat, Papa akan melakukan apapun, asal kau bangun, asal kau kembali seperti dulu. Papa mohon Nak, bukalah matamu, demi Papa! Reyna Papa mohon!" teriak Anton keras, ia benar-benar lelah.
"Demi Tuhan, nak!! Jangan siksa Papa seperti ini! Buka matamu! Apa salah Papa Nak? Reyna!!" isak Anton keras, dan tanpa ia sadari, Diana telah memeluknya dari belakang.
"Ssst, jangan seperti ini Pa, kasian Reyna." bisik Diana, Anton emnggeleng keras, ia tetap menggenggam tangan putrinya.
"Papa tidak bisa kehilanganmu, tidak! Papa tidak akan membiarkan kau pergi Nak!! Kau tidak boleh pergi!! Reyna..... Papa mohon Nak. Buka matamu!" isak Anton keras. Arya kembali masuk ke ruangan dan ia tidak bisa menahan air matanya saat melihat sang papa yang selama ini terlihat tegar, namun setelah perkataan dokter tadi melumpuhkannya. Membuat sang papa benar-benar terpuruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Sista
RomanceSiapa yang tau bahwa cinta akan datang pada mereka tanpa mereka sadari... Sebuah Cinta yang mungkin terlarang, atau bahkan TAKDIR lah yang melarang mereka bersatu... TAKDIR memang mempertemukan mereka menjadi dua sosok yang saling menyayangi, tapi a...