[2]My Family

11. Thanks pa!

◆◆◆

Sesampai (Namakamu) dan Aldi dirumah, Tara terus menarik-narik dress (Namakamu) sambil merengek dan bertanya. Namun tak satupun jawaban ia dapatkan dari mulut (Namakamu)

"Mama... mana dede bayi nya? Perut mama kenapa kempes? Apa dede bayi udah lahir, ma?"

Tanpa memberi jawaban kepada Tara, (Namakamu) melenggang menuju lantai dua dan masuk ke kamar lalu mengunci pintu rapat-rapat.

Aldi yang dari tadi duduk di sofa sambil memijit keningnya, menatap putri nya.

"Tara, sini nak." Panggil Aldi lalu menyuruh purinya duduk diatas pangkuannya.

"Papa, mama kenapa? Kenapa Tara tanya soal dede bayi nya mama gak mau jawab?"

"Mungkin mama nanti akan jelasin."

"Kalo mama gak bisa jelasin, papa bisa jelasin ga?"

Glek.

Aldi menelan ludah nya susah payah.

"Pa-

Drrrtt drrrtt..

Handphone yang berada diatas meja bergetar dan hampir jatuh. Namun Aldi segera meraih handphone yang di layarmya tertulis caller id 'Papa'

"Hallo pa?"

'Aldi, kamu kerumah sekarang! Papa mau bicara, penting.' Suara Leston terdengar tegas Leston sana.

"Sama Tara ya pa?"

'Yaudah gak papa. Cepetan.'

"I...iya pa."

Panggilan berakhir.

"Kita kerumah Opa sama Oma ya?"

"Seriously pa? Mauu!!" Tara berjegit bahagia.

"Yaudah ayo kita berangkat sekarang."

"Tapi mama gimana?" Tanya Tara.

"Gampang."

Aldi merobek kertas dari sebuah buku telfon dan menulis notes untuk (Namakamu).

'aku ke rumah palmerah sama Tara, kalo mau nyusul telfon supir aja ya. Jangan coba-coba bawa mobil apalagi bawa motor sendiri. Love you, yang!({})'

With Love

Your Husband.

"Ayo." Aldi menggendong Tara menuju mobil lalu melajukan mobil menuju kawasan palmerah. Dimana rumah orang tuanya berada.

••••

Sesampainya dirumah palmerah, Aldi mengetuk pintu. Dan pintu dibukakan oleh Seorang lelaki berumur dengan tatapan tajam pada Aldi.

"Masuk!" Perintah Leston.

"Oma mana, Opa?"

"Oma di dapur."

Tara melepaskan diri dari gendongan Aldi lalu berlari menuju dapur untuk menemui Melina, Nenek nya. Yang sudah lama tidak ia jumpai.

"Ada apa pa?"

Leston melemparkan sebuah kertas putih panjang yang dilipat berkali-kali bertuliskan beberapa angka dan huruf. Seperti sebuah Bill restoran, tapi ini berlogo dan bertuliskan nama suatu Bank Swasta.

"Apa ini pa?" Tanya Aldi sebelum membuka lipatan-lipatan kertas itu.

"Buka aja sendiri."

Total tagihan kredit anda: Rp.55.579.650

"Belanja apa aja kamu sampe ngabisin uang segitu banyak?"

"Lah? Kan papa sendiri yang hari itu nyurul Aldi jalan sama Bella dan oaje kartu kredit papa. Ya itu. Itu semua total barang belanjaan yang dibeli Bella pa." Jawab Aldi

"Apa? Mana mungkin. Bella itu berasal dari keluarga yang kaya. jadi dia pasti akan pakai uangnya sendiri."

"Apa? Keluarga kaya maksud papa? Cih. Papa tau ga kalau pemegang sahan keluarga Bella yaitu kakek nya Bella udah meninggal. Jadi secara otomatis, Saham itu jatuh ke tangan ahli waris kakeknya Bella yang bukan keluarga mereka. Dan harta mereka sekarang sedang terancam." Aldi menjeda ucapan nya untuk menghirup oksigen.

"Maka dari itu, mereka akan mengalalkan segala cara untuk membuat mereka jadi kaya lagi." Ujar Aldi mengakhiri ucapannya dengan meneguk sebuah gelas plastik berisikan air mineral.

Leston menggeleng tak percaya.

"Papa liat sendiri kan? Bella itu orang nya boros."

"Hhmm.." Gumam Leston.

"Jadi gimana pa?"

"Papa akan batalin perjanjian dengan keluarga nya Bella."

Mata Aldi berbinar. Menatap tak percaya. Papa nya yang selama ini sulit sekali untuk diluluhkan akhirnya luluh juga.

"Papa!! I don't believe it!!!" Aldi memeluk papa nya. Seperti sekitar 10 tahun lalu, dimana ia masih suka bergelendot pada papanya setiap pulang dinas.

"Thank you paa!!"

"Aldi, aldi... kamu gak pernah berubah meski udah jadi Bapak sekali pun." Leston menggelengkan kepala lalu membalas pelukan putra sematawayangnya tersebut.

Gw double update loh. Coba refresh:3