part 4 // IT (edited)

4.4K 194 3
                                    

"I keep craving, craving, you don't know it but it's true"

Setelah menonton beberapa episode Pretty Little Liars gue akhirnya tidur, sekitar jam 12.

"AMORA!!!"

gue menguap lalu kembali memeluk bantal (kalau kalian pikir gue bakal bangun, kalian salah karena gak mungkin seorang Amora bangun hanya dalam sekali panggilan.)

"AMORA!!" gue mendengar nama gue dipanggil lagi, tapi gue masih mau tidur, jadi gue antepin.

"AMORA SWARLD!!" teriak mami diikuti dengan suara pintu yang dibanting, okay saat-saat seperti ini yang membuat gue menyesal gue tidak menguci pintu karena satu alasan yaitu takut.

"Pantesan ya anak mami tuh jomblo terus! Ada cowok ganteng mau ngejemput masih aja molor!" gue menutupi mat ague dengan bantal karena mami mulai beraksi.

1) Menarik selimut, 2) membuka horden, 3) teriak-teriak tentang apapun itu, 4) tebak? Apakah Amora bangun? Tentu saja tidak.

"Silau mami!! Siniin bantal akuu! Aku kemaren gak bisa tidur" rengek gue setelah mami menarik bantal yang gue pakai untuk menutupi mata,

"Alesan aja kamu, kamu bisa tidur juga tetep aja susah disuruh bangun!" gue berdecak lalu menutupi mata gue dengan tangan. "Heh! Kamu gak malu apa?! Ada cowok yang nungguin kamu dibawah bukannya bangun terus mandi, malah ngelanjutin ngeces (drooling)" "Palingan juga Maddie kan yang dibawah? Udah ah mami aku masih mau tidur."

Kenapa gue bisa tahu yang dibawah itu Maddie? Karena mami pernah bilang kalau ada anak teman mami yang datang di suatu pagi, saat gue masih ingin mengejar mimpi dan gue masuk ke jebakan batmam (gak typo guys).

"Mami gak becanda ya! Namanya Sean." Gue duduk. GUE LANGSUNG DUDUK.

"SEAN?!" teriak gue lalu gue ingat kalau dia ada di bawah "Sean?" bisik gue, "Iya! Udah cepet mandi!" gue duduk di ranjang bengong, karena gue gak tahu harus apa, akhirnya gue mengambil handphone gue yang terletak di atas meja dan menelepon Maddie,

"MADDIEE!! Sean ada dibawahh!!" rengek gue sembari mengibas-ngibaskan tangan "Terus? Lo nelpon gue bukannya nyapa dia gitu?" "GUE BARU BANGUN!" kata gue panik" YA MANDI LAH BEGO LO! NGAPAIN NELPON GUE?! MANDI SEKARANG!" lalu dia menutup telpon.

Gue berlari ke kamar mandi lalu gue keluar lagi karena gue lupa membawa handuk.

Setelah mandi yang memiliki sensasi seperti dikejar anjing liar kelar, gue keluar dan menyisir rambut gue yang belum di keramas, untungnya tadi malem gue keramas, kalau gak udah deh jadi pabrik minyak hari ini gue.

Mungkin saking paniknya gue tadi saat menelpon Maddie, gue tidak melihat missed call yang ada. 15 panggilan tak terjawab dari satu setengah jam yang lalu. Sean.

Hebatkan gue? Dia gak pernah memberi nomor hp ke gue dan gue punya kontak dia? Emang. Kalau nomor dia di hp gue itu ibarat makanan, kayaknya nomor itu udah basi, soalnya entah gue menyimpan nomor dia unuk apa; gue gak pernah nelpon atau sms dia, dia juga gak pernah nelpon atau sms gue sebelumnya.

4 pesan masuk.

08976575432 (Sean) : Angkat dong telponnya, ini Sean. Line lo gak dijawab-jawab

: Lo belom bangun?

: Gue ke rumah lo yaa trs kita nonton IT

: Okay? Okay.


Gue turun ke bawah dengan baju rumah gue. "Sorryyyy, lo udah lama ya? Gue barusan bangun." "Udah biasa nungguin cewek." Jawab dia santai, "Omong-omong, gue gak mau nonton IT. Gue gak suka sama badutnya." "Kalau aja lo udah bangun pas gue nelpon lo, kita masih bisa ubah film, sekarang gue udah terlanjur beli tiket, gimana dong?" Sean berpura-pura cemberut.

Love or Dare [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang