11✔

11.3K 900 11
                                    

Jam menunjukkan sudah pukul 04.30 WIB. Regan melangkah ke arah kamar mandi. Dia akan membersihkan diri dan bersiap menunaikan sholat shubuh. Semenjak Dimas memberitahu bahwa Alana butuh waktu lama Regan rasanya ingin cepat pagi.

Bukan, bukan Regan mulai ada rasa sama Alana. Tapi karna Regan khawatir, ya Regan khawatir saat ini dengan kondisi Alana. Regan melangkah keluar kamar untuk mengecek kondisi Alana, setelah dia selesai sholat shubuh.

Semoga semuanya baik-baik saja.Batin Regan

Ruang ICU

Tettt
Tett
Tett

Hanya suara itu yang terdengar saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya suara itu yang terdengar saat ini. Regan melangkah maju ke arah bed Alana setelah dia mencuci tangan dan memakai pakaian steril.

Regan menatap datar Alana. Seharusnya dia tidak terlambat menyelamatkan Alana dari seseorang yang menggoreskan pisau racun itu.

Regan mencoba menggengam tangan Alana untuk menyalurkan kekhawatiran yang sejak semalam dia rasakan.

"Bangun." ucap Regan pelan. Hanya kata itu yang saat ini bisa dia ucapkan. Regan terus mengamati wajah tertidur Alana. Alana begitu damai dan cantik saat tertidur.

"Lo kuat!" tegas Regan mencoba lebih erat menggengam tangan Alana. Alana tidak berespon hanya suara monitor yang terdengar.

Regan tertunduk di depan Alana. Regan memejamkan matanya berharap semua ini selesai. Dia merasa gagal menjaga partner Agent FBI nya.

dr. Dimas datang menghampiri keponakannya yang masih tertunduk di depan bed Alana. Dimas menepuk punggung Regan untuk menguatkannya.

"Jangan khawatir boy. Dia hanya tertidur sejenak. Lebih baik kamu sarapan dan bergegas sekolah. Biar om yang akan menjaganya." ucap Dimas.

Regan menatap Dimas datar dengan sorot mata terluka. Regan bukan lelaki lemah hanya aja tidak bolehkah seorang lelaki terluka melihat kenyataan bahwa dia telah gagal menjadi seorang Agent FBI handal? Gagal dalam menjaga anggotanya sampai harus terbaring lemah.

Jika boleh memilih saat ini kenapa bukan dia lagi aja yang ada diposisi Alana? Dia lebih kuat dan tentu dia sudah terbiasa di posisi Alana saat ini. Tapi tuhan berkata lain. Alana lah yang dipilih untuk ada diposisi ini.

"Kenapa dia tertidur terlalu lama om? Apa kau telah menyuntikan obat tidur dosis tinggi untuknya?" tanya Regan yang membuat dr. Dimas memutar bola matanya.

Dimas berdecak kesal bisa-bisanya keponakannya ini berkata seperti itu. Oh hello Dimas bukan sekejam itu pada seorang gadis yang bisa membuat keponakannya galau semalaman menunggunya membuka mata.

Regan menatap Dimas dengan alis terangkat satu. Kenapa Dimas malah terkekeh apa perkataanya ada yang lucu?

"Kamu kira om setega itu menyuntikan obat tidur pada gadis yang bisa membuat keponakan om galau semalaman menunggunya membuka mata?" Kekeh Dimas yang membuat Regan mendengus dan melangkah meninggalkan ruangan dimana Alana tertidur.

Agent FBI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang