part 3 // Amora (edited)

5K 225 1
                                    

Gue mandi setelah selesai memikirkan betapa beruntungnya gue, gak lupa juga gue memikirkan betapa gak tahu dirinya gue mengingat gue selalu mengeluh. Gue memakai celana pantai dan baju kaos hitam dengan tulisan "Queen of the day" berwarna emas yang tadi pagi gak jadi gue pakai, dan karena ini malam Minggu gue mengambil buku warna pink yang ada di meja belajar gue, lalu duduk dikursi putar berwarna putih yang sesuai dengan warna meja belajar atau rak buku, atau laci yang ada disebelah tempat tidur gue.

Gue memutar-mutarkan pulpen biru ditangan gue seiring otak gue berlarian berusaha mengangkap kata-kata yang berlarian.

Bosan dan jenuh karena tidak memiliki ide untuk menuliskan bahkan satu katapun di kertas yang ada di dalam buku itu, gue mengambil hp.

"Asiik ada yang ngechat!" kata gue sembari membuka applikasi Line yang gue password sehingga gue gak tahu siapa yang ngeline, hanya ada tulisan 'New Notification(s)'

LINE TODAY: Kisah pilu ibu bawa.......

"Aiihh, ini kan malem Minggu Maddie pasti pergi sama Jack pas beres telponan!" gue menepok jidat lalu melemparkan hp gue ke kasur (Untung gak jatuh kalau jatuh gue gak bisa ngechat, eh tapikan gak jatuh juga gak ada yang ngechat gue ya.)

Menyesal membuka hape dan frustasi gak punya ide gue berusaha mengingat kenapa gue bisa sayang sama Sean, karena suka terlalu sepele untuk menggambarkan apa yang gue rasain tetapi cinta terlalu kuat untuk mendeskripsikan perasaan gue.

Gue gak inget alasannya.

Mungkin waktu kelas 6 gue suka sama dia dan berhubung dia pergi dan kita masih belum mengenal rasa sayang (belum ngenal juga sih sekarang) jadi gue menganggap apa yang gue rasain itu hal yang wajar, sampai akhirnya dia balik ke sini dan ada sesuatu yang memicu perasaan itu lagi. Tapi itu hanya kemungkinan.

Gue mengingat semua kejadian yang pernah terjadi beberapa hari lalu, sebelum dia tiba-tiba menjadi baik ke gue seperti tadi, tentang bagaimana gue masih harus memendam perasaan gue supaya dia gak menjauh lalu menjadi dingin lagi, dan entah kenapa menulis mengenai patah hati lebih mudah dibandingkan dengan kebahagiaan bersama seseorang yang gue sayangi (Mungkin ini adalah efek samping jomblo, gimana mau nulisin tentang kebersamaan dengan orang yang disayang; bisa deket aja kaga)

Aku terjatuh untukmu tanpa ada alasan yang jelas.

Terjatuh dalam sebuah lubang yang tak berdasar.

Kamu yang aku tunggu, bagaikan malam yang selalu menanti bintang.

Aku yang menantimu tanpa kamu mengetahuinya, menanti kamu menoleh ke arahku seakan aku menanti bulan dan matahari bergantian untuk terbit, berulang setiap harinya.

Kamu dan aku bagaikan mawar dan durinya.

Kita berada dalam satu tangkai tapi tak bersentuhan, kita berada dalam satu kehidupan tapi kamu tak tahu aku begitu mengaggumimu.

"Gila gue kayak putus asa banget suka sama Sean" gue tertawa sendiri sembari membaca puisi yang gue buat, 'gitu deh efek samping jomblo lainnya' batin gue dan gue berhenti tertawa.

"Heh tak (otak) kenapa sih lo kerjaannya mojokin gue mulu? Gue kan bagian dari lo juga!" lalu gue nyadar kalau gue ngomong sendiri dan mungkin kalau mami gue liat gue dibawa ke psikiater "AHA! GUE PUNYA IDE!!" teriak gue sembari mencari halaman kosong dibuku gue, maklum gue kalau nulis gak ngurut dari depan, sukanya ngacak biar bukunya acak-acakan kayak hati aku.

#efek samping jomblo, by Amora Swarld.

1. Sukanya baca/nulis puisi galau karena rasa sayangnya bertepuk sebelah tangan.

Love or Dare [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang