Chapter 14 : New Victim

229 21 8
                                    

Begitu sampai di bagian barat villa, Shin dan kawan-kawan tak menemukan tanda maupun jejak peninggalan Alis dan Edgar. Lagi-lagi situasi genting membatasi gerakan. Tak ada yang sempat meninggalkan jejak untuk memberi tahu posisi mereka pada yang lain.

Tak ingin kerja lembur, matahari pulang lebih awal, menyisakan semburat jingga di langit yang semakin gelap. Dengan cepat suasana berubah lebih mencekam. Terlebih tak ada satu pun yang berinisiatif untuk kembali ke villa untuk menyalakan lampu jalan.

Tiba-tiba Shin mendengar rintihan seorang wanita. Di tengah rimbun pepohonan, tak tampak pemilik suara yang didengarnya. Saking terkejutnya, Shin susah payah menelan saliva sekaligus pikiran horornya.

"Ken, kau dengar itu?!" Tiba-tiba Kim berlari dan menepuk bahu Ken yang berjalan di depannya, meninggalkan Shin yang masih berusaha menenangkan diri di tengah gelapnya malam.

"Ya, kita harus mencari pemilik suara itu, Kim," ujar Ken yakin. Saat ini setan apapun takkan dapat menakutinya. Ia lebih takut kalau sesuatu yang tak diharapkan terjadi pada adik satu-satunya, Alis.

Sumber suara terdengar semakin dekat. Di balik remang-remang cahaya bulan, pandangan ketiga anggota D'Breakers tertuju pada sebuah pohon besar yang sudah tua.
Dari atas pohon tampak kain putih berkibar-kibar tertiup angin.

"Siapa di sana?!" tanya Ken dengan suara lantang. Tak ada jawaban. Sosok yang diduga perempuan itu hanya mengerang sambil terus menangis. Dengan bantuan sinar bulan yang berhasil menerobos celah-celah dedaunan, tampak rambut panjang tergerai yang juga melambai tertiup angin.

Melihat pemandangan horor di depan mata, Shin, Kim dan Ken terkesiap. Jantung mereka berdetak lebih cepat. Meski awalnya yakin kalau yang di atas pohon itu manusia, dengan pencahayaan yang minim seperti itu membuat halusinasi mereka terasa lebih kuat.

Tak ingin kehilangan kontrol atas dirinya, Ken segera mengeluarkan senter darurat dari saku jaketnya. Diarahkannya cahaya senter pada sosok putih berambut panjang di atas pohon itu. Sementara tangan satunya ia gunakan untuk mencengkeram baju Kim dan Shin agar tidak kabur.

"Olivia??!"

Sosok yang mereka duga adalah Olivia, tampak mengenaskan. Mulutnya dibekap dengan kain agar tak bisa bicara. Tubuh, tangan, dan kakinya diikat sedemikian rupa agar tetap menempel di pohon.

Sontak Kim dan Shin saling bahu-membahu berusaha menurunkan Olivia. Sedangkan Ken membantu memberi pencahayaan dari bawah.

Setelah berhasil menurunkan Olivia yang sudah berlumuran darah di beberapa bagian non-vital-nya, Shin dan kawan-kawan membawanya ke dalam villa. Dari saku jaket Olivia, ditemukan sebuah recorder dan setangkai mawar hitam. Kim segera menyerahkan alat perekam yang ditemukannya itu pada Shin, sementara dia meminta Ken untuk membantu menekan lokasi perdarahan di tubuh Olivia.

Hihihi ... Selamat malam, penikmat mawar. Perkenalkan, aku Mr. Nice Guy. Orang yang selama ini kalian cari. Ada apa?! Mau minta tanda tangan?? Hahaha ...
Oya, aku sedang bersama seorang gadis dan pria menyebalkan di sini. Jangan khawatir, aku belum membunuh mereka. Hanya saja mungkin jika mendadak aku merasa bosan, jeritan mereka berdua bisa menjadi musik yang menyenangkan. Hahaha ... .
Coba dengar ini ...

Tubuh Ken serasa membeku ketika mendengar erangan dan jeritan Alis. Selain itu ada jeritan seorang pemuda, tapi tak ada yang yakin suara siapa. Apakah itu suara Edgar atau Samuel. Yah, setidaknya tinggal kedua pria itu yang belum mereka temukan keberadaannya.

Bagaimana?! Sudah puas??
Kalau kalian tak ingin mereka mati, maka temukan harta itu sebelum fajar!!
Oya, gadis pembual yang kalian selamatkan ini sebagai bukti bahwa aku tak segan-segan membunuh seorang wanita sekalipun. Hahaha !!

D'Breakers "Misteri Villa Raja"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang