Itulah mengapa, aku tidak pernah mengerti suatu hal yang dinamakan cinta. Maksudku—perselisihan, perpisahan. Dan, pada akhirnya semua tidak akan kembali seperti semula.
Kematian Yein sama sekali tidak membuat perselisihan semakin mereda. Namun, berubah menjadi lebih buruk. Taehyung dan Yoongi saling membenci satu sama lain. Seakan-akan tidak ada yang ingin menjadi pelaku, sehingga mereka saling menyalahkan.
Perselisihan terjadi ketika Yein menyatakan perasaannya kepada Yoongi ketika mereka berada di Korea. Kejadian itu sudah empat tahun lamanya. Namun, setiap kenangan buruk, pasti selalu membekas dan hal itu akan selalu teringat terus-menerus, bukan?
Setelah Yein divonis memiliki sebuah penyakit yang sulit untuk disembuhkan, ia berusaha menemui Yoongi dan menyatakan perasaannya. Namun, Yoongi menolaknya setelah mendengar cerita bahwa hidup Yein tidak lama lagi.
Terjadi perselisihan di antara mereka, Yein yang merasa patah hati pun pergi menuju tempat tinggal Taehyung dan menangis. Bagi Yein, sosok seorang Taehyung adalah seorang teman yang bersedia untuk mendengarkan curhatannya.
Yein bertahan selama tiga tahun, sampai akhirnya Yein dan Taehyung masuk ke sekolah yang sama dengan Yoong. Disana, ia bertemu dengan beberapa orang Korea lainnya-Namjoon, Seok Jin, dan Hoseok.
Selama Yoongi tidak berada di Korea, Yein dan Taehyung menjalin sebuah hubungan. Meskipun berita bahwa mereka adalah sepasang kekasih, Yoongi bersikeras untuk membohongi perasaannya selama ini.
Taehyung berperan dengan baik, seakan-akan ia adalah pangeran untuk Yein. Dan, mereka sama-sama membohongi perasaan masing-masing. Bagi Taehyung, yang memenuhi hatinya hanyalah Bae Yoo Bin. Dan, Yein hanyalah sebagian kecil dari hatinya, begitu juga dengan Yein.
Kesehatan Yein semakin buruk ketika ia sudah berada di Jepang. Keluarganya begitu khawatir-tapi, mereka tetap mementingkan perusahaan sialan milik ibunya.
Sampai akhirnya berita kematian Yein membuat Yoongi begitu terpukul. Meskipun ia menyesal, ia tidak mau menunjukkan kesedihan di wajahnya, membuat Taehyung semakin geram karena tingkahnya.
"Dan, sampai saat ini pun, aku tidak pernah memaafkan diriku atas kematiannya," Yoongi menghela napas, mengakhiri ceritanya.
Ya, kukira ia takut menjadi seorang indigo. Sehingga ia berusaha untuk menjadi orang setenang dan sedingin itu.
Namun nyatanya, ia berusaha untuk menutup dirinya. Tak pernah memaafkan dirinya atas kematian itu.
Dan, di sinilah aku, duduk di samping Yein-yang tengah menangis tersedu-sedu.
∫
Pintu kamarku tertutup dengan suara pelan, menampakkan wajah lesu Jinsol yang membuatku sedikit tidak tega. "Oppa-" panggilnya sambil menahan tangis.
Aku tahu, jika ia sudah memanggilku dengan nada seperti itu, ia pasti memiliki masalah-dan, biasanya aku tidak pernah peduli dengan hal itu. Bagiku, ia bukan siapa-siapa.
Tetapi kali ini, ketika Jinsol berlari ke arahku dan memelukku erat, aku membiarkan air matanya membasahi kemeja sekolah yang masih melekat di tubuhku. "Apa yang terjadi?" tanyaku.
Tidak ada jawaban. Hanya isakan tangis yang dapat kudengar.
Sejujurnya, aku tidak pernah merasa bahwa seseorang seperti Jinsol memiliki masalah. Apalagi, ia terlihat sangat ceria. Baik di depan Mama maupun Papa. Meskipun yah-kuakui, bahkan Papa sendiri sangat keras terhadap Jinsol.
Namun, bukankah setiap orang memiliki batasannya masing-masing? Seperti diriku contohnya?
"Papa melarangku untuk bersekolah di Korea lagi-" ia berkata disela-sela tangisannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Freedom
AdventureBaginya, hidup bersama seorang ayah yang sibuk dan ibu serta adik tirinya merupakan sebuah beban. Belum lagi, seorang gadis yang memiliki wajah yang-hampir-serupa dengannya, mengaku-ngaku sebagai dirinya yang lain. Bagi seorang Jeon Jungkook, kebeba...