20✔️

8.4K 641 5
                                    

Regan, Sam dan Sean keluar dari Ruang Operasi disusul dr.Dimas yang mendengus kesal dengan keponakan lucnutnya.

"HEH, bisa ngga sih kalau minta tolong orang tuh jangan dadakan copot nih jantung gue, dasar ponakan iblisss." Keluh dr.Dimas menjewer kuping Regan dan Sean pasalnya mereka berdua lah yang membangunkannya dengan beralasan menyangkut nyawa Alaska.

Dan sampai disini Komandan Alaska cengo melihatnya heboh memeriksa dari ujung kepala sampai kaki.

"Elah putus ini om, kuping Sean" dengus Sean karena ulang Om nya Regan.

"APAAA HAH, mau yang lebih lagi"

Dorrrr

"Anjay, kaget gue." Sean melongo saat tau siapa yang melakukan tembakan tersebut. Pelakunya berlari menuju target.

"Sial !!"
Alana menodong Regan dengan Pistolnya, membuat seisi markas heboh.

"Di tunggu klarifikasinya, Bapak Regan Argamed atau peluru mematikan ini menembus kepala anda." Kesal Alana saat dia dikabari setelah semua operasi dan misi selesai.

"Anj, auranya beuh bukan kaleng kaleng haha"

"Goblok, bisa diem ga?" Om Dimas greget sama Sean yang merusak momen. Sean cuma bisa nyengir saat Sam dan Om Dimas menggerutu kesal.

Regan menatap dalam Alana, tanpa menjawab dia menarik pinggang Alana merapat ke tubuhnya dan mencium bibir Alana dalam dalam, Alana menjatuhkan pistolnya dan melingkarkan tangannya di leher Regan. Mereka berciuman cukup lama sampai tak terasa dikunciin sama Sean dari luar wkwk iseng bgt.

"Nyebelin" decakan Alana saat Regan menatapnya.

"Khawatir? Apa kangen?" Regan mendengus geli mengingat cewek ini nekat mendekati hati nya.

"Dihhh pede banget" emosi Alana saat Regan malah tertawa dan kembali merenguhnya kedalam pelukannya. Menaruh kepalanya dibahu Alana dan mencium bau khas tubuhnya yang menjadi candu untuk Regan.

 Menaruh kepalanya dibahu Alana dan mencium bau khas tubuhnya yang menjadi candu untuk Regan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Citttttt

Decitan rem mobilku membuat suasana hening menjadi kacau. Ternyata ada kumpulan preman jalanan telah menutup akses jalanku. Alana tetap tenang sejak awal aku keluar rumah pun mereka telah mengintaiku.

1, 2, 3, 4... 15 preman mengitari mobilku.

"Kurang ajar!" Umpat Alana kesal, kali ini Alana memilih turun dari mobil, melawan mereka. Dia cukup membawa beberapa kinai dan jarum bius untuk melawan mereka.

"Ada perlu apa?" Tanya Alana basa badi turun dari mobil dan bersandar di depan mobil melipat kedua tangan.

Dia sudah mengirim sinyal ke Regan untuk jaga jaga dia tidak bisa melawan mereka semua. Salah seorang dari mereka maju ke hadapanku.

Agent FBI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang