11

5K 305 115
                                    

Shania perlahan tersadar dari tidurnya dan mendapati dirinya telah berada di depan pintu apartemennya. Shania mengernyitkan dahinya 'Siapa yang nganterin gue sampe sini? Ah paling kalo ga Jeje ya Kinal'

Shania tidak mau ambil pusing. Ketika ia memastikan pakaiannya masih menempel lengkap di tubuhnya, ia berjalan masuk ke dalam apartemennya.

*****

Seminggu sudah aksi 'jaga jarak' Shania lancarkan pada Beby. Shania menyerah? Tidak. Kalian kalian salah. Salah besar. Shania hanya mencoba memutar otak, mengatur kembali strategi untuk mendekati Beby. Ingat pedoman Shania? 'Walau janur kuning sudah melengkung, bukan alasan untuk mundur'.

"Huft~" helaan napas berat untuk kesekian kalinya lolos dari bibir merah Shania. Dia menantap sendu ke arah pintu ruangan Beby yang terturup rapat.

"Apa hati kamu tertutup sama rapatnya kayak pintu itu buat aku? Aku tuh sayang banget tau sama kamu, Please kasih aku kesempatan. Walaupun...." Shania menghentikan ucapannya tanpa melepas pandangannya dari pintu coklat itu.

"Walaupun cuma jadi selingkuhan kamu, jadi simpanan kamu." Lirihnya.

"Huft~ bisa gila gue lama-lama."

Sesi 'monolog galau' Shania berakhir ketika sebuah panggilan masuk ke ponselnya yang terletak di atas meja.

Tertera nama "Jeje Jengkol" disana. "Hah ngapain sih nih emaknya angry bird nelfon gue." Dumel Shania sebelum menekan icon hijau di layar ponselnya.

"Em? Apaan?"

"......"

"Gausah basa basi lu pentul korek! Gue lagi sibuk! Buruan ngomong, ada perlu apa lu?"

"......"

"No! Nggak! Gue udah keluar dari dunia hitam bernama clubbing. No way! Lu jan menjerumuskan gue lagi!"

"......"

"Gak! Gak! Gak! Perasaan kemaren-kemaren elu deh yang nyuruh gue tobat, kenapa sekarang elu yang ngejerumusin? kampret lu ye!"

"......"

"Hah? Private club? Duh... gimana ya, Je,"

"......"

"Oke! Oke! Sebagai perpisahan gue sama dunia malam. Untuk yang terakhir kali. Tapi elu yang traktir. Malem ini ya? Bhay!" Shania memutus sambungan telfonnya secara sepihak sebelum Jeje protes lebih lanjut.

Mood Shania yang tadinya sendu berubah seketika karena sebuah ajakan clubbing dari Jeje. Sebuah senyuman bahagia terukir jelas di wajah manisnya. "Bodo amat sama larangan Beby, malam ini gue mau senang-senang. Yuhuuu~~"

*****

"LET'S PARTY GUYSS~~" teriakan lantam dari Kinal yang disambut teriakan-teriakan lain membuka acara mereka malam ini. Musik DJ yang mendentum dengan kerasnya memekakkan telinga tidak dihiraukan para kawula muda itu. Mereka seperti kehilangan akal, melakukan apa saja yang mereka sukai malam ini.

Begitu juga Shania yang duduk di salah satu sofa di sudut ruangan ikut mengangguk-anggukkan kepalanya seirama dengan musik sambil menyesap vodkanya.

Suasana disini memang tidak terlalu ramai karena club ini bersifat privat, hanya orang-orang tertentu saja yang boleh menginjakkan kakinya kesini.

"Wats ap, Shan?" sapa Kinal sambil ber-tos ria dengan Shania lalu duduk di samping gadis itu.

"Baik gue mah. Elu sendiri gimana? Udah move on belom dari Naomi?" tanya Shania balik dengan nada meledek.

Love Affair [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang