Part 3

2.7K 58 0
                                    

            Reyna menatap Arya yang membelai rambutnya lembut. “Kenapa bisa sampai pingsan?” tanya Arya pelan, Reyna menggeleng dan tersenyum.

“Gak tau, tiba-tiba ajah aku udah pingsan gitu. Jangan bilang Papa yah? Please…” pinta Reyna memohon, Arya mengangguk.

“Oke, sekarang kamu istirahat. Kakak akan ngerjain tugas disini, dan kamu harus tidur!” perintah Arya tegas, Reyna tertawa pelan.

“Rere tidur!” perintah Arya lagi, Reyna akhirnya memejamkan matanya. Namun perlahan, ia kembali membuka kelopak matanya. Ia memperhatikan sosok di depannya.

            Reyna menatap Arya lekat. Hanya Tuhan yang tau betapa ia menyayangi Arya. Sosok kakak yang mampu melindungi dirinya dari apapun. Tuhan tau, betapa besar cobaan yang telah diterima oleh Reyna selama ini. Namun Reyna tetap bersyukur, masih ada kakak dan papa yang akan selalu melindunginya.

            Dunia itu memang kejam, yah…. Reyna percaya akan hal itu. Perlakuan sang Mama padanya, membuat Reyna sering menangis di dingin dan pekatnya malam. Apakah ia tidak pantas mendapat kasih sayang dari seorang mama untuknya?

            Tidak ada yang tau, karena hanya Tuhan dan Reyna yang tau. Tidak ada yang akan tau, bahwa semua buku itu telah terbuka. Buku kehidupannya. Bahwa ternyata, dirinya hanya seorang anak pungut, yah ANAK PUNGUT. Kalian pikir Reyna tidak tau?

            Oh ayolah!? Apakah kalian hanya akan diam saja saat ibumu memperlakukan dirimu seperti sampah? Tentu tidak bukan?

            Reyna mengetahui itu, saat pertama kali dia masuk SMA. Malam itu ia akan mandi saat mendengar sang mama bertengkan dengan papana. Dan Reyna ingin mengetahui hal itu. Dan semuanya terbuka. Bahwa memang dirinya hanya anak pungut, dia bukan siapa-siapa di rumah ini. Namun ia memilih diam. Ia ingin tau, sampai kapan dua sosok laki-laki yang amat ia sayangi dan hormati akan memberitahukan yang sebenarnya padanya?

            Tidakkah  mereka tau, Reyna sangat menginginkan pelukan seorang ibu. Bukan hanya pelukan seorang Ayah dan Kakak! Tidakkah mereka mengerti?

            Reyna menatap Arya lama, dan tanpa terasa butiran bening telah mengalir dari kedua mata indahnya. Reyna gak mau kehilangan kalian…. Reyna takut Kak…

                                                                       *****

            Arya menghembuskan nafas lelah. Akhirnya ia bisa menyelesaikan tugas kuliahnya. Arya menoleh dan menatap Reyna yang telah terlelap, namun kelegaan itu musnah seketika saat melihat bekas air mata di pipi Reyna. Arya membelai pipi Reyna lembut. Basah. Arya menutup matanya.

“Kamu kenapa Sayang?” bisik Arya lirih. Arya lalu mengecup kening Reyna lembut, dan meninggalkan kamar Reyna.

            Tanpa ia tahu, Reyna membuka kedua matanya. Ia menatap pintu kamarnya tang telah tertutup.

“Selamat tidur Kakak…”

                                                                       *****

            Arya memanggil Reyna yang masih memakai sepatunya.

“Cepet Lele!! Kakak ada kuis pagi nih.” Ucap Arya tidak sabar, Reyna menatap sang kakak kesal.

“Yeee jangan manggil Lele dong Kak.” Gerutu Reyna cemberut, Arya tertawa lalu segera memasuki mobil, namun langkahnya terhenti saat melihat sosok yang baru turun dari sebuah mobil sport merah. Arya menatap sosok itu tajam.

My Beautiful SistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang