Chapter 20

1.2K 76 2
                                    

Author’s PoV

Suasana di depan gedung studio musik terkenal di London, pagi ini disesaki dengan gadis London yang berteriak histeris di depannya. Apalagi yang membuat gadis-gadis London sampai berteriak histeris di depan studio dengaan waktu yang masih pagi jika bukan boyband asal London yang sedang melambung namanya di dunia musik?

“Liam!!!”

“Niall!!!”

“Harry!!”

“Boo! Louis!”

“Zayneee!”

Teriakan terdengar begitu nyaring jika kau berada di sekitar fans yang sedang dilanda demam idolanya seperti directioners sekarang. One Direction yang pagi itu memang dijadwalkan untuk berkumpul di studio, dengan tujuan menggarap lagu yang akan mengisi chart pada lagu di album ketiga mereka. Para directioners tak perlu menunggu leaked scedule nya idola mereka untuk mengetahui dimana keberadaan idola mereka.

“Bagaimana perkembangan lagu kalian, boys?” tanya Tom, atau yang sering dipanggil the boys dengan Uncle Tom.

“Its kinda I have trouble with that, I don’t have any idea for any song to write.” Jawab Niall dengan sesekali memetik gitar yang ada di pangkuannya.

Walaupun mahir bermain gitar di antara anggota yang lain, kali ini Niall memang sedang tak mempunyai ide untuk menulis lagu. Berbeda dengan Louis yang sudah mempunyai beberapa lagu untuk album ketiga mereka. Tak hanya Louis, semua member telah mempunyai lagu ciptaan masing-masing untuk album selanjutnya. Lagu yang tak hanya dibuat secara personal, melainkan dibuat bersama dengan musisi profesional yang ada.

“Harry, bagaimana denganmu? Apa kau punya lagi?” Tanya Uncle Tom dengan langkahnya yang mendekat pada Harry.

Uncle Tom mengambil kursi, dan mendudukinya tepat di depan Harry. Uncle Tom memancing Harry dengan tatapan memaksanya. Tak hanya Uncle Tom, Carl Falk—musisi yang sering bekerja sama dengan One Direction—menginginkan Harry untuk segera mengatakan lagu ciptaannya.

Harry mengumpat dalam hati. Ia dan Carl Falk telah menciptakan sebuah lagu bersama-sama di Swedia waktu itu. Lagu yang mengekspresikan perasaannya dengan sangat jelas. Tapi saat itu Harry dan Carl masih sampai pada tahap menyelesaikan lirik lagu dengan nada yang masih gamblang. Dan sekaran, Harry telah menyelesaikan lagu tersebut.

“Damn! Both of you make me scared!” teriak Harry frustasi. Kemudian membuka halaman demi halaman dari buku catatan yang ia bawa. Buku yang selalu ia bawa, berjaga-jaga bila ia menemukan ide untuk menulis maka buku itulah menjadi wadahnya.

“Sing your song Mr. Styles.” Perintah Carl Falk yang disetujui oleh orang yang ada di dalam ruangan dengan anggukan dan tatapan yang semuanya ditujukan kepada Harry.

Harry menghela nafas panjang. Semoga lagu ini bisa membuat Kayla sadar deh. Sebelum Harry kembali menghela nafas panjang, pandangannya mengarah pada Liam yang sedang memainkan ponsel genggamannya—seperti mengetik sesuatu di sana—dengan kecepatan yang cepat.

Stole My Heart [Liam Payne and Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang