Eighteen

1.3K 118 91
                                    

Happy reading :*

Sofie POV

Zayn belum kembali ke rumah sejak pertengkaran kami semalam, sungguh aku ingin sekali menghubunginya saat ini. Aku ingin mengetahui dimana ia tidur semalam dan apa yang dia lakukan di luar sana. Aku menyesali apa yang sudah aku katakan malam itu pada Zayn, tak sehahrusnya aku berkata seperti itu kan? Tapi kenapa hati ku terus memberontak seakan ingin meluapkan segalanya.

Aku ingin mendengar alasan Zayn mengenai permasalahan ini, aku pun ingin mempercayai Zayn bahwa ia tidak ada hubungan apa pun dengan wanita itu, tapi sekali lagi hati ku berkata lain. Entah kenapa hati ku tidak dapat menerima jika aku ingin mempercayai Zayn.

Kurasakan perutku kembali mulas dan mual-mual seperti biasanya, aku harus kuat demi buah hati yang sedang aku kandung. Jujur saja, aku ingin sekali ditemani oleh Zayn dan dimanjakan olehnya disaat-saat seperti ini. Wanita mana yang tidak menginginkan hal itu bukan? Aku rasa kalian pasti mengerti perasaan ku.

Saat aku sedang muntah diwestafell terasa tangan hangat memijat leherku dengan lembut, aku pun dengan cepat menoleh ke belakang dan dengan jelas aku dapat melihat wajah Zayn yang sangat khawatir melihat keadaan ku.

"Kau baik-baik saja?" Aku tak bisa menjawab pertanyaannya, sungguh mual ini sangat menyiksa ku.

Zayn terus memijat lembut leherku hingga mual yang kurasakan pun hilang, entah mengapa saat ini aku ingin menghirup aroma tubuh Zayn. "Aku sudah buatkan susu untukmu, minumlah lalu kau bisa sarapan." Aku menahan lengan Zayn yang hendak pergi, aku pun tidak menyadari atas apa yang aku lakukan yang aku tau hanyalah saat ini aku ingin berada didekat Zayn.

Zayn menatapku dengan heran. "Temani aku sarapan." Zayn memegang lembut lengan ku dan memberikan senyuman yang sudah lama tidak aku liat.

"Akhirnya... Baiklah, aku akan menemani mu hingga kau menyuruh ku untuk pergi." Maafkan aku Zayn jika belakangan ini aku selalu menghindari mu, aku tau tidak seharusnya aku melakukan itu.

Aku meminum susu hamil yang sudah dibuatkan oleh Zayn, selama aku meminum susu ku Zayn terus melihat ku dengan senyuman yang terukir dibibirnya dan itu membuat ku sangat malu. "Zayn, bisakah kau berhenti menatap ku seperti itu huh?"

"Kenapa babe? Apa aku tidak boleh menikmati kecantikan istri ku ini hhmm?" Godanya.

"Baiklah kalau begitu kau bisa pergi se-"

"Oke oke aku akan berhenti melihat mu seperti tadi, sekarang kau harus makan karena Zayn junior sudah berteriak kelaparan didalam sana."

Aku terkekeh melihat Zayn yang langsung bangkit dari hadapan ku dan pergi kedapur untuk mengambilkan ku makanan, sungguh aku rindu moments seperti ini bersama Zayn.

Tak lama Zayn datang membawa semangkuk cream soup kesukaan ku, dengan antusias aku pun menanti cream soup yang berada ditangan Zayn. Dengan perlahan Zayn menyuapkan cream soup ke dalam mulutku.

"Bagaimana? Enak kan?"

"Hhhmm not bad, kau beli ini dimana?"

Zayn berdecak pelan dan berhenti menyuapi ku. "Ini aku sendiri yang buat kau tau? Semalaman aku mencari resep ini di internet."

"Semalaman? Kau?"

"Ya, aku tidur didapur."

"Zayn." Aku merasa menjadi istri yang sangat jahat, membiarkan suami ku tidur didapur sedangkan aku tidur dikamar dengan tempat tidur dan selimut yang nyaman.

"Mengapa kau tidur didapur? Kita memiliki banyak kamar disini Zayn, dasar bodoh. Kalau kau sakit bagaimana?" Disaat aku sedang mengkhawatirkannya yang ia tunjukkan adalah senyuman konyol itu lagi.

Last (Squel from last first kiss)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang