'Ada apa ini.' Batin Sofie dengan memandang wajah The boys yang kebingungan.
Author POV
Tak ada yang menjawab pertanyaan Sofie, hingga akhirnya Sofie menyuruh keempat band mate Zayn masuk ke dalam rumahnya.
"Kalian ingin minum apa?" Tanya Sofie yang masih betranya-tanya kemana Zayn, kenapa hanya suaminya yang tidak ada diantara mereka.
"Tak perlu repot-repot Sof, nanti kami bisa ambil sendiri." Jawab Liam memecahkan kecanggungan diantara mereka.
"Sofie apa kau mempunyai beberapa cemilan yang bisa kumakan?" Tanya Niall yang membuat seluruh pasang mata melihatnya.
"Kenapa?" Tanya Niall polos.
"Kau bisa ambil sesukamu Ni, semuanya ada di lemari dapur dan didalam kulkas." Jawab Sofie yang masih berusaha untuk tersenyum. Niall yang mendengarnya pun langsung berlari ke arah dapur dengan semangatnya.
"Kalian belum menjawab pertanyaan ku boys, jadi kemana Zayn? Lalu kalian sudah selesai meeting? Selesai jam berapa?" Tanya Sofie tanpa henti.
"Pertanyaan mu sangat banyak Sof, kami itu mudah lupa jadi bertanya satu-satu. Ok?" Ujar Louis yang membuat kedua bola mata Sofie berputar sedangkan Harry dan Liam yang merasa terselamatkan karena Louis mengulur-ulur waktu untuk menjawab pertanyaan Sofie pun menganggukan kepala mereka pertanda setuju.
"Baiklah jawab pertanyaan ku yang pertama terlebih dulu."
"Yang pertama itu yang mana? yang kami selesai jam berapa? atau yang mana?" Louis kembali mengulur waktu berharap manusia arab itu segera muncul dan menyelamatkan mereka dari pertanyaan-pertanyaan Sofie.
Mereka bukannya tidak ingin menjawab pertanyaan Sofie, mereka hanya tidak ingin memberikan jawaban yang berbeda jika Zayn nantinya memberi jawaban pada Sofie. "Kau mau menjawab atau ku panggil Elle kesini?"
Louis membulatkan kedua matanya dan menggeleng dengan cepat. "Zayn bilang dia ada urusan ja-" Belum selesai Louis menjawab Harry sudah menginjak kakinya dengan keras.
Tiba-tiba pintu rumah Sofie terbuka dan muncullah sosok yang dari tadi ditunggu-tunggu.
"Oh God Zayn akhirnya kau muncul juga." Ujar Harry merasa lega.
"Sejak kapan kalian ada disini?" Tanya Zayn berjalan mendekati Sofie.
"Uuumm sepertinya Niall terkurung didalam kulkas, aku harus menyelamatkannya sebelum tubuhnya membeku." Kilah Harry yang langsung berlari ke arah dapur.
"Kau pasti akan kesulitan mengeluarkan Niall sendirian Hazz, aku akan membantumu." Pekik Louis yang ikut berlari ke arah Harry.
Sofie dan Zayn kini menatap Liam dengan tatapan bertanya 'Apa kau akan pergi juga?'
Liam tersenyum kikuk. "Kalian tau kan apa yang terjadi jika aku membiarkan mereka bertiga?" Liam pun meninggalkan Sofie dan Zayn berdua.
Wajah Zayn tidak menunjukan rasa bersalah sama sekali, hanya raut lelah yang ada diwajahnya. Sofie melirik jam dinding yang bertengger didinding ruang tamunya. "Kenapa kau baru pulang Zayn? kenapa kau tidak datang bersama mereka?"
Zayn menghampiri Sofie dan duduk disebelahnya. "Aku ada urusan sebentar jadi setelah meeting selesai aku pamit duluan babe." Jawab Zayn tersenyum kecut. Tidak seperti biasanya.
Sofie menatap dalam kedua mata Zayn, ia mencari sesuatu apakah Zayn berbohong padanya atau tidak. Namun, ia tidak menemukan keduanya karena kini wajah Zayn sangat sulit untuk ditebak. Zayn menundukkan kepalanya dan memejamkan kepannya. "Jika kau lelah istirahtlah dikamar, aku yang akan menemani yang lainnya."
Zayn menganggukan kepalanya dan menatap wajah Sofie dengan berusaha memberikan senyuman terbaiknya "Terimakasih sayang, aku akan istirahat dikamar." Zayn bangkit dari duduknya dan mengecup puncak kepala Sofie lalu ia berjalan menuju kamar.
Sofie berjalan menuju dapur dimana Harry, Louis, Niall dan Liam berada setelah meninggalkannya berdua bersama Zayn.
"Apa yang ka-" Perkataan Sofie terputus dimana ia melihat kini dapurnya terlihat seperti rumah yang habis di bom.
Keempat pria tampan itu pun mematung dan menatap Sofie dengan memamerkan deretan gigi putih mereka.
"God, kalian apakan dapurku." Pekik Sofie saat melihat keadaan dapurnya kini sudah seperti bangunan yang terkena bom.
"Percayalah Sof, ini ulah Niall yang mengangguku memasak." Ujar Harry dengan melirik ke arah Niall.
"Apa kau bilang? ulah ku? itu semua terjadi karena kau tidak mau mendengarkan masukanku." Bela Niall yang kini tengah bertolak pinggang dihadapan Harry.
Harry meremas rambutnya kesal. "Bagaimana bisa aku menerima masukan bodohmu itu, mana ada makanan di dunia ini yang spaghetidicampur cuka satu botol. Kau tau rasanya akan seperti apa? rasaya akan seperti wajah Louis yang ditekuk selama sebulan akibat pesannya tidak dibalas oleh nana dalam."
"Berhenti bawa-bawa aku dengan Nana!!" Pekik Louis tepat ditelinga Harry.
"Li, bisakah kau urus ketiga teman idiotmu ini? aku akan membereskan dapurku dan membuatkan kalian makanan." Liam menganggukan kepalanya dan segera menyeret Louis, Harry dan Niall seperti anak yang sedang dihukum oleh ayahnya.
Kini the boys telah kembali ke rumahnya masing-masing. Zayn masih berbaring ditempat tidur dengan tubuh yang ia miringkan menghadap ke jendela. Sofie menatap punggung Zayn dari pintu yang kini sudah berdiri di belakang Zayn. Ia merasakan ada hal aneh dengan Zayn, tapi ia tidak mengerti kenapa Zayn harus menyembunyikan hal tersebut darinya.
"Zayn." Panggil Sofie dengan sedikit berbisik.
Zayn hanya mengerang kecil dan tetap masih posisi yang sama. Sofie berjalan mendekati Zayn dan duduk ditempat tidur dengan posisi Zayn membelakanginya.
"Kau tidak sakit kan?" Tanya Sofie lagi, kini ia menatap punggung Zayn yang sebenarnya ingin ia peluk.
"Aku hanya kelelahan Sofie, i'm fine." Jawab Zayn yang sama sekali tidak membalikkan tubuhnya.
'Bahkan kau tidak menatap wajahku Zayn.' Gumam Sofie didalam hatinya.
Kini mereka berdua hanya diliputi suasana yang hening dan saling diam tak bersuara. Sofie yang sedang berkutat dengan pikirannya dan Zayn tengah merasakan kebimbangan dan rasa bersalah terhadap Sofie.
-------------------
Haayyyyyy gimana?gimana? dilanjut ga nih? XD
Jangan lupa yaa buat vommentsnyaa readers-readersku sayang :**
Buat yang masih jadi silent readers gua doain buat kepencet gambar bintang buat vote XD
TYSM all :**
KAMU SEDANG MEMBACA
Last (Squel from last first kiss)
РазноеMencintai memang hal yang sangat indah.. Namun bagaimana rasanya ketika cinta itu mengkhianatimu disaat yang tak kau duga-duga.. Mengapa kau memberikan kebahagiaan dan kesedihan dengan waktu yang sama..