Chapter 17

1.1K 74 0
                                    

Kayla’s PoV

Jam dinding masih menunjukkan pukul 8.30 pagi. Namun aku telah berada di mobil Papa dalam perjalanan untuk menemui Liam di tempat yang telah ia tentukan. Ya, Papa drive me to that place. Karena aku tak paham dengan alamat yang disampaikan Liam kepadaku. Papa juga tak ingin aku tersesat karena tidak tau kemana arah yang harus aku tuju.

“Kita sudah sampai Princess.” Ucap Papa.

Membuatku mengedarkan pandangan mataku pada sekeliling. Tak ada yang menarik dari tempat yang saat ini dimana aku berada. Kawasan yang cukup sepi juga. Karena tak banyak kendraan maupun pelajan kaki yang lewat di sini. Aku heran. Mengapa ada tempat di London yang sepi seperti ini.

“Yauda, kalo gitu aku turun. Thank you Pa.” Ucapku mencium pipi Papa setelah menyalami tangannya.

Setelah aku turun. Papa tak juga menjalankan mobilnya. Ia justru membuka kaca mobil dan mengeluarkan kepalanya. “Bener nih Papa tinggal? Sepi lho Kay tempatnya?” tanya Papa khawatir.

Aku mengangguk dan mengacungkan jempolku. Mengatakan baahwa aku akan baik-baik saja di sini. Kemudian Papa menutup kaca dan melesatkan mobilnya menghilang dari pandanganku. Ku langkahkan kakiku menuju tempat pertemuanku dengan Liam yang lebih spesifik.

Aku terpanah dengan apa yang ada di hadapanku. Bangunan rumah yang terlihat hijau dari luar karena dindingnya terbuat dari kaca. Ada beberapa pohon yang menjulang tinggi menembus atap rumah yang didominasi oleh kaca. Pemandangan langkah.

To : LiamJP <3

Kau ada dimana? Aku sudah didepan rumah hijau penuh pohon seperti yang kau katakan kepadaku. Text me fast!

Aku mengirim Liam pesan sms karena telfonku yan tak kunjung ia angkat.

From : LiamJP <3

            Masuklah. Aku sudah di dalam.

            Begitulah balasan dari Liam. Aku mendengus kesal. Mengapa ia tak keluar dan menjemputku. Jadi aku tak perlu ketakutan masuk di rumah hijau ini yang entah keberadaan Liam benar-benar ada di dalam atau Cuma bohong belaka.

Dengan jantung yang berdetak karuan, kuberanikan diri untuk masuk. Mataku tak henti-hentinya menyapu setiap inchi dari rumah hijau ini untuk menemukan Liam. Terdengar di telingaku suara desagan dari arah kananku, membuatku penasaran apa sumber suara itu. Karena desahan itu diserrai dengan nafas yang terengah-engah. Semakin jauh aku melangkah desahan itu tak hanya diselingi dengan nafas terengah-engah, namun juga dengan suara cap cup seperti ada yang sedang berciuman.

Benar, beberapa langkah dari tempatku berdiri ada sepasang kekasih yang berciuman. Dengan sang wanita yang tertahan antara tembok dan tubuh kekasihnya. Tak bisa kulihat jelas siapa mereka, karena pencahayaan ditempat mereka berdiri sangat minim. tapi dua siluet itu seperti tak asing dimataku.

Dengan perlahan dan masih tersisa beberapa langkah jarakku dengan sepaaasang kekasih itu ku tarik pundak lelaki itu karena sang gadis terlihat kehabisan nafasnya. Dan aku mengenali pakain yang lelaki ini kenakan, tak salah lagi.

Stole My Heart [Liam Payne and Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang