Chapter 16 : Asandi Anaz

245 21 4
                                    

Kurang dari dua setengah jam lagi kode-kode yang mereka temukan belum juga terpecahkan. Shin, Kim, dan Ken semakin keras berpikir. Sesekali mereka menggaruk pelipis mereka atau bahkan menyeka keringat yang hampir menetes.

"Kode ini benar-benar memusingkan." Kim mengurut pelipisnya dengan ujung jari telunjuk dan jari tengah. Menekan-nekan sarafnya dengan gerakan ke atas ke bawah.

"Shin, bagaimana menurutmu?" Ken memandang Shin penuh harap. Biasanya soal kode, ketua timnya inilah yang paling jago.

"Menurutku kode ini bukan kode biasa. Tapi kalau dilihat dari hubungan Pak Ben dengan anak-anaknya, seharusnya kode ini bukan kode yang sulit dipecahkan. Namun juga tak mudah diterka sih ... "

"Apa mungkin si pembuat kode meninggalkan petunjuk lain di villa ini?" celetuk Edgar.

"Mungkin saja, tapi kita tak ada waktu untuk mencarinya. Sepertinya aku pernah menemukan kode serupa. Tapi aku belum bisa mengingatnya. Huft." Shin terus mencoret-coret kertas untuk mencari pemecahan kode.

Dalam hati Shin bertanya-tanya, di mana dia pernah melihatnya. Sepertinya ada kata-kata yang tak asing di dalamnya. Kemudian, Mr. Nice Guy. Siapa dia? Apa benar identitas sebenarnya adalah Bi Inah?
Ah jangan-jangan, dia sebenarnya adalah ... Hmm ... aku yakin orang itu.

"Ah, apa mungkin nama pembuat kode ini adalah petunjuknya? Kalau kita perhatikan kode satu dan kode dua, hanya kode satu saja yang diberi nama pembuatnya. Bukankah ini aneh? Selain itu pola kedua kode ini berbeda. Bisa jadi kode kedua mengacu pada kode satu." Ken menyampaikan analisisnya. Diperhatikannya dengan saksama kedua kertas berisi kode berbeda.

"Sial! Andai Alis di sini. Biasanya dia yang sering berlatih dan mencari referensi kode di internet, kan?! Munkin saja dia tahu." Kim meninju telapak tangannya sendiri.

Mendengar ucapan Kim, Shin merasakan sesuatu. Intuisinya bekerja lebih baik.

Alis, kode dan internet?! Itu dia!! Kode ini memiliki hubungan dengan kode-kode yang Alis temukan di internet. Baiklah, soal kode ini sudah selesai. Tinggal bagaimana caranya menjebak pelaku agar keluar dari tempat persembunyiannya. Maka kasus akan ditutup.

"Shin?? Woi, Shin!!" Kim melambai-lambaikan telapak tangannya di depan wajah Shin.

"Ah, ya?! Kenapa kau berteriak di depan mukaku, Kim?!" Shin sudah kembali dari lamunannya. Ia harus lebih waspada sekarang. Ia ingin memberitahu teman-temannya, tapi apa sekiranya yang dapat ia lakukan tanpa mengundang kecurigaan?

"Kenapa kau malah melamun, huh?! Dasar ketua payah!!" sembur Kim berapi-api.

"Maaf, maaf ... tadi aku sedang memikirkan cara pemecahan kodenya. Benar-benar sulit ternyata. Hahaha ... " Shin tertawa garing. Sementara Ken sesekali melirik jam tangannya.

"Meski sulit, kita tetap tak boleh menyerah!" Ken akhirnya ikut bicara. Nyawa adiknya dipertaruhkan di sana.

"Ya, itu benar!! Kita harus segera menemukan hartanya sebelum fajar." Edgar mengingatkan akan keterbatasan waktu yang mereka hadapi.

"Disamping itu, kurasa aku tahu siapa Mr. Nice Guy sebenarnya," ujar Shin sembari menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

"Loh, bukankah kita semua juga sudah tahu kalau dia adalah Bi Inah?!" Kim tampak terkejut dengan pernyataan Shin barusan.

"Uhm ... bagaimana mengatakannya ya, aku menduga ada Mr. Nice Guy yang lain, selain Bi Inah. Sebenarnya ini baru dugaanku saja sih ... karenanya aku ingin memastikan apakah dugaanku ini tepat atau tidak. Lalu, jika kita bisa memecahkan kode itu, apa benar si pelaku akan melepaskan Alis begitu saja?!" jelas Shin panjang lebar. Ia bingung menyampaikan intinya, jadi ia bicara sekenanya. Berharap kawan-kawannya mengerti apa yang ia bicarakan.

D'Breakers "Misteri Villa Raja"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang