Hentakan high heels menggema memenuhi koridor perusahaan megah itu. Semua mata terpikat menyaksikan eloknya rupa sang hawa yang berjalan dengan anggun melewati mereka semua diikuti dengan senyuman manisnya di pagi ini.
"Gila~"
"Mantap."
"Seksi."
"Hoooot."
Mereka menggelengkan kepala di ikuti decakan kagum memuji kecantikan Shania yang memang tidak terbantahkan lagi.
Sementara Shania tidak terlalu memperdulikan mereka, hal-hal seperti itu sudah biasa di dengarnya. Terlalu biasa.
Dengan kemeja putih ngepas di badan, rok pensil hitam ketat yang sukses membentuk lekukan tubuh semampainya yang sempurna, ditambah high heels dan kacamata yang bertengger indah di hidung mancungnya, serta jangan lupakan make-up tipis natural yang membalut wajahnya. Luar biasa.
TING!
Lift berhenti tepat di lantai 20 tempat Shania menjalankan tugasnya mulai saat ini.
Dengan gaya dan senyuman yang dibuat semenggoda mungkin, Ia melangkahkan kakinya dengan mantap.
'The game is begin, Beby!'
*****
Sementara itu Beby baru saja tiba di kantor dan berjalan masuk ke ruangannya. Seperti biasa hanya menggunakan pakaian casual saja. Para karyawan menyapanya dengan sopan yang hanya di balas dengan senyuman dan anggukan seadanya.
"Dena, apa sekertaris baru saya sudah datang?" Tanya Beby pada resepsionis kantor, Dena.
"Sudah, Bu. Shania baru saja naik ke ruangannya 10 menit yang lalu." Jawab Dena di sertai senyuman pada bos nya.
Beby mengangguk "Oke. Saya ke atas dulu ya."
Setibanya di lantai 20 hanya keheningan yang menyapa Beby. Karena di sini hanya ada ruangannya, dan sekertarisnya, Shania. Ruangan yang cukup luas, plus satu kamar tidur di sudut ruangan. Kamar itu dipakai Beby jika harus lembur apalagi disaat Elang tidak ada dirumah, dia malas pulang.
Shania yang melihat Beby datang pun langsung bersiap menyambut sang Bos baru yang berjalan dengan cool-nya. "Selamat pagi, Bu Beby."
Beby terdiam sejenak memperhatikan penampilan Shania dari bawah ke atas lalu terkekeh pelan.
"Pagi Shania. Saya senang kamu tidak terlambat hari ini. Dan tolong jangan panggil saya 'Bu' kesannya tua sekali."
"Lho? Tapi yang lain manggil 'Ibu' kan saya jadi gak enak. Kesannya gak sopan gitu."
Beby mengernyitkan dahinya 'Perasaan kemaren nih orang galaknya kayak macan betina. Kok sekarang jadi lembut gini? dasar bipolar'
"Ya gak papa. Panggil yang lain aja asal jangan 'Bu' paham kamu?" Ujar Beby diiringi sekelebat senyum pipi bolong yang membuat Shania meleleh ditempat.
"Emmmm kalo panggil 'Sayang' boleh gak?" Tanya Shania dengan polosnya yang membuat Beby terbatuk seketika.
"Eh, kamu gak papa, Sayang?" Tanya Shania berlagak panik sambil memberika segelas air dari atas meja yang langsung disambar Beby hingga sisa setengah gelas.
Beby mengatur napasnya sejenak lalu kembali menguasai dirinya. "Shania. Ini kantor. Tolong jaga bicara kamu, jangan bercanda terus. Jangan aneh-aneh deh. Lagian saya juga sudah menikah. Jangan goda saya, gak akan mempan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Affair [Completed]
FanfictionKisah cinta yang diawali dari perselingkuhan. Fanfiction hasil kolaborasi. 7 April 2016 - 1 Agustus 2016.