7

3.5K 290 41
                                    

BRAK

Shania membanting pintu apartemennya kencang. Suasana hatinya tak kunjung membaik sejak insiden tadi di kantor.

Sesaat setelah Beby mengizinkannya keluar dari kamar itu dia langsung melemparkan tatapan tak bersahabat dan mendesis "Tunggu pembalasanku, Beby." Yang hanya dibalas dengan tawa kemenangan Beby membuat telinga Shania makin panas.

*****

"SIALAAAAN. GUE BENCI. BENCI. BENCI...tapi sayang. ARGHHHH." teriak Shania bak orang kesetanan di kamarnya. Dia menedang-nendang apa saja yang ada di kasurnya. Berguling-guling kesana kemari meratapi nasib.

"Seumur-umur gue belum pernah sengebet ini sama orang, kecuali sama si bajingan itu dan sama Beby. Oke oke fine. Gue akuin kalo gue mulai suka sama Beby, eh nggak deng. Sayang mungkin? Ah bodo amat lah apapun itu namanya. Tapi nasib gue kok gini amat ya? Seorang Shania terjerat dalam cinta buta. Tapi namanya urusan hati ya gak bisa dipaksain dong. Hak gue buat sayang sama dia, walau dia gak sayang gue. Hiks...idup kok gini amat. Tapi gue gak boleh nyerah, walau janur kuning sudah melengkung, selama gue masih hidup, gue akan terus berusaha dapetin apa yang gue mau." Monolog Shania menyemangati diri sambil menatap langit-langit kamarnya. Hingga perlahan mata indah itu tertutup menghantarkannya ke alam mimpi.

*****

Pagi ini jauh lebih normal dari kemarin. Setidaknya bagi Beby. Karena hari ini Shania tidak berisik dan tidak mengganggunya sama sekali. Hal itu membuat Beby lega dan bisa berkosentrasi pada pekerjaanya.

Sementara itu Shania yang kebosanan karena lagi-lagi pekerjannya hanya sedikit memutuskan untuk ke pantry kantor mencari makanan atau minuman yang bisa membuatnya sedikit rileks.

"Mar, Mar. Sekertaris baru Bos noh." bisik Maul yang melihat Shania berjalan ke arah pantry.

"Mana njir? Mana?" sahut Mario celingak-celinguk mencari Shania.

"Tadi lewat ke pantry. Samperin kuy." saran Maul yang langsung disetujui Mario.

*****

Sementara Beby yang sedang fokus pada perkerjaannya terganggu karena sebuah ketukan pintu. "Masuk."

Seorang pria emh...pendek masuk dengan senyum merekah yang langsung membuat Beby menarik kedua sudut Bibirnya berlawanan. Elang ternyata.

"Hey, Sayang." sapa lelaki itu sambil mengecup bibir keriting Beby.

"Hey...tumben main kesini, kamu gak sibuk?" tanya Beby mengecup singkat pipi tirus Elang. Mereka mengambil duduk di sofa dengan Beby yang refleks menyandarkan kepalanya ke dada pria itu.

"Gak terlalu sih. Lagi males aja di kantor, ya walaupun sejam lagi aku ada meeting sama pak Nadhif." jawab Elang sambil mengelus rambut Beby.

"Beb...."

"Hm?" gumam Beby mendongak dan tanpa aba-aba Elang langsung menyambar bibir Beby, Beby yang awalnya terkejut pun mulai membalas serangan Elang di bibirnya.

Perlahan ciuman Elang turun ke leher Beby menyisakan satu tanda disana dan yang terjadi selanjutnya silahkan kalian imajinasikan.

*****

Shania tampak lesu dan termenung sendiri menatap kepulan asap dari kopi yang baru saja dibuatnya. Duduk sendiri di pantry memikirkan kisah cintanya yang blangsak.

"Sendiri aja nih, Mbak." suara berat yang diketahui milik Mario itu menyapa Shania diikuti cengiran Maul yang mengekor dibelakangnya.

"Iya." balas Shania sekenannya. Dia benar-benar tidak mood untuk berbasa-basi.

Love Affair [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang