1

7.8K 477 53
                                    

"Shania! Lo mau ke mana lagi? Heh, gila ya kemarin lo hangover parah dan lo tau? Lo dianter balik sama laki-laki gak di kenal. Itu gawat Shan, gawat!" Teriak seorang gadis berperawakan pendek serta memiliki suara cempreng sambil berlari ke arah Shania yang hendak keluar dari apartementnya.

Gadis yang dipanggil Shania itu sama sekali tidak menggubris panggilan gadis bersuara cempreng itu melainkan tetap dalam pendiriannya, yaitu keluar dari rumahnya untuk menuju club yang biasanya ia datangi setiap malam.

Shania Junianatha. Seorang gadis cantik yang terbilang masih sangat muda memiliki kebiasaan yang sangat buruk. Yaitu suka keluar masuk club atau sering disebut anak jaman sekarang clubbing dan lebih gaulnya dugem yang tentunya untuk mabuk-mabukan serta menari-nari di dance floor layaknya orang kesetanan. Ia hanya mengandalkan uang transferan dari kedua otang tuanya yang berada diluar negeri.

"Nih ya Shan, mending lu kerja sana daripada club terus-terusan. Buang-buang duit tau gak? Hih, heran gue sama lo." Ucap gadis itu masih mencoba menahan Shania untuk tidak keluar rumah malam ini.

Shania menatap gadis itu lalu tertawa kecil. "Nabilah sahabatku dari kecil. Kan lu tau gimana kehidupan gue. Gue bosen kali terus-terusan di rumah kayak orang di penjara. Hey, YOLO Bil. Enjoy aja." Ucap Shania pada gadis yang ternyata bernama Nabilah.

Nabilah, teman seperjuangan Shania sejak mereka dalam kandungan sampai sekarang. Kedua orang tua mereka berteman sangat dekat jadi hubungan antara Shania dan Nabilah juga sangat dekat dan erat. Shania menganggap Nabilah sebagai adiknya, dan Nabilah menganggap Shania sebagai tantenya karena wajah Shania terlihat boros.

"Mau YOLO kek, apa kek, terserah. Semua orang emang hidup sekali. Kalo dua kali dewa namanya alias, Point Blank." Jawab Nabilah sambil bersedekap dada.

Shania tertawa kecil lalu memegang kedua bahu Nabilah. "Dedek kinci aku, aku tuh keluar cuma buat refreshing doang. Nggak lebih."

Nabilah mendengus. "Shania alias Tanju, kan gak ke club juga. Bisa aja gitu lo travelling bareng gue. Lebih bermanfaat dan lebih asik. Siapa tau bakal ada cowok yang kecantol ama elu." Jawab Nabilah menatap Shania tajam.

"Cowok banyak yang kecantol sama gue. Gak usah khawatir gue bakal jadi perawan tua. It's never gonna happen to me." Ucap Shania mengambil tas tangannya lalu segera berjalan ke arah pintu untuk keluar dari apartementnya.

Usaha Nabilah tidak sampai disitu saja untuk melarang Shania ke club lagi. Nabilah berlari mendahului Shania lalu menghalangi pintu masuk apartement dengan tubuhnya. Shania yang melihat itu mendengus malas.

"Udah berapa kali lo kayak begini, Bil? Gila ya, gue cuma mau ke club. Joget doang. No sex. Gak usah khawatir." Ucap Shania mulai jengah. Nabilah menghela napasnya panjang.

"Nah, itu dia yang gue takutin. Secara kan kalo orang mabuk itu gak sadar. Bisa aja lo kebawa napsu, terus ditarik sama laki-laki ke hotel. Terus kalian berbuat. Dan lebih parahnya lagi dikeluarin di dalem. Tamat riwayat lo Shan. Tamat. Kelar. The end." Jelas Nabilah layaknya berpidato di depan ribuan orang disertai dengan tangan menunjuk-nunjuk ke arah Shania.

"Hahaha, lucu ya lo. Semabuk-mabuknya gue, gue juga sadar kali. Dan gue bilang, no sex before married. Paham?"

"Shania, apa aja tuh bisa terjadi di dalam club sana apalagi baju lo kayak kekurangan bahan gini. Mana ketat banget pula. Gue aja gerah liatnya." Ucap Nabilah sambil memandangi Shania dari atas sampai ke bawah lalu menggeleng. "Nggak banget, Shan."

"Udah ya Nabilah. Denger, gue mau keluar. Semua bakal gue tangani dengan baik. Lo gak perlu khawatir. Gue gak bakal lakuin apa-apa. Gue janji, malam ini gue balik gak mabuk. Oke?" Ucap Shania meyakinkan Nabilah.

Love Affair [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang