24✔️

8.1K 565 8
                                    

"Gan, gue mau cuti tiga hari." ucap Sam saat para Agent FBI sedang berkumpul di rumah Regan untuk main Playstation.

"Ada keperluan penting? atau
Presiden memberimu tugas lagi?" Tanya Gabriel pada Sam. Regan hanya menyimak toh sekalipun tidak diizinin Sam akan tetap dengan pendiriannya.

"Gaya bangett lu Sam, udah kek orang penting punya urusan aja wkwk. Paling juga mau jalan sama MANTAN!! Hahaha." ucap Sean sengaja penuh penekanan meledek Sam.

Tak

"Kamvrettt kepala ainggg." dengus Sean saat kembali menjadi sasaran Sam.

"Ini privasi, tidak ada sangkut pautnya dengan tugas."

"Bukannya gue mau ikut campur Sam,
situasi saat ini sedang tidak kondusif. Kita aja belum tau kasus apa yang akan kita tanganin. Bahkan strategi aja belum disusun." kali ini Alana yang menjawab, dan Gabriel pun setuju dengan penjelasan Alana.

Sam diam dan membenarkan perkataan sahabatnya. Sean melongo melihat temannya menyalurkan suara.

"Dah lah mending kita liburan bareng, kalau gini kan bisa bikin refreshing otak sekalian. Kuyyy lahh kawan"

"Setujuuuuu" teriak yang lain sambil menatap Regan yang justru malah tertidur pulas dipangkuan Alana.

"Pantes aja adem suasananya pawangnya lagi tidur wkwk" Sean mengusilin Regan.

"Jangan sampai gue patahin leher lu" desis Regan yang membuat Sean bergidik ngeri sedangkan yang lain tertawa pulas.

"Gue setuju". kata Regan

Sean mengerutkan alis, sambil mengecek email dari seseorang.

"Kamvrett"

"Ada apa?" Tanya Alana saat melihat Regan juga ikut duduk dan mengecek Laptopnya.

"Sial, mereka meretas kembali cctv diruang Presiden. Bahkan di beberapa titik." Gabriel ikut menimpali sambil mengecek siapa dalangnya.

"Sial, fu*k Cracker." Sean sangat kesal jika dunia hanya tau Hacker yang merugikan Negara. Faktanya Cracker lah yang lebih merugikan Negara.

Regan mencoba membantu Sean menyadap siapa Cracker yang meretas CCTV di Ruang Kepresidenan

"Pelakunya orang dalam." ucapan Alana membuat semua didalam ruangan itu menatapnya.

"Orang yang paling dekat dengan Pak Presiden." desis Sam

"Riel, cek dinding dekat kaca kamar pak Presiden. Gue taro penyadap disitu." kata Regan yang membuat semuanya takjub.

"Gokil kok bisa, gan. Kepikiran taro penyadap disitu."

Semua membenarkan ucapan Sean. Otak Regan emang diluar batas manusia. Bahkan dalam keaadaan tidurpun dia masih bisa berpikir.

Gabriel fokus mengerjakan bagiannya. Semua menunggu koneksi yang akan menghubungkan mereka dengan penyadap itu.

"Tunggu, liat itu gais." Alana mengintruksi bahwa dia melihat seseorang menyeludup ke dalam rumah pak Presiden.

"Sial, kenapa dia harus membelakangi cctv." dumel Sean.

"William."

Seketika semua menghentikan aktivitasnya dan menatap Regan. Bagaimana mungkin Regan bisa mengatakan bahwa penyeludup itu Pak William. Pak William ini adalah wakil Presiden dia bahkan sudah dianggap sebagai adiknya sendiri.

 Pak William ini adalah wakil Presiden dia bahkan sudah dianggap sebagai adiknya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Agent FBI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang