You're the only reason why, i don't wanna live a lie.
***
"Bagaimana kalau kita punya tato yang sama? By the way, aku akan membuat tato baru di samping leher sebelah kanan." Justin menawarkanku selembar kertas yang terdapat contoh gambar tato.
"Ah tidak. Kau saja. Kan aku sudah 'berubah'." Aku menolaknya secara halus.
"Ayolah. Biar kita mempunyai tato yang sama. Lagipula rambutmu kan diurai. Jadi kau tidak perlu khawatir." Aku terbuai ajakan Justin dan akhirnya mengiyakan.
Aku dan Justin berjalan menuju tempat kami akan membuat tato yang sama.
"Tahan ya," kata orang yang akan menggambar tato di samping kanan leherku. Fuck. Ini sakit sekali. Aku menahan sakit yang kurasa ini. Aku menggenggam erat tangan Justin.
"Selesai." Orang itu mengelap darah yang keluar saat tato sedang digambar.
Aku mengikat rambutku lalu memandang tato yang bertuliskan 'patience' sama persis dengan milik Justin di kaca.
- - - - - -
Aku mengikat rambutku lalu memandang tato yang kubuat bersama Justin waktu itu di kaca. 'Patience' berarti sabar. Ternyata tato ini bagus juga. Mengingatkatku pada Justin.
Dulu saat kami selesai membuat tato yang sama, aku meminta pemilik toko untuk memfoto kami berdua dari samping kanan. Untuk memperlihatkan tatonya. Hasilnya bagus dan sudah terletak rapi di kotak hitam.
Aku mengurai rambutku lagi, memakai lipstik, lalu bergegas untuk ke perusahaan dimana aku akan magang disana selama dua bulan. Selama semester ini aku menghabiskan waktu ku untuk magang dan mengurus skripsi. Sebenarnya targetku 2 semester lagi saat aku semester 6. Namun, mata kuliah yang harus kuambil tinggal magang dan skripsi. Syukurlah selangkah lagi aku akan lulus.
-
"Kalian, tolong fotokopi jurnal ini." Seseorang pegawai, memberikan jurnal tebal untuk difotokopi. Terdapat keterangan harus difotokopi 3 rangkap. Yang benar saja.
"Kau dan Daniel saja yang fotokopi, ya. Aku lagi sibuk nih." Daisy langsung fokus kepada layar komputer didepannya. Dengan terpaksa aku dan Dan (re: Den) bergegas keruang fotokopi.
"Kau tidak mengikat rambutmu lagi?" Dan membuka pembicaraan. Rasanya aneh sekali memanggil dia dengan sebutan 'Dan'.
"Ah tidak. Aku lebih suka diurai. Rambutku bagus kalau diurai." Aku mengibas rambut coklatku kemuka Daniel. Alhasil dia menutup mukanya dengan kertas. Aku hanya tertawa melihatnya.
"Let me ..." Daniel memegang rambutku dan mencoba mengikatnya. Lalu dia terdiam dan memegang samping kanan leherku. Aku memejamkan mataku.
Dan melepaskan ikatan dan merapihkan rambutku. "Kau ... sejak kapan?"
"Tidak penting. Sudahlah, fotokopi sudah selesai. Mari kita berikan kepada ... siapa itu aku tidak kenal." Aku berjalan keluar disusul oleh Daniel.
"Ini ... fotokopinya." Aku memberikan tumpukan fotokopi yang tebal. Dia hanya tersenyum lalu meninggalkan kami.
***
"Pusing sekali kepalaku memikirkan skripsi ini." Aku mengeluh saat mengetik isi skripsi. Theo hanya tertawa lalu melanjutkan membaca buku.
"Aku juga pusing. Antara memikirkan magang dan skripsi." Hubunganku dan Theo, aku tidak tahu cara menjelaskannya. Tapi kami masih berteman. Namun tingkatnya sudah naik.
"Bagaimana kalau kita makan siang dulu?" Aku mengangguk dan kami pun pergi dari perpustakaan.
Langkahku terhenti saat berada di taman. "Caitlin. Siapa dia?" Pas sekali bertemu Daniel disini.
"Ini Theo. Theo ini Daniel." Lalu mereka berjabat tangan. Theo mengajak Daniel untuk makan siang bersama dan Dan menerima tawaran Theo dengan senang hati.
-
"Yang benar saja? Dulu Caitlin pernah tersungkur? Hahaha." Tawa Theo benar-benar lepas. Apakah selucu itu cerita yang Daniel ceritakan?
"Berhenti untuk membuka aibku, Daniel." Aku memasang muka kesal dan mereka berdua hanya tertawa.
"Ayo kita berfoto." Aku sudah memasang kamera depan untuk berfoto bertiga.
Klik.
Aku melihat hasil foto. Sementara Daniel dan Theo asyik mengobrol. Senang sekali dua orang yang berbeda ini dapat berhubungan baik.
Aku mengunggah foto tadi ke akun intagramku dengan keterangan "my partner from JHS and College. Love them both❤.
------
KAMU SEDANG MEMBACA
(Finished) Changed
FanfictionEverybody in this world changed. Including you and me. But you've changed much, Justin. [It's only 500-600 words per part] [So i updated much]