13. Teror, Farewell concert

4.1K 374 6
                                    

Kini Aldi tengah fokus ke laptop nya dengan bertelanjang dada. Ia sedang mengurusi sebuah cafe yang rencana nya akan ia bangun di bilangan Kelapa Gading.

Sementara (Namakamu) melukis dengan jari nya mengikuti garis pahatan yang ada di perut Aldi.

Entah kenapa, seketika (Namakamu) ingin sekali bermanja-manja dengan Aldi.

PRANG!

Terdengar suara pecahan kaca dari arah balkon dan diikuti batu yang dibungkus kertas yang jatuh tepat di samping ranjang.

"Aldi itu apa?" (Namakamu) menggenggam erat lengan Aldi supaya jangan meninggalkan ranjang.

"Biar aku liat."

Aldi melangkah menuju balkon dengan hati-hati dikarenakan cahaya remang-remang yang dihasilkan oleh bulan. Ia memang sengaja mematikan lampu kamar dimalam hari.

Saat ia sampai dijendela, yang ia jumpai adalah pecahan kaca yang diduga pecah akibat lemparan batu tadi. Dan ia melirik jalan depan rumahnya. Terdapat mobil SUV Silver dengan lampu dalam yang terang. Membuat Aldi dapat sedikit melihat orang di dalamnya sedang menyeringai kejam lalu melajukan mobilnya.

"Dey, siapa yang ngelemparin itu?" Tanya (Namakamu) takut.

Tapi bukannya menjawab, Aldi malah meraih batu yang dibungkus kertas itu lalu meraih kertasnya.

Emosi Aldi memuncak saat membaca tulisan dikertas itu.

' CEPAT ATAU LAMBAT SEMUA BAKAL BERBALIK SAMA LO. SEPERTI APA YANG PERNAH LO LAKUIN. '

Tulisan itu terlihat berwarna merah dan berbau anyir. Dipastikan, tulisan itu digunakan menggunakan darah segar dan baru saja ditulis.

"BIADAB!" Umpat Aldi lalu melempar kertas tersebut ke sembarang arah sebelum sempat (Namakamu) membaca nya.

(Namakamu) memeluk Aldi dari belakang dengan erat membuat Aldi terkejut.

Sementara Aldi tersenyum masam, dan menggenggam tangan (Namakamu) yang memeluknya.

•••

"Aldi..." panggil (Namakamu) saat melihat Aldi tengah memanaskan mobil dan memasukkan beberapa barang kedalam mobil.

"Apa?"

"Kamu mau kemana?"

"Ke basecamp. Ada coaching sama Jason." Jawab Aldi lalu membanting pintu mobil.

"Plis, latihan nya disini aja. Aku takut."

Aldi tersenyum.

"Atau kamu mau ikut ke basecamp?"

(Namakamu) menggeleng.

"Yakin sama aku, kamu bakal baik-baik aja." Aldi mengelus pucuk kepala (Namakamu).

"Tapi firasat aku berkata lain di."

"Kamu diem aja di rumah. Jangan keluar rumah sampai aku pulang, ya? Kamu mau aku bawain apa? Kue cubit? Waffle? Hot chocolate? Chee-

"Gausah di. Aku cuma pengen kamu cepet pulang." Sanggah (Namakamu).

"Yaudah. Aku pergi ya! Hati-hati dirumah!" Aldi mengecup bibir (Namakamu) sekilas lalu masuk kedalam mobil dan melajukan mobil menuju basecamp cjr.

×××××

(Namakamu) nyaris saja terhuyung kebelakang karena kulit dari pisang yang baru saja ia makan tidak berada didalam kotak sampah. Atau lebih tepatnya terjatuh dari tempat sampah. Pasalnya tumpukan sampah sudaa menggunung. Mengharuskan (Namakamu) mau tidak mau harus keluar rumah untuk membuang sampah.

[2]My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang