Chapter 6 - Pengakuan

2K 138 0
                                    

Liam’s POV

 

            Oxford malam ini menyenangkan seperti tempat-tempat sebelumnya, seoerti biasa, para directioners mampu membuatku tak merasakan kelelahan saat di atas panggung walaupun aku dan the boys tak mendapatkan istirahat yang cukup sebelum kami tampil di panggung Oxford yang megah ini.

            Aku selalu menikmati setiap penampilanku, karena membuat directioners senang dan berteriak histeris saat kami tampil merupakan bayaran tambahan yang aku dapat. Aku mencintai para directionersku. Tapi aku tak suka jika mereka terllau mencampuri urusan kehidupanku terlalu dalam. Apalagi sampai mengatai yang tida-tidak kepadaku ataupun orang yang dekat denganku.

           

But i’m still love them.

“Yo! Daddy!” teriak Niall menghampiriku. Ia sedang memakan cips kesukaannya yang tadi aku belikan. “Thanks ya.” Ucapnya duduk di kursi yanga da di depanku.

I love this Baby Nialler. Benar memang jika aku sangat peduli dengannya. Bisa jadi akulah ‘mama’ bagi Niall saat ia berada jauh dari Mom Maura. Aku sellau memanjakannya seperti saat Mom Maura memanjakannya dengan makanan-makanan kesukaannya.

“Aku perhatiin, kamu senyum-senyum sendiri sedari tadi, Li. Ada apa?”

Aku tersenyum malu mendengar pertanyaan Niall. Hanya dengan memandang layar iPhone aku tersenyum. Terlihat gila memang. Namun inilah yang terjadi padaku setiap kali memandang foto ini. Foto yang selalu membuatku lebih semangat untuk menghibur para directionersku.

“Lemme guess...” ucap Niall seraya mengambil cips dari kantong snacks dan memasukkannya ke mulut perlahan-lahan dengan memasang wajah berpikir.

Aku membuka tutup botol minuman yang telah aku beli bersama beberapa snacks Niall tadi.

“Its bout Sophia?”

Aku terbatuk-batuk mendengar pertanyaan Niall. Minuman yang baru saja aku masukkan ke dalam kulut keluar dari mulut dengan cara yang tidak sopan. Aku menggeleng dengan cepat dan mengatur tenggorokanku yang sakit. Aku kaget mendengar pertanyaan Niall. Nama yang diucapkannya sama sekali bukan alasan mengapa aku tersenyum. Bahkan memikirkan Sophia saja aku tak pernah. Pernah jika directioners sudah menyinggung tentang Sophia dan menanyakan hal lebih tentang Sophia kepadaku.

“Not? What’s made you smiling?” Niall menyondongkan badannya ke arahku. Matanya bergerak menatapa iPhoneku.

Stole My Heart [Liam Payne and Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang