4

4.6K 319 47
                                    

Beby POV

Seperti biasa, hal yang menyambutku pagi ini adalah macatnya jalanan Ibukota. Sial. Kupacu si mulus Range Rover Evoque putih milikku saat aku keluar dari kemacetan jalanan terkutuk itu.

Syukurlah aku tidak telat sampai ke kantor karena pagi ini jadwalku untuk bertemu dengan calon sekertaris yang Jaenab janjikan padaku.

Siapa itu Jaenab? Jaenab adalah Nabilah, teman kuliahku dulu dan tetap mejadi sohibku sampai sekarang. Si gesrek pemilik pangkalan bajaj terbesar di Jakarta.

Oh. Perkenalkan, aku Beby Chaesara Anadila. Pemilik perusahaan Anadila grup ini. Perusahaan keluarga yang akhirnya di wariskan kepadaku. Aku adalah anak tunggal di keluargaku. Tidak kekurangan materi dan kasih sayang sejak kecil.

Sempurna. Ya. Hidupku sempurna. Ditambah lagi dengan seorang lelaki yang telah menjadi pendamping hidupku selama setahun belakangan ini, Elang Hartanto. Yes, I'm married.

Elang adalah laki-laki yang baik. Kami berteman baik sejak kanak-kanak. Dan entah bagaimana perlahan getaran-getaran cinta mulai muncul saat kami duduk di bangku Universitas, dan semua ini terjadi. Jika kalian bertanya apakah aku mencintainya? Tentu saja. Siapa yang akan menolak lelaki sempurna sepertinya. Hahaha.

Namun dengan semua yang telah aku raih, ada setitik lubang kecil di hatiku yang terasa hampa. Entahlah aku seperti belum merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya walau semua tampak sempurna.

*****

Author POV

Beby masih terus membulak-balik berkas Shania tanpa rasa bosan. Ya bagaimana lagi, dia tidak ada pekerjaan yang penting hari ini. Niat awalnya hanya ingin melakukan interview, namun apa daya sang calon sekertaris malah merusak semuanya.

"Manis tapi doyan clubbing? Hih. Gue baru tau kalau Tante-tante boleh masuk club. Gak takut encok apa pas dugem di dance floor. HAHAHAHA."

Beby menutup berkas Shania lalu bangkit menuju jendela besar di ruangannya, menatap lurus ke bawah.

Memperhatikan mobil berlalu lalang dan masyarakat yang menjalankan aktifitasnya.

Ia menghela napas lelah, entah mengapa Beby berfirasat sesuatu yang besar akan terjadi pada hidupnya.

*****

"Si kampreeet. Jenong mana deh. Telat mulu datengnya kek datang bulan aja."

"Itu elunya yang penyakitan kalo datang bulan telat."

"Si anjir gue laki woy!"

Di sebuah kafe terlihat dua orang lelaki berpakaian santai tengah menunggu seseorang, alias Beby Jenong. Mereka adalah Mario dan Maul. Yang katanya anak buah bos Beby.

Tak lama mobil Range Rover Evoque putih yang mereka kenali tampak memasuki area parkir kafe itu.

"Noh si Bos dateng." Ujar Maul melihat Beby yang keluar dari mobilnya dengan langkah terburu-buru.

"Waz up broooh." Sapa Beby girang tanpa rasa berdosa sedikitpun lalu duduk di hadapan dua bujang lapuk yang sudah menunggunya hampir satu jam. Bahkan Maul sudah menghabiskan 2 gelas jusnya.

"Bos. Lu kalo bukan Bos gue udah gue pites sampe gosong sumpah." Semprot Mario si jangkung sambil bersedekap dada tanda ngambek.

"Yelah sorry kali Mar. Gue keteteran nih ngatur jadwal sendiri. Berasa duda tanpa istri gue. Sedih." Jawab Beby sambil mengeluarkan berkas-berkas yang akan ia bahas kali ini dengan 2 bujang lapuk di depannya.

Love Affair [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang