"Udah kan selesai? Barang kamu udah ada di rumah ini, kalo begitu, aku pulang dulu." ucap Beby sambil beranjak dari sofa. Namun Shania langsung menarik tangan Beby. Alhasil Beby kembali duduk di atas sofa dengan wajah cemberut.
"Apalagi sih Shania Junianatha?" tanya Beby geram.
"Cie hafal nama panjang aku. Udah siap nikahin aku, ya?" tanya Shania balik sambil mengerling nakal.
Beby mendengus malas. "Jangan harap."
"Ah jangan harap jangan harap nanti kamu juga yang mohon-mohon ke aku buat menikah sama aku haha." jawab Shania sambil menyandarkan kepalanya di bahu Beby.
"Idih, pede banget. Sampai kapanpun juga aku gak mau menikah sama kamu." ucap Beby sambil mendorong kepala Shania untuk menjauh darinya.
"Dih, serius gak mau menikah sama aku? Aku bisa ngasih lebih dari suami kamu kasih lho." Shania menaik-turunkan alisnya sambil mendekatkan wajahnya ke arah Beby.
"Ngomong apa sih? Dasar cabe-cabean." ucap Beby sambil tertawa kecil.
Shania mengerucutkan bibirnya. "Enak aja. Aku bukan cabe-cabean. Dasar cungkring!"
"Tapi cungkring-cungkring gini kamu cinta. Dasar cabe." jawab Beby acuh lalu beralih pada remote tv untuk mengganti channel yang bagus.
"Ah, kamu tau aja my Beby kalo aku cinta sama kamu. Kamu cinta nggak sama aku?" tanya Shania kembali menyandarkan kepalanya di bahu Beby.
Beby tidak menjawabnya karena ia fokus pada acara yang di tayangkan di televisi. Shania mendengus sebal. Ia menginjak kaki Beby cukup keras yang langsung membuat Beby memekik kesakitan.
"Aduh duh, Shania!! Apa sih? Aku lagi nonton." teriak Beby sambil mengusap kakinya yang kebetulan tidak beralas kaki apa-apa sedangkan Shania masih memakai high heelsnya.
Reflek Shania langsung membungkukan tubuhnya untuk mengusap punggung kaki Beby. "Eh, maafin aku sayang. Aku gak sengaja."
"Udah-udah gak papa." ucap Beby langsung menyilangkan kakinya ke atas sofa.
Shania kembali menegakan tubuhnya lalu menatap wajah Beby lekat-lekat. Bibirnya tertarik secara berlawanan membentuk sebuah senyuman manis. "Aku cinta kamu."
"Tapi aku nggak." jawab Beby cepat.
Shania memukul bahu Beby cukup keras. "Ah kamu mah, gak bisa romantis sedikit gitu sama aku."
"Ck, bodo amat lah ya Shan, aku mau pulang." jawab Beby malas.
"Eh, jangan dong. Kamu disini dulu. Masa aku di tinggal. Rumah sebesar ini sendirian. Serem tau." ucap Shania langsung melingkarkan tangannya di lengan Beby.
"Huft, coba aja dia gak nyimpen foto laknat itu, mungkin udah gue bakar hidup-hidup kali. Argh!" batin Beby frustasi.
"Huft, yaudah lepas tangannya. Gandengan mulu kaya mau nyebrang." ucap Beby sambil mencoba menarik lengannya.
"Nggak. Aku gak mau lepasin kamu. Nanti kamu kabur."
"Sumpah demi apapun orang ini nyebelin banget." batin Beby geram dengan sikap Shania.
Beby malas berdebat, akhirnya ia menghela napasnya pasrah lalu dengan sangat amat terpaksa ia harus menikmati acara tv kesukaannya dengan lengan di peluk erat oleh sekertaris gilanya.
Kruuuuk
Suara gemuruh perut membuat seseorang yang menimbulkan suara itu menyengir. "Hehehe, laper nih."
Beby memutar bola matanya malas. "Yaudah sana beli. Manja."
"Peka sedikit kek Beb, beliin apa gitu. Kamu mah nggak ada sweet-nya sama sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Affair [Completed]
FanfictionKisah cinta yang diawali dari perselingkuhan. Fanfiction hasil kolaborasi. 7 April 2016 - 1 Agustus 2016.