Twelve

1.1K 125 39
                                    

Happy reading and happy sadnight..... ehh happy satnight deengg XD


Author POV

Zayn berjalan dengan gontai menuju pintu masuk rumahnya yang ia berikan kepada Sofie sebagai hadiah pernikahan mereka. Hari ini adalah hari dimana Zayn kembali ke London setelah ia menyelesaikan pekerjaannya di Boston bersama One Direction.

Zayn tidak yakin jika Sofie ingin menemuinya karena sudah ratusan kali telponnya tidak diangkat oleh Sofie begitu pun pesan singkat yang ia kirimkan tak ada satu pun yang dibalas oleh Sofie.

Saat Zayn memencet bell rumahnya tak ada jawaban dari Sofie. Zayn pun mengeluarkan kunci rumah yang sudah ia buat duplikat dan saat ia masuk ke dalam rumah keadaan yang terihat hanya furniture dan tak ada tanda-tanda keberadaan Sofie didalam.

Ia mencari Sofie ke dapur, halaman belakang dan seluruh kamar tapi ia tidak dapat menemukan Sofie. Ia sempat berpikir jika Sofie pergi dari rumah tapi saat ia mengecek isi lemari masih tertata rapih baju-baju dan barang-barang Sofie.

Zayn memilih untuk beristirahat diruang tamu dengan merebahkan tubuhnya disebuah sofa tidur yang lumayan besar. Pikirannya masih sangat kalut mengingat kejadian sehari sebelum kepulangannya ke London, dan Zayn sangat takut jika Sofie tidak ingin menemuinya.

'Bagaimana pun juga aku harus menyelesaikan ini.' Gumam Zayn dibenaknya.

Zayn mengusap wajahnya dengan kasar, ia mencoba menghubungi Sofie lagi dan hasilnya tetap sama yaitu nihil. Kesabaran Zayn pun mulai habis, ia melempar ponselnya ke sisi lain sofa. Saat ia meremas rambutnya menahan kesal tiba-tiba saja pintu rumahnya terbuka dan menampakkan sosok wanita yang sangat ia rindukan sedang berdiri bersama seorang pria yang sudah sangat ia kenal, yaitu Josh.

Sofie menatap wajah Zayn dengan nanar sedangkan Josh menatap Zayn dengan tajam seolah ia akan menghabisi Zayn menggunakan tangannya sendiri. Perlahan Zayn mendekati Sofie dan tidak memperdulikan Josh yang terus menatapnya tajam.

Sofie tidak bergeming sama sekali, langkahnya seolah berhenti dan ia tidak mampu berada didekat Zayn. Zayn berjalan semakin dekat dan kini sudah berada tepat dihadapan Sofie. 

"Sofie, aku sangat merindukan mu." Ujar Zayn setengah berbisik. Zayn masih belum berani untuk menyentuh Sofie karena kini tatapan Sofie sangat sulit untuk diartikan.

'Kau bohong Zayn, kau bohong.' Gumam Sofie dalam benaknya. Yang ia yakini adalah kini Zayn sudah tidak mencintainya dan kini hati Zayn sudah bukan miliknya seutuhnya.

"Come here baby, i miss you so much." Zayn merentangkan tangannya berharap Sofie akan datang memeluk tubuhnya.

Sofie meremas kantung kecil berisi coklat yang sedang ia genggam. "Jangan mendekat Zayn." 

Zayn terpaku saat mendengar ucapan Sofie, bukan ini yang ia harapkan setelah 3 hari tidak bertemu dengan wanita yang dia cintai. "Sofie maafkan aku."

Sofie memalingkan tatapannya dari wajah Zayn. "Sofie aku akan  menjelaskan semuanya padamu, kumohon untuk mendengarkan penjelasan ku dulu." 

Sofie sudah tidak mampu membendung air yang berada dipelupuk matanya, ia memilih untuk pergi meninggalkan Zayn agar Zayn tidak melihat ia menangis, tapi Zayn menahan lengan Sofie sehingga membuat langkah Sofie terhenti.

"Sofie ku mohon de-"

"Tak ada yang perlu dijelaskan Zayn." Sela Sofie dengan suara yang sedikit bergetar.

"Sofie, ku mohon jangan seperti ini. Aku tidak ingin kehilangan mu." Suara Zayn terdengar sangat lirih saat ini.

Josh menarik tangan Zayn agar terlepas dari lengan Sofie. "Jelaskan padanya jika Sofie sudah mau mendengar penjelasan mu, jangan paksa Sofie jika dia tidak ingin mendengar mu saat ini."

Zayn melirik sinis kearah Josh dan mendecih pelan. "Siapa kau berhak mengatur ku? kau hanya sahabatnya dan aku suaminya, jadi yang berhak atas Sofie adalah aku bukan kau." Zayn menunjukkan telunjuknya dihadapan wajah Josh dan itu membuat Josh geram dengan sikap Zayn.

"Aku memang hanya sahabat buat Sofie, tapi aku tidak pernah dan tidak akan pernah membuat Sofie terluka dan satu lagi aku tidak pernah menyebabkan air mata Sofie keluar seperti kau. Seperti kau yang selalu membuat Sofie terluka dan menangis, apa masih berhak kau disebut sebagai suami hah?!" Pekik Josh dengan tangan yang ia kepal menahan hasratnya yang ingin mendaratkan tinjuan diwajah Zayn.

Zayn dengan kasar menarik kerah baju Josh, saat Zayn ingin melayangkan satu pukulan pada Josh tiba-tiba saja tangan Sofie menahan lengan Zayn dan itu membuat Zayn mengurungkan niatnya untuk memukul Josh.

"Tinggalkan aku sendiri untuk sekarang Zayn, aku hanya perlu menenangkan pikiran dan perasaan ku saja." Zayn melepas kerah baju Josh dengan kasar sehingga membuat Josh sedikit tersungkur ke belakang.

"Percaya pada ku Sofie, aku tidak mungkin mengkhianati mu." Lirih Zayn dengan memgang kedua bahu Sofie.

Sofie memalingkan wajahnya dan lebih memilih untuk meninggalkan Zayn. Sofie tidak akan sanggup berbicara kasar pada Zayn jika Zayn terus memohon padanya, jadi ia lebih memilih untuk pergi dari hadapan Zayn dan menyendiri di kamarnya.

Zayn sangat frustasi melihat Sofie yang mengabaikannya begitu saja, ia sangat takut jika Sofie akan meninggalkannya. Ia menyadari hal bodoh yang sudah ia lakukan terhadap Sofie. 

Zayn merebahkan tubuhnya disofa dengan memjamkan matanya karena ia merasa sangat pusing dengan masalah ini, sedangkan Josh juga pergi meninggalkan Zayn dan masuk ke dalam kamarnya.

From: G 

Zayn jemput aku di bandara, aku malas pulang bersama manager ku. see ya my Zayn :*

Zayn melihat isi pesan yang dikirimkan Gigi di ponselnya, Zayn memang memberi nama Gigi dengan inisial G di kontaknya. Entah apa yang membuatnya menyembunyikan kontak Gigi diponselnya itu semua mengalir begitu saja.

Zayn mendesah pelan setelah membaca isi pesan Gigi kemudian ia lempar ponselnya kesofa yang berada didepannya. Zayn mengambil kunci mobilnya dan berlalu meninggalkan rumah.

Tak lama Zayn pergi Sofie keluar dari kamarnya ingin memastikan suara mobil yang keluar barusan milik Zayn atau bukan, saat ia memeriksa ruang tamu ternyata benar yang barusan pergi adalah Zayn. Saat Sofie ingin ke kamar mandi karena ia merasa mual lagi, langkahnya terhenti saat matanya tertuju pada benda pipih yang sudah sangat ia kenal, yaitu ponsel milik Zayn.

Dengan ragu Sofie menlangkahkan kakinya dan mengambil benda pipih tersebut. Sofie menatap sejenak ponsel milik Zayn dan ia memutuskan untuk melihat isi ponsel Zayn. Saat Sofie ingin membuka kunci pada benda berlayar datar tersebut terdapat panggilan masuk dengan nama kontak 'G' Sofie mengerutkan kedua alisnya seolah berpikir haruskah ia mengangkat panggilan dari 'G' atau tidak.

'Aku belum pernah mendengar nama teman Zayn yang bernama G.' Gumam Sofie dalam benaknya penuh dengan tanya.

Karena rasa penasaran dalam diri Sofie begitu besar akhirnya Sofie memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut.

'Zayn kau sudah dimana? Aku sudah menunggumu sejak tadi, aku sangat tidak sabar bertemu dengamu huh. Cepat datang Zayn miss you.' 

Sofie langsung menjauhkan ponsel yang ia tempel ditelinganya, Sofie terpaku tak bisa berkata apa-apa. Suara yang baru saja ia dengar sukses membuatnya terdiam dan membuat tenggorokannya tercekat. 

Rasa mualnya hilang seketika, wajahnya menjadi lebih pucat dan tubuhnya terasa lemas. Sofie hanya bisa duduk terdiam dengan lemas disofa dengan keringat dingin yang sudah mengalir didahinya.

'Lagi dan lagi Zayn, ku rasa ini semua sudah cukup Zayn.' Gumam Sofie dalam isakan tangisnya.


--------------------------------------------------------------------

Gimana-gimana? kira-kira si Sofie bakal apain Zayn yaa .-. 

Vommentsnyaa please :') 

TYSM ALL :*

Last (Squel from last first kiss)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang