E.P.I.L.O.G

3.1K 256 13
                                    


Aldi memasuki Cafe milik nya sambil mendorong double stoller. Seluruh pengunjung Cafe dibuat terperangah oleh kehadiran Aldi. Aldi masih nampak muda walaupun diwajahnya sedikit tumbuh jambang dan kumis tipis.

"Stella, kamu jemput Tara disekolah terus kamu bawa dia kesini.",

"Baik tuan."

Aldi memasuki ruangan nya yang terletak didekat tangga sambil mendorong double stoller. Disisi kiri terdapat El yang sedang sibuk bermain dengan mainan nya sementara disisi kanan terdapat Gabby yang sedang tertidur pulas.

Aldi menutup pintu ruangannya lalu duduk diatas sofa dan memutar double stoller supaya menghadap nya.

Aldi menatap bayi nya satu persatu. Ia tak menyangka. Sudah 6 bulan semenjak kepergian (Namakamu).

"(Nam...), mereka udah makin gede. Udah bisa tengkurep. El pernah hampir jatuh gara-gara aku lupa pasang guling waktu mau pasang popoknya dia. Tara juga makin mandiri dan bertanggung jawab. Dia bener-bener jadi kakak yang baik." Ucap Aldi sambil memandangi foto (Namakamu) yang sedang hamil 5 bulan yang Aldi ambil secara diam-diam.

"Seandainya aja kamu masih ada (Nam...)... Kebahagiaan ini pasti lengkap." Aldi menitihkan air mata nya.

Baby El yang melihat itu pun mengulurkan kedua tangan nya sambil mengerjapkan mata, seolah ingin menjamah wajah tampan ayah nya.

Aldi yang mengerti kode itu pun mendekatkan wajahnya. Membiarkan Baby El menjamah wajah nya.

"Papapapapa~" El berceloteh tak jelas sambil mengerjapkan matanya.

"PAPAAA!" Terdengar suara pekikkan nyaring dari seorang gadis kecil membuat Gabby yang sedari tadi tertidur nyenyak menangis dengan kencang.

CKLEK.

"Pa-

"Ssstt..." Aldi menempelkan jari telunjuk nya di bibirnya kemudian membawa Gabby ke gendongan nya lalu menimang-nimang. Sesekali membuat eskpresi lucu untuk menggoda Gabby supaya tertawa. Bayangkan. Seorang Alvaro Maldini yang terkenal dingin dan memiliki wajah tampan, memasang wajah menggelikan untuk menggoda bayi nya.

"Oops." Gadis kecil ini menutup pintu secara perlahan lalu berjalan mengendap menuju sang papa.

"Tara, ada apa? Kenapa teriak-teriak?" Tanya Aldi.

"Maaf pa. Di luar ada Uncle Kiki sama Om Iqbaal sama keluarganya."

"Yaudah. Ajak aja mereka masuk."

Tara kembali keluar untuk memanggil Iqbaal dan Kiki.

Kebetulan ruangan Aldi luas layaknya sebuah apartemen. Terdapat kamar tidur serta dinding kaca yang membatasi dengan ruang kerja. 1 kamar mandi, kulkas, dan interior lain nya.

"Aldehhhh!!!" Aldi, Iqbaal, dan Kiki berpelukan ala lelaki.

"Yooww. Kalian apakabar?" Tanya Aldi.

"Baik di." Jawab Kiki.

"Di, kita kangen banget sumpah sama lo. Udah setengah taun loh kita gak ketemu." Ucap Iqbaal.

"Bisa aja lu, le."

Sementara itu, Zidny dan Kanya sibuk menggoda El dan Gabby yang sedang lucu-lucu nya.

Tara, Cliff, dan Kezia keluar dari ruangan untuk memesan Es Krim di Cafe.

•••

Matahari semakin terik. Posisi nya sudah tepat diatas kepala. Namun tak menyurutkan langkah pria ini untuk menuju suatu pusara yang selalu ia kunjungi selepas bekerja.

Pria ini mendorong double stoller dengan langkah sedikit berat dibelakangnya terdapat gadis kecil yang mengikutinya dengan mata berkaca-kaca.

Tak lama, ia pun sampai disebuah pusara yang bertuliskan nama isteri tercinta nya dan ibu dari ketiga anak nya.

"Hallo sayangku."

Aldi, pria ini, merasa dirinya sudah gila. Berbicara pada nisan yang nyatanya hanyalah sebuah benda mati.

"Mama, Tara kangen..." Gini giliran gadis kecil disebelah Aldi yang berbicara, Tara.

Ini sudah kurang lebih 1 tahun (Namakamu) pergi. Semuanya sudah tak sama lagi. Kini Tara berusia 9 tahun dan Tara sudah memasuki kelas 3 sekolah dasar. Sudah setahun pula umur si Kembar El dan Gabby.

"Mamamamama~" El dan Gabby mencelotehkan kata 'mama' membuat hati Aldi merasa teriris.

Sudah 1 tahun ia menduda. Dan Aldi akan tetap setia kepada (Namakamu). Ia pun tak punya keinginan untuk menikah lagi, bahkan sekalipun anak-anaknya meminta. Baginya, itu sama saja menduakan (Namakamu).

Wush!

Angin sejuk menerpa wajah Aldi sesaat membuat Aldi terkesiap.

"(Namakamu)?" Lirih Aldi. Ia beranggapan bahwa (Namakamu) lewat dalam wujud angin.

"(Nam..), aku tau itu pasti kamu." Aldi tetap kekeuh pada pendiriannya.

"Papa. Udah." Lirih Tara. Ia prihatin kepada Aldi. Karena setahun belakangan, Aldi sering sekali berhalusinasi tentang (Namakamu).

"Papapapa mamamama~" Gabby menunjuk ke sembarang arah. Oh bukan. Menunuk lahan kosong disebelah pusara (Namakamu)

"Gabby, kenapa sayang." Aldi mendekati stoller Gabby.

"Mamamama~" Gabby dan El berceloteh kata 'mama' berulang kali.

"(Nam...), mereka bisa rasain kehadiran kamu.." lirih Aldi.

"Papa?" panggil Tara.

"Iya?"

"Papa jangan nangis lagi ya?" Tara mengusap pipi Aldi lalu menghapus air mata yang menetes dipipi Aldi.

Aldi mengangguk.

"Kalian semua akan selalu ada di hati papa." Aldi meraih lengan Tara kemudian menempelkan didada nya.

. . .

Epilog macam apa ini lol. Haha. Krik.

Makasih buat yg udh nunggu epilog gadungan ini. Bhaks.

Cerbung baru udh siap di publish yayy! Judulnya masih 'mikir' mungkin bisa Si Kembar Jatuh Cinta atau When Nerd Fallin' in love. Pantengn red-lantern terus makanya.
.
.
.
.
👇

Nih bonus gw kasih lirik lagu Gone nya t2b aja.

Gone
Tell me why i'm broken
Tell my why you're alright
Knowing that you're okay
I'm down
It was not my mistakes
But you blamed me for that
The door is closing
Can i open it again?
Sometimes i feel you were right
Somehow i feel youre the one
You said
"I will always be there for you for the rest of my life
And i will always be the one who save you before the sunrise
To always give you everything you need and i wont let you down"
but now it's all over its time to say goodbye
It's time to say goodbye
Kau bilang bahagia
Kan selalu setia
Kau bilang percaya
Tapi apa buktinya?
Kau tinggalkan pemenang
Hanya untuk pecundang
Bila harus kumengerti rasa sakit ini
Biarkan ku lupakan semua cerita kita
Bahagialah engkau dengan dia kan kutakan
Suatu hari nanti kan datanglah karma
Rasakanlah karma
And if i have to rewind all the missing pieces
Let me take you and see what you've done
Everything so clear
Yet everything has gone
Bila harus kumengerti rasa sakit ini
Biarkan ku lupakan semua cerita kita
To always give you everything you need and i wont let you down
But now it's all over its time to say goodbye
Rasakanlah karma
It's time to say goodbye
Rasakanlah karma

[2]My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang