Flashback....
"Vanila?" ucap Arya pelan, Reyna tertawa sambil memakan kembali ice krimnya.
"Iya dong, Reyna pingin nyobain gimana sih rasa ice krim kesukaan Kakak. Ternyata enak yah?" ucap Reyna bersemangat.
"Reyna takut Reyna gak bisa ngerasain lagi, soalnya kan Reyna agak enek sama yang namanya vanila, eh ternyata enak." Ucap Reyna. Arya menatap gadis di sampingnya sekilas.
Ia sangat tau, ia sangat tau bahwa Reyna tidak suka segala sesuatu yang berasa vanila, tapi hari ini gadis itu makan ice krim dengan rasa vanila? Rasa kesukaannya?
"Oh ya, kita ke kantor Papa yah? Please..." pinta Reyna, dan lagi Arya hanya mengangguk.
Reyna tertawa pelan. ia lalu meyendokkan ice krim ke dalam mulutnya, dan ia memaki dirinya sendiri saat air atanya juga ikut jatuh. Ia menghapusnya dengan kasar.
"Andai tadi kita makan di cafe, Reyna bakal nyobain waffle kesukaan Kakak lo..." ucap Reyna parau.
Disisi lain, Arya bnar-benar menahan gejolak dalam hatinya. Bisakah Reyna diam dan membiarkan ia berpikir tenang? Tidakkah ia tau bahwa Arya sangat kecewa? Tidakkah ia tau?
"Oh ya Reyna...."
"Can you shut up now?" desis Arya tajam, yang sanggup menghentikan segala yang ada di mulut Reyna. Dan Reyna hanya bisa tersenyum.
Jangan membenciku, Kakak..... Jangan....
^My Beautiful Sista Part 14^
Reyna menatap sang kakak yang turun dari kursi pengemudi. Dan Reyna tersenyum samar saat Arya tidak membukakakn pintu untuknya, tidal lagi. Ia keluar dari mobil dan menatap sang kakak yang menyebrangi jalan, tanpa menggenggam tangannya. Reyna berlari menyusul Arya yang sudah sampai di halaman kantor sang papa, dan saat Arya hendak membuka pintu masuk, Reyna menahan tangannya.
"Kakak..." bisik Reyna lirih, Arya menatap tangannya yang di genggam Reyna. Betapa ia ingin memeluk gadis ini, betapa ia ingin meyakinkan gadis ini bahwa dirinya sangat mencintai Reyna. Tapi rasa sakit yang ia rasakan terlalu memedihkan, dan tidak bisakah Reyna memberinya waktu untuk memulikan hatinya?
"Rey, jangan membuang waktu Kakak." ucap Arya tegas, Reyna mengangguk mengerti, ia lalu menatap sang kakak sambil tersenyum. Senyum kesakitan.
"Reyna mau gendong." Pinta Reyna pelan, permintaan yang sukses membuat Arya terkejut.
"What?" bisik Arya tak percaya, Reyna tersenyum dan mengangguk.
"Reyna mau gendong, Reyna mau digendong sama Kak Arya." pinta Reyna lagi, dan saat Arya hendak berbicara, Reyna menggenggam kedua tangannya erat.
"Please.... Demi Reyna, kali ini saja Reyna mohon sama Kakak, Reyna mau digendong...." pinta Reyna memohon, Arya menjambak rambutnya sendiri kesal. Ia lalu menatap Reyna lekat.
"Kenapa kau lakukan ini Rey?" tanya Arya parau, dan Reyna berani bersumpah, detik itu juga ia merasakan seluruh oksigen seakan direngut dari paru-parunya, ia merasa sesak saat melihat laki-laki yang amat ia sayangi sedih, karena dirinya.
"Karena Reyna sayang sama Kakak, Reyna sangat sayang sama Kakak." Jawab Reyna lirih, Arya mengumpat pelan. Ia lalu jongkok di hadapan Reyna. Dan Reyna tertawa bahagia, benar-benar bahagia. Ia lalu naik ke punggung sang kakak.
Reyna tersenyum pada semua karyawan di kantor sang papa yang menatap mereka dengan senyumam.
"Kita lucu yah? Gendong-gendongan." Desah Reyna pelan. Arya hanya diam membisu, membuat Reyna kembali merasakan sakit. Kenapa se-sakit ini? Kenapa Arya melakukan ini padanya?!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Sista
RomanceSiapa yang tau bahwa cinta akan datang pada mereka tanpa mereka sadari... Sebuah Cinta yang mungkin terlarang, atau bahkan TAKDIR lah yang melarang mereka bersatu... TAKDIR memang mempertemukan mereka menjadi dua sosok yang saling menyayangi, tapi a...